
Bola.net - - Oleh: Dendi Gandakusumah

Apa kata Ir Soeratin dengan kondisi organisasi yang didirikannya ini
Pernahkah Anda menonton film ? Apabila pernah, tentulah Anda ingat dengan . Putri rupawan dari kerajaan Sparta ini menjadi pusat cerita dari film tersebut. Karena kecantikannya itu, Helen, yang diperankan oleh aktris rupawan Diane Kruger, menjadi penyebab perang antara dan .
Kecantikan Helen membuat putra mahkota Troya, Paris, jatuh cinta padanya. Padahal, saat itu, Helen merupakan istri , raja , sebuah wilayah di Sparta. Menelaus juga merupakan adik , seorang raja diraja semenanjung Sparta, yang membawahi dan menaklukkan kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya.
Singkat cerita, 'kisah cinta terlarang' antara Paris dan Helen tidak hanya dianggap sebuah pelanggaran norma belaka. Kelakuan mereka dianggap sebagai penghinaan secara politik terhadap Sparta. Ujung-ujungnya hanya satu, perang. Bukan hanya demi membela harga diri suami yang istrinya direbut, bagi Agamemnon, perang ini memiliki tujuan lain. Dalih untuk mencaplok Kerajaan Troya.

Helen seperti PSSI yang selalu diperebutkan
Kondisi PSSI saat ini, bisa dibilang sama sekali tidak cantik, semrawut dan serba kikuk. Itulah kesan yang selalu kita dapat dari otoritas tertinggi sepak bola Indonesia tersebut. Belum lagi paceklik prestasi yang melanda organisasi tersebut, lengkaplah sudah.
Namun, bagi pihak-pihak tertentu, PSSI tetaplah memiliki daya tarik. Organisasi yang didirikan oleh Ir. Soeratin Sosrosoegondo, 19 April 1930 ini tampak seksi. Keseksian PSSI tidak semata terletak pada prestasinya, namun lebih karena sepak bola dianggap sebagai olahraga sejuta umat. Karena itulah, banyak yang beranggapan bahwa sepak bola bisa dijadikan sebuah cara singkat dan mudah untuk menuju tampuk kekuasaan politis. Sebab itu jugalah, sepak bola dan PSSI kerap menjadi obyek perebutan sejumlah pihak.
Sejarah telah mencatat, banyak politisi yang menumpang kecintaan rakyat pada olahraga ini demi menggapai ambisi pribadi mereka, terutama di level klub. Sebut saja misalnya Gubernur Jakarta Fauzi Bowo yang mencoba meraih simpati , sembari memasang logo dada 'Forum Bersama Jakarta' di kostum kebesaran Persija Jakarta.
Tak hanya bagi Foke – sapaan akrab Fauzi Bowo- fanatisme The Jak juga menarik bagi Alex Noerdin. Bahkan, Alex Noerdin –Gubernur Sumatera Selatan, yang mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI- juga menebar janji akan membangun stadion khusus bagi Persija.
Di Malang, menjelang Pilkada 2013 mendatang, meningkatnya suhu politik juga sempat menjalar ke Stadion Gajayana. Konflik dualisme pengelolaan Arema Indonesia IPL antara Ancora dan Wali Kota Malang Peni Suparto, beberapa waktu lalu susah untuk tidak dikaitkan dengan bakal majunya Heri Pudji, istri Peni, dalam Pilkada tersebut.
Di level PSSI, politisasi bukan baru nampak akhir-akhir ini saja. Era kepemimpinan , bisa dikatakan sebagai awal mula politik masuk ke tubuh otoritas tertinggi sepak bola Indonesia itu. Perwira berpangkat brigadir jenderal ini memperkenalkan 'Sepak bola Pancasila' dan juara bersama, dua hal yang tidak pernah dikenal sebelumnya. Sejak saat itulah, olahraga si kulit bundar nyaris tidak pernah lepas dari cengkeraman para politikus.
Politisasi paling 'telanjang', terjadi di penghujung era kepemimpinan Nurdin Halid. Di Piala AFF lalu, para penggawa Timnas digiring untuk makan siang di rumah Ketua Partai Golkar, Aburizal Bakrie. Selain itu, Nurdin juga secara terang-terangan bahwa dia adalah 'anak buah' Ical, sapaan karib Aburizal. Karena itulah, ketika Ical bersabda agar PSSI menurunkan harga tiket gelaran final Piala AFF lalu, Nurdin yang biasanya keras kepala itu, patuh.
Setelah rezim Nurdin Halid tumbang, dan Djohar Arifin menggantikannya, asa sepak bola kita bersih dari politik mulai bermekaran. Terlebih lagi, penggunaan dana APBD untuk membiayai klub sepak bola profesional, yang selama ini menjadi salah satu pintu masuk utama politikus ke lapangan hijau, dilarang.
Sayang, asa ini akhirnya kembali layu. 23 April 2012 lalu, PSSI secara resmi menunjuk Ramadhan Pohan, salah seorang petinggi Partai Demokrat, sebagai Manajer Timnas Indonesia. Ramadhan, yang juga mantan wartawan salah satu koran terbesar Indonesia ini, menggantikan Ferry Kodrat, yang menempati posisi baru sebagai Direktur Operasional Timnas.
Banyak kabar tidak sedap yang mengiringi penunjukan Ramadhan Pohan, yang sebelumnya sempat dikabarkan bakal menjadi Manajer Timnas U-23. Salah satunya adalah kabar bahwa Partai Demokrat akan menumpang popularitas PSSI (baca: sepak bola) sebagai kendaraan meraup suara di Pemilu 2014 mendatang.
Isu lain menyebutkan bahwa Ramadhan merupakan titipan dari Menpora, Andi Mallarangeng. Dengan bergabungnya Ramadhan, dikabarkan dana untuk PSSI, yang masih di-hold dengan alasan masih terjadi dualisme di PSSI akan segera cair. Bahkan, menurut kabar ini pula, apabila Ramadhan tidak diangkat sebagai manajer, PSSI tidak akan mendapatkan dana dari Menpora.
Padahal, saat ini kondisi PSSI megap-megap tanpa kucuran dana. Janji sejumlah BUMN untuk mengucurkan dana untuk membantu PSSI tak jua menjadi kenyataan. Dari Rp. 150 miliar yang dijanjikan, hanya Rp. 15 miliar saja yang direalisasikan.
Bisa jadi, tengara bahwa masuknya Ramadhan ke manajemen Timnas terkait pendanaan memang benar. Sesaat setelah namanya dsebut secara resmi sebagai manajer Timnas, Ramadhan langsung menyatakan rasa yakinnya bahwa masalah pendanaan PSSI akan segera beres. "Segala sektor yang akan membantu mendatangkan pembiayaan bagi Timnas, akan kami usahakan," ujarnya.
Ramadhan sendiri bukannya tidak tahu sama sekali dengan penolakan atas dirinya untuk menduduki jabatan manajer timnas. Paling tidak, banyak kekesalan dan pertanyaan yang mampir ke akun Twitter @ramadhanpohan1 miliknya. Namun, dengan sabar, anggota Komisi II DPR RI itu menjawab pertanyaan dan kecaman itu. "It’s okay, Mas. Kritik, kecaman ke saya karena mereka juga cinta Timnas. Itu yang penting," kicau Ramadhan. "Doain Timnas, Mas. Soal saya, gak penting-penting amat lah," kicaunya kemudian.
Saat ini, baik kecurigaan pada Ramadhan maupun janjinya untuk membantu Timnas sama-sama masih belum terbukti. Masih terlalu prematur untuk menuntutnya mundur maupun memberi dukungan penuh baginya. Yang jelas, kita harus memberikan waktu pada Ramadhan untuk membuktikan janji-janjinya, sekaligus bagi kita untuk membuktikan kecurigaan kita.
Yang lebih penting untuk diingat, tugas manajer timnas sekarang bukan hanya seremonial atau pelengkap saja. Seperti yang ditegaskan Direktur Operasional Timnas, Ferry Kodrat, "Tugas manajer bukan hanya duduk-duduk atau shopping-shopping aja. Dia harus mengikuti perkembangan tim dari detik ke detik. Selain itu, dia harus mampu memenuhi kebutuhan tim."
Politik dan sepak bola seperti tak bisa dipisahkan, semoga saja semua hal buruk yang akan mengiringi tak terjadi, atau setidaknya terjadi namun bakal semakin membuat sepak bola kita semakin kuat, Timnas Garuda akan kembali mengepakkan sayapnya, Maju Terus Sepak Bola Indonesia!
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Liga Spanyol 20 Desember 2025 00:02 -
Liga Spanyol 19 Desember 2025 23:38 -
Olahraga Lain-Lain 19 Desember 2025 23:30 -
Liga Spanyol 19 Desember 2025 23:23 -
News 19 Desember 2025 23:22 -
News 19 Desember 2025 23:19
MOST VIEWED
- 5 Pemain yang Bisa Dibidik Liverpool di Januari Jika Mohamed Salah Pindah ke Liga Arab Saudi
- 8 Calon Pelabuhan Baru Mohamed Salah jika Tinggalkan Liverpool
- 5 Pemain Premier League yang Bisa Diuntungkan dari Piala Afrika 2025
- 3 Pemain Terbaik Dunia Versi Luka Modric: Lamine Yamal Masuk, Kylian Mbappe Tak Ada
HIGHLIGHT
- 5 Calon Pengganti Mohamed Salah di Liverpool jika ...
- Dari Salah hingga Neymar, 8 Pemain Top yang Anjlok...
- Jika Arne Slot Lengser, Ini 11 Pelatih Nganggur ya...
- Jika Diambil Alih Arab Saudi, Inilah Prediksi Star...
- 5 Calon Pengganti Mohamed Salah yang Wajib Diperti...
- 6 Opsi Klub Baru Marcus Rashford jika Tak Diperman...
- 5 Pemain yang Memberikan Dampak Tak Terduga di Ser...











:strip_icc()/kly-media-production/medias/5450766/original/087801700_1766164268-WhatsApp_Image_2025-12-19_at_23.01.38.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5450747/original/013805400_1766159599-Penyerangan_Taipei_Taiwan.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5450742/original/061424700_1766158766-WhatsApp_Image_2025-12-19_at_06.24.44.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5450740/original/070062400_1766158047-IMG_20251219_204248_369.jpg)
:strip_icc():watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,573,20,0)/kly-media-production/medias/5450609/original/062624800_1766150468-20251219BL_Final_Voli_SEA_Games_2025-3.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3328495/original/048029100_1608392252-Foto_Istimewa.jpg)

