
"Ada pemahaman yang salah kaprah dari pemerintah terkait reformasi tata kelola sepakbola nasional," ujar Koordinator SOS, Akmal Marhali, pada .
"Proses akuisisi Persiram Raja Ampat menjadi PS TNI dan Surabaya United jadi Bhayangkara Surabaya United, yang tak transparan dan akuntabel awal dari kesalahkaprahan tentang reformasi tata kelola," sambungnya.
Menurut Akmal, negara tak sadar bahwa masuknya TNI dan Polri ke Indonesia Soccer Championship (ISC) hanya merupakan alat bargaining agar PT GTS, yang notabene jelmaan PT Liga, bisa jadi operator.
"Akhirnya, negara -atau dalam hal ini TNI dan Polri- tersandera," tuturnya.
Lebih lanjut, SOS menilai, ketimbang menjadi bagian dari permasalahan, yang berupaya dibenahi pemerintah, polisi lebih baik fokus menghentikan bandar-bandar judi yang masuk ke sepakbola Indonesia.
"Mereka harus memproses oknum-oknum yang terlibat match fixing, match acting dan match setting yang menghantui sepakbola indonesia," tuturnya.
"Sementara, TNI kembali ke barak saja," ia menandaskan. [initial]
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 23 Desember 2024 13:29
-
Tim Nasional 29 November 2024 10:56
Akmal Marhali: Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Adalah Tim Hijau Daun
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 04:25
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 04:22
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 04:19
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 04:12
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 04:05
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 04:05
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...