De Ligt Bicara Terus Terang: Tantangan, Taktik Baru, dan Harapan Tersembunyi Manchester United

De Ligt Bicara Terus Terang: Tantangan, Taktik Baru, dan Harapan Tersembunyi Manchester United
Matthijs de Ligt beraksi dalam laga Liga Europa antara Manchester United vs Glasgow Rangers, Jumat (24/1/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Dave Thompson

Bola.net - Matthijs de Ligt mengakui bahwa absen dari kompetisi Eropa akan menjadi pengalaman baru dalam karier profesionalnya. Bek asal Belanda ini selalu terbiasa bermain di turnamen elit, mulai dari masa di Ajax hingga saat ini bersama Manchester United.

Meski demikian, De Ligt berusaha melihat sisi positif dari situasi ini. Ia berpendapat bahwa waktu luang di tengah pekan tanpa pertandingan dapat dimanfaatkan oleh pelatih Ruben Amorim untuk membangun tim yang lebih solid.

Di tengah kritik dan masa transisi yang sedang berjalan, De Ligt menekankan pentingnya merekonstruksi fondasi tim. Ia yakin Amorim sedang mempersiapkan sesuatu yang signifikan untuk musim mendatang.

1 dari 5 halaman

Belajar dari Pengalaman Lalu dan Meraih Kesempatan Baru

Belajar dari Pengalaman Lalu dan Meraih Kesempatan Baru

Matthijs de Ligt merayakan kemenangan usai laga Manchester United vs Real Sociedad di Liga Europa, Jumat (14/3/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Dave Thompson

De Ligt pernah mengalami situasi serupa ketika Ajax tersingkir dari kualifikasi Eropa setelah mencapai final Liga Europa pada tahun 2017. Namun, setahun kemudian, Ajax berhasil melaju hingga semifinal Liga Champions.

Pengalaman tersebut menjadi dasar baginya untuk tetap berpikir positif di tengah masa sulit. “Itu adalah pertanda baik,” tutur De Ligt, mengingat kembali pencapaian Ajax kala itu.

Menurutnya, musim yang tidak terlalu padat jadwal dapat memberikan ruang lebih luas bagi Amorim untuk membentuk identitas permainan tim. Ia percaya bahwa tambahan waktu latihan akan menjadi kekuatan krusial di musim depan.

2 dari 5 halaman

Amorim dan Proyek Pembentukan Budaya Baru

De Ligt menunjukkan rasa hormat yang tinggi terhadap Ruben Amorim, menggambarkan pelatih asal Portugal itu sebagai sosok yang sangat terbuka dan komunikatif dengan para pemain.

De Ligt menyatakan bahwa Amorim berambisi membangun tim yang kuat dan berjuang bersama. “Mungkin dahulu United memiliki banyak pemain bintang, tetapi bukan sebuah tim. Sekarang, fokusnya adalah membangun tim sejati,” jelasnya.

Salah satu aspek yang dikagumi De Ligt adalah pendekatan lugas Amorim di hadapan publik dan media. Ia menyukai gaya bicara pelatih yang terbuka dan terus terang tersebut, yang menurutnya lebih jujur dan realistis.

3 dari 5 halaman

Fokus Amorim Melampaui Sekadar Pemain

Fokus Amorim Melampaui Sekadar Pemain

Manajer Manchester United Ruben Amorim. (c) AP Photo/Dave Thompson

De Ligt mengungkapkan bahwa Amorim tidak hanya mempertimbangkan kualitas teknis pemain. Menurutnya, sang pelatih juga memperhatikan budaya klub, cara kerja internal, dan aspek non-teknis lainnya yang dapat mempengaruhi performa tim.

Amorim diyakini sedang melakukan perbaikan menyeluruh sebelum melakukan pembelian pemain. Ia ingin memastikan bahwa Manchester United memiliki fondasi yang kokoh sebelum menambah amunisi.

“Dia sangat teliti. Bukan hanya tentang siapa yang akan dibeli, tetapi juga bagaimana klub ini berfungsi. Saya yakin hasilnya akan mulai terlihat musim depan,” kata De Ligt.

4 dari 5 halaman

Tekanan di MU Lebih Besar, Namun Potensi juga Lebih Tinggi

Sebagai mantan pemain Ajax, De Ligt terbiasa menghadapi tekanan dari para penggemar. Namun, ia merasakan tekanan di Manchester United jauh lebih besar karena ekspektasi musim ini tidak terpenuhi.

Menurutnya, ketika performa mengecewakan, tekanan mental menjadi lebih berat karena tidak ada kegembiraan yang dapat dinikmati di lapangan.

Namun, ia juga yakin bahwa situasi dapat berbalik dengan cepat. “Seperti di Liga Europa, emosi itu bisa berubah drastis saat tim dan penggemar menyatu. Itu bisa menjadi pengalaman luar biasa,” ujarnya penuh harap.

5 dari 5 halaman

Adaptasi Taktik dan Peran Baru di Bawah Amorim

Adaptasi Taktik dan Peran Baru di Bawah Amorim

Pelatih Manchester United, Ruben Amorim. (c) AP Photo/Bernat Armangue

De Ligt menyadari adanya perbedaan sistem permainan antara Erik ten Hag dan Ruben Amorim. Namun baginya, perbedaan tersebut masih dalam batas yang wajar dan dapat diadaptasi.

Ia menyebutkan bahwa banyak tim besar saat ini bersifat fleksibel dalam menerapkan formasi tiga bek saat fase build-up. Peran individu dalam sistem tersebut lebih penting daripada sekadar skema yang statis.

De Ligt sendiri sudah terbiasa bermain sebagai bek kanan dalam formasi tiga bek atau sebagai bek tengah. “Posisinya berbeda, tapi tidak ekstrem. Masih bisa saya jalani,” tuturnya.