Noni Madueke: Arsenal Temukan Berlian, Chelsea Kehilangan Aset Berharga?

Noni Madueke: Arsenal Temukan Berlian, Chelsea Kehilangan Aset Berharga?
Noni Madueke (kiri) dan Eberechi Eze dari Arsenal merayakan gol dalam laga Premier League antara Arsenal dan Nottingham Forest di London, 13 September 2025 (c) AP Photo/Kin Cheung

Bola.net - Nama Noni Madueke tengah mencuri perhatian setelah tampil gemilang bersama Arsenal. Winger berusia 23 tahun itu terlihat jauh lebih berkembang dibandingkan saat masih berseragam Chelsea.

Kepindahannya ke Emirates Stadium menelan biaya 52 juta pounds pada musim panas lalu. Keputusan itu langsung memicu spekulasi bahwa The Blues bisa saja menyesali langkah tersebut.

Di bawah asuhan Mikel Arteta, Madueke tampil lebih matang dan konsisten. Ia mampu memanfaatkan absennya Bukayo Saka untuk menjadi pilihan utama di sisi kanan serangan.

Bahkan kontribusinya kini mendapat apresiasi dari timnas Inggris. Pertanyaannya, apakah Chelsea terlalu terburu-buru melepas Madueke?

1 dari 5 halaman

Madueke Tunjukkan Kualitas di Emirates

Madueke Tunjukkan Kualitas di Emirates

Aksi winger Noni Madueke saat membela Timnas Inggris di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup K melawan Serbia. (c) AP Photo/Darko Vojinovic

Ketika transfernya hampir rampung, tidak sedikit fans Arsenal yang sempat meragukan Madueke. Tagar "No to Madueke" sempat trending sebagai bentuk ketidaksetujuan sebagian suporter.

Namun, Arteta tetap percaya pada kemampuannya, bahkan mendahulukannya ketimbang opsi lain seperti Eberechi Eze. Kepercayaan itu terbukti saat Saka mengalami cedera hamstring.

Hanya dalam empat pertandingan awal Premier League, Madueke langsung tampil produktif. Ia menempati posisi ketiga dalam catatan peluang tercipta per 90 menit dengan angka 2,76 dan berada di peringkat keempat dalam persentase dribel sukses, yaitu 58,3 persen.

Laga melawan Nottingham Forest jadi buktinya, di mana ia mendominasi statistik. Madueke mencatat peluang terbanyak, umpan silang terbanyak, dribel terbanyak, hingga duel terbanyak dimenangkan.

Pertandingan Selanjutnya
UEFA Champions League UEFA Champions League | 16 September 2025
Athletic Club Athletic Club
23:45 WIB
Arsenal Arsenal
UEFA Champions League UEFA Champions League | 18 September 2025
Bayern Munchen Bayern Munchen
02:00 WIB
Chelsea Chelsea
2 dari 5 halaman

Pujian dan Perubahan Gaya Main

Pujian dan Perubahan Gaya Main

Noni Madueke (Inggris) menguasai bola dalam laga kualifikasi Piala Dunia Grup K di Villa Park stadium, Birmingham, 6 September 2025 (c) AP Photo/Dave Shopland

Legenda Premier League Gary Neville ikut menyoroti kebangkitan Madueke. Ia menyebut penampilan sang winger melebihi ekspektasi banyak orang.

Neville bahkan berani membandingkannya dengan Arjen Robben. Menurutnya, gerakan khas Madueke sangat berkelas dan sulit dihentikan.

Di bawah Arteta, gaya mainnya terlihat lebih matang. Ia tidak lagi egois, lebih sering bekerja sama dengan rekan setim, termasuk memberi ruang bagi bek sayap untuk overlap.

Perubahan ini membuatnya semakin berbahaya di sektor kanan. Arsenal hanya tinggal menunggu kontribusi gol dan assist untuk melengkapi performanya.

3 dari 5 halaman

Chelsea Masih Cari Pengganti

Chelsea Masih Cari Pengganti

Chelsea resmi umumkan perekrutan Alejandro Garnacho dari Man United, Minggu (31/08/2025). (c) Dok. Chelseafc.com

Kepergian Madueke coba ditutupi Chelsea dengan belanja besar. Mereka mendatangkan Jamie Gittens, Estevao, dan Alejandro Garnacho dengan total biaya 120 juta pounds.

Sayangnya, hasilnya belum sesuai harapan. Gittens tampil di bawah ekspektasi, bahkan ditarik keluar lebih cepat saat melawan Brentford.

Garnacho menunjukkan potensi, tetapi masih sering membuat kesalahan elementer. Sementara Estevao sempat bersinar, namun terganggu masalah kesehatan.

Kondisi ini membuat persaingan lini depan Chelsea semakin ketat. Jika gagal konsisten, ketiga pemain itu bisa kehilangan tempat di tim utama.

4 dari 5 halaman

Adaptasi Jadi Faktor Penting

Madueke sudah melalui fase adaptasi sejak kembali dari Belanda. Kini ia tampak jauh lebih siap menghadapi kerasnya Premier League.

Sebaliknya, Gittens masih mencoba menyesuaikan diri dengan intensitas sepak bola Inggris. Kecepatan yang jadi andalannya di Bundesliga tidak mudah diterapkan di liga ini.

Hal itu menjadi pembeda utama antara keduanya. Madueke memetik hasil kerja kerasnya, sementara Gittens baru memulai proses panjang adaptasi.

Chelsea tentu harus memberi waktu bagi para pemain mudanya. Namun, dengan skuad yang sangat dalam, kesempatan itu bisa semakin terbatas.