Siapa Bek Terpenting Arsenal: William Saliba atau Gabriel Magalhaes?

Siapa Bek Terpenting Arsenal: William Saliba atau Gabriel Magalhaes?
William Saliba merayakan gol pembuka Arsenal ke gawang Brighton dalam duel lanjutan Premier League, 27 Desember 2025 (c) AP Photo/Kirsty Wigglesworth

Bola.net - Perdebatan soal siapa bek tengah paling penting di Arsenal kembali menguat musim ini. Cedera yang silih berganti menimpa William Saliba dan Gabriel Magalhaes membuat dampak masing-masing semakin terasa.

Dalam beberapa bulan terakhir, sorotan lebih sering mengarah ke Gabriel. Namun, dinamika ini juga membuka kembali diskusi lama tentang peran Saliba yang kerap luput dari perhatian.

Analisis statistik dan konteks permainan menunjukkan perbedaan mendasar antara keduanya. Bukan sekadar siapa yang lebih menonjol, tetapi siapa yang paling menentukan stabilitas Arsenal secara keseluruhan.

1 dari 2 halaman

Kontrol Permainan dan Peran William Saliba

Gaya bermain Saliba dikenal tenang dan nyaris tak mencolok, namun justru menjadi fondasi kontrol Arsenal. Per 90 menit, ia mencoba sekitar 70 umpan dengan akurasi di atas 93 persen, lebih tinggi dibandingkan Gabriel.

Saliba juga unggul dalam jumlah progressive pass dan sentuhan bola per laga. Kontribusi ini memungkinkan Arsenal menjaga tekanan di area lawan, alih-alih bertahan terlalu dalam.

Pendekatan tersebut bukan sekadar soal ketenangan individu, melainkan struktur permainan tim. Antisipasi dan pengambilan posisi Saliba sering mematikan ancaman sebelum berkembang.

Saliba bahkan pernah disebut oleh L’Equipe sebagai “Kylian Mbappe dari kalangan bek”, label yang muncul dari ketenangan dan elegansinya sejak usia muda.

2 dari 2 halaman

Agresivitas Gabriel dan Dampak Ketidakhadiran Keduanya

Sebaliknya, dampak Gabriel terasa lewat konfrontasi langsung dan dominasi fisik. Data menunjukkan ia mencatat lebih banyak blok, sapuan, dan duel udara per 90 menit, menjadikannya pelindung utama kotak penalti Arsenal.

Perannya juga krusial dalam situasi bola mati, baik saat bertahan maupun menyerang. Ketika Gabriel absen, persentase kemenangan Arsenal turun dari 64,3 persen menjadi 40 persen, disertai penurunan jumlah clean sheet.

Namun, absennya Saliba dinilai lebih merusak secara keseluruhan. Saat ia tidak bermain, Arsenal kalah sekitar 45,5 persen dari pertandingan, dengan peningkatan signifikan jumlah gol kebobolan dan penurunan poin per laga.