Bahan Bakar Utama Bologna dalam Perjalanannya ke Final Coppa Italia

Bahan Bakar Utama Bologna dalam Perjalanannya ke Final Coppa Italia
Selebrasi Giovanni Fabbian dan Lorenzo De Silvestri di laga Bologna vs Empoli, Coppa Italia 2024/2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Bola.net - Setelah penantian lebih dari setengah abad, Bologna akhirnya kembali ke final Coppa Italia. Mereka akan menghadapi AC Milan di Stadio Olimpico, Kamis dini hari, 15 Mei 2025, pukul 02.00 WIB.

Pelatih Vincenzo Italiano menggarisbawahi antusiasme sebagai bahan bakar utama timnya. “Kami mengalaminya dengan antusiasme tinggi karena itulah yang menemani perjalanan kami di ajang ini,” ujarnya dalam konferensi pers jelang laga, seperti dikutip SempreMilan. Dia menekankan dukungan suporter dan atmosfer magis di laga semifinal sebagai sumber kekuatan tim.

Final ini menjadi penanda penting, tidak hanya bagi klub, tapi juga bagi publik Bologna. “Setelah 51 tahun, Bologna kembali memainkan laga sepenting ini. Kita akan berusaha selangkah lebih dekat ke sejarah, melawan tim besar, tapi kami ingin memainkan peluang kami,” tambah Italiano.

1 dari 3 halaman

Belajar dari Kekalahan, Siap Membalikkan Takdir

Belajar dari Kekalahan, Siap Membalikkan Takdir

Selebrasi Santiago Gimenez (tengah) di laga AC Milan vs Bologna pada pekan 36 Serie A 2024/25 (c) Spada/LaPresse via AP

Pertemuan terakhir kedua tim di Serie A jadi pemanasan yang pahit bagi Bologna. Meski sempat unggul, mereka akhirnya kalah 1-3 dari Milan di San Siro. Italiano mengakui: “Kami hanya kehilangan fokus selama lima belas menit.”

Namun, dia percaya kekalahan itu menjadi pelajaran berharga. “Kami akan memulai dari nol. Kami dan Milan akan menurunkan beberapa pemain berbeda. Kami harus bermain bebas, dengan kebahagiaan, tanpa penyesalan,” katanya. Dia berharap anak-anak asuhnya bisa tampil lepas di panggung besar ini.

Meski Milan memiliki pengalaman lebih dalam final, Italiano menegaskan Bologna takkan menyerah. “Mereka sudah terbiasa, kami sedikit kurang. Namun, setiap pertandingan dimulai dari nol,” ujarnya yakin.

2 dari 3 halaman

Pengalaman Pahit Italiano di Final

Pengalaman Pahit Italiano di Final

Vincenzo Italiano saat melatih Bologna pada musim 2024/2025. (c) Michele Nucci/LaPresse via AP

Vincenzo Italiano tahu betul bagaimana rasanya kalah di final. Bersama Fiorentina, dia dua kali gagal meraih trofi dalam satu musim—di Coppa Italia dan Conference League. Namun, dia menolak menganggapnya sebagai beban.

“Ini adalah final ketujuh saya dan hanya bisa sampai ke sana saja sudah jadi prestasi besar,” ucapnya. Dengan tiga kemenangan dan tiga kekalahan di final, dia tetap bersyukur. “Kalau nanti anak-anak ingin memberi saya hadiah ini, saya akan sangat senang… Namun, ini saja sudah luar biasa.”

Melihat semangat para pemain dan dukungan suporter, Italiano merasa percaya diri. “Saya lihat wajah anak-anak dan bagaimana mereka mempersiapkan diri. Dukungan dari suporter juga luar biasa dan kami ingin memberi mereka kebahagiaan.”

3 dari 3 halaman

Kemenangan Bukan Soal Strategi Semata

Kemenangan Bukan Soal Strategi Semata

Selebrasi Riccardo Orsolini dalam laga Serie A antara AC Milan vs Bologna, Sabtu (10/5/2025). (c) Bologna FC Official

Menjelang laga penting ini, pilihan di lini depan menjadi perhatian. Apakah akan memilih Dallinga atau Castro? Italiano belum memastikannya. Namun, dia menekankan bahwa yang terpenting bukanlah taktik semata, tapi semangat bertarung tim.

“Kami belajar dari kesalahan, tahu di mana kami salah di lima belas menit terakhir. Namun, kami selalu bisa bereaksi dan menunjukkan kemampuan maksimal,” jelasnya. Dia yakin, para pemain akan bermain dengan kewaspadaan, pengorbanan, dan fokus tinggi.

“Saya bilang ke anak-anak, meski saya tidak hadir besok, mereka tetap akan turun ke lapangan dan memberikan segalanya,” tegas Italiano. “Mereka ingin unggul, terus berkembang, dan besok adalah penghargaan besar untuk Lollo dan rekan-rekannya. Kami harus bermain tanpa beban.”

Bologna mungkin bukan unggulan. Akan tetapi, semangat mereka, energi para pemain, dan dukungan dari ribuan tifosi yang bergerak menuju kota Roma bisa jadi senjata pamungkas. Sejarah menanti mereka yang berani bermimpi dan bermain dengan sepenuh hati.

Sumber: SempreMilan