
Bola.net - AC Milan tengah memainkan strategi berisiko tinggi di bursa transfer musim panas ini. Target utama sudah ada, tetapi cara mendekatinya membuat banyak pihak khawatir. Rossoneri terlalu bergantung pada potongan harga dan kesabaran, dua hal yang belum tentu berpihak.
Beberapa nama penting seperti Pervis Estupinan, Luka Modric, dan Samuele Ricci sudah bergabung. Namun, masih ada beberapa posisi kunci yang kosong, sedangkan proses perekrutan berjalan lambat. Milan tampak lebih memilih menunggu ketimbang bergerak cepat.
Masalahnya, penantian bisa berubah jadi malapetaka. Jika Milan gagal merekrut pemain-pemain incaran tepat waktu, musim depan bisa dimulai dengan skuad yang belum siap bersaing. Ini risiko nyata dari strategi “hemat atau tidak sama sekali”.
Diskon yang Menyesatkan
Milan sejauh ini sukses menekan harga dalam negosiasi. Ricci didapat dengan selisih harga hampir €10 juta (sekitar Rp176 miliar), sementara Estupinan dengan €4 juta (sekitar Rp70 miliar) lebih murah dari harga awal. Ini pencapaian yang tak bisa disepelekan.
Namun, keberhasilan itu bisa menimbulkan rasa puas diri. Milan jadi berharap semua klub mau memberi diskon serupa. Ini yang mulai menimbulkan masalah dalam proses perekrutan selanjutnya.
Diskon bisa menyenangkan di awal, tetapi jika terlalu diandalkan, justru bisa menghambat gerak klub. Milan kini mencoba menawar pemain lain dengan pendekatan serupa, tapi hasilnya belum tentu sama.
Macet di Tengah Jalan
Target berikutnya adalah Ardon Jashari dan Milan sudah mengajukan tawaran final. Klub menolak menaikkan harga, meski lawan negosiasi masih belum luluh. Jika gagal, Milan baru akan mencari opsi lain.
Ini memicu rasa frustrasi. Banyak yang menilai Milan terlalu lama menunggu, padahal tawaran sudah tergolong tinggi, bahkan tergolong rekor bagi pemain sekelas Jashari.
Jika Milan mundur, dua bulan pembicaraan akan sia-sia. Jika lanjut dengan menaikkan harga, maka kredibilitas mereka bisa terganggu karena tak konsisten dengan pernyataan publik.
Menunggu yang Menyiksa
Perekrutan striker juga menemui jalan buntu. Milan membidik Dusan Vlahovic, tapi transfer hanya mungkin terjadi akhir Agustus. Itu pun dengan syarat Juventus atau sang pemain harus membuat langkah terlebih dahulu.
Goncalo Ramos juga masuk daftar incaran, tetapi PSG hanya mau menjual, bukan meminjamkan. Milan memilih menunggu hingga akhir bursa untuk kemungkinan pinjaman.
Strategi ini penuh risiko. Menunggu bisa berarti kehabisan waktu dan kehilangan pemain, sementara mencari alternatif justru tidak dilakukan. Lagi-lagi, Milan berjudi pada situasi yang belum pasti. Ingat, pelatih Massimiliano Allegri membutuhkan seorang juru gedor yang bisa diandalkan.
Saatnya Bertindak?
Milan punya aturan gaji dan struktur finansial yang ketat. Mereka tidak ingin mengacaukan keseimbangan demi satu pemain. Tawaran untuk Jashari dianggap adil dan wajar.
Namun, masalahnya bukan pada tawaran, melainkan pada cara menyikapi penolakan. Terlalu lama menunggu bisa membuat Milan kehilangan momentum dan peluang.
Bursa transfer bisa berubah dalam hitungan hari. Jika Milan tetap ragu-ragu, mereka bisa tertinggal jauh sebelum musim dimulai.
Musim di Ujung Tanduk
Jika Milan gagal merekrut target utama, maka semua janji dan rencana akan sia-sia. Jika mereka mengalah dan menaikkan tawaran, maka sikap konsisten klub dipertanyakan.
Dalam dua skenario itu, Milan tetap menanggung konsekuensi, entah kehilangan pemain penting atau kehilangan wibawa di mata publik.
Mencari diskon itu wajar. Namun, jika terlalu mengandalkan belas kasihan lawan, Milan bisa kehilangan lebih dari sekadar uang. Mereka bisa kehilangan musim dan kepercayaan suporter, yang saat ini sudah sangat tipis. Itu adalah harga yang terlalu mahal untuk sebuah penantian.
Sumber: Sempre Milan
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
- Pertahankan atau Jual? Menakar Masa Depan Hector Fort di Barcelona dengan Bijak
- Robin van Persie dan Penyesalan Kecilnya: Tak Pernah Bermain untuk Barcelona
- Jersey Baru Barcelona: Kenang Kobe Bryant dalam Balutan Mamba Mentality
- Francesco Totti dan Karier Legendarisnya: Juara Dunia dengan Timnas Italia, Simbol Kesetiaan AS Roma
- Beban Berat Anak Seorang Legenda: Cristian Totti Gantung Sepatu di Usia 19
- Agenda Besar Timnas Indonesia U-23 setelah Gagal Menjuarai AFF U-23 2025
- Sejauh Ini, Hanya Indra Sjafri yang Bisa
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Inggris 14 September 2025 16:29
Mainoo Perlu Maksimalkan Bakatnya untuk Bersaing di Tim Utama United
-
Liga Inggris 14 September 2025 15:53
Derby Manchester Panas! 4 Duel Penentu Hasil Man City vs Man United
-
Liga Italia 14 September 2025 15:21
-
Liga Inggris 14 September 2025 15:17
-
Liga Inggris 14 September 2025 14:05
Derby Manchester: Benjamin Sesko Berpeluang Tampil Sejak Awal
LATEST UPDATE
-
Liga Inggris 14 September 2025 17:32
-
Liga Inggris 14 September 2025 16:56
-
Otomotif 14 September 2025 16:47
-
Otomotif 14 September 2025 16:47
-
Otomotif 14 September 2025 16:42
-
Liga Inggris 14 September 2025 16:40
MOST VIEWED
- Legenda AC Milan Ini Semprot Rossoneri Gara-gara Giovanni Leoni
- Pengakuan Mengejutkan Ibu Rabiot Terkait Kepindahan Anaknya Dari Marseille ke AC Milan
- Kontroversi AC Milan vs Como di Australia, Globalisasi Serie A atau Ancaman Identitas Eropa?
- Bukan Sekadar Taktik, Ini yang Bikin Igor Tudor Lebih Disukai di Juventus daripada Thiago Motta
HIGHLIGHT
- 5 Transfer Musim Panas 2025 yang Gagal Terealisasi...
- Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Pre...
- Masih Bisa Angkat Kaki: 7 Pemain Premier League ya...
- 7 Transfer Musim Panas 2025 yang Langsung Meledak:...
- Siapa Suksesor Mohamed Salah di Liverpool? Ini 5 K...
- Deretan Pemain dengan Gaji Fantastis di La Liga 20...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...