Cerita Fiko Jalani 'Hijrah' Bisnis di Rumah Kreatif BUMN

Cerita Fiko Jalani 'Hijrah' Bisnis di Rumah Kreatif BUMN
Fikrah Riyanda ketika menggelar workshop membatik di Kota Malang (c) Asad Arifin

Bola.net - Rabu, 5 Maret 2025. Cuaca di Kota Malang tak begitu terik walau tengah hari. Mobil dan motor berjajar di lahan parkir Rumah Kreatif BUMN Kota Malang by Bank BRI. Di salah satu ruangan gedung itu, Fikrah Riyanda tengah memberikan materi pada pelaku UMKM.

Hari itu, pria yang karib disapa Fiko itu berbicara untuk tema 'Menulis Skrip Kreatif untuk Vlog Harian'. Diskusi berjalan cukup menarik dan ini bukan kali pertama bagi Fiko untuk berbagai ilmu bagi pelaku UMKM di Rumah Kreatif BUMN.

"Saya sudah sejak tahun 2017 memanfaatkan fasilitas yang ada di Rumah Kreatif BUMN ini. Sejak tahun pertama ada, saya sering ikut beberapa kelas yang ada di sini sebagai peserta awalnya," kata Fiko.

Seolah menelusuri lorong waktu, Fiko lalu menggali memorinya dan mengingat apa yang terjadi pada 2017 lalu. Ketika itu, Fiko adalah mahasiswa semester akhir jurusan Hukum Bisnis Syariah, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Fiko ketika itu baru saja berhenti bekerja karena ingin fokus mengerjakan skripsi. Namun, tanpa pemasukan pasti, Fiko memutar otaknya. Dia ikut beberapa pelatihan dan merasa punya bekal yang cukup, Fiko memilih untuk memulai bisnis es krim.

"Saya merasa satu tahun berjalan kok rugi. Kok tidak ada uangnya. Pesanan selalu ada terus, akan tetapi uangnya tidak berputar. Akhirnya saya memilih untuk ganti bisnis," kenang Fiko.

Fiko tahu bisnis es krim yang tidak bisa dilanjutkan setelah mengikuti beberapa pelatihan di Rumah Kreatif BUMN. Dia dapat pengetahuan hingga akhirnya menyadari bahwa harga pokok penjualan (HPP) dari bisnis es krim yang dijalankan keliru.

Padahal, saat itu Fiko sudah berinvestasi cukup besar untuk bisnis es krim. Dia sudah punya dua mesin pendingin dan tiga mixer untuk memproduksi es krim. Namun, setelah sadar bahwa HPP yang dibuat salah, Fiko memilih untuk menutup usahanya.

1 dari 1 halaman

Dari Bisnis Es Krim, Hijrah ke Batik Jumputan

Dari Bisnis Es Krim, Hijrah ke Batik Jumputan

Fikrah Riyanda usai memberikan materi Menulis Skrip Kreatif untuk Vlog Harian di Rumah Kreatif BUMN Kota Malang by Bank BRI (c) Asad Arifin

Setelah menutup usaha es krim, Fiko sempat bingung. Namun, dia kemudian mengikuti pelatihan batik. Ditambah dengan relasi yang sudah didapat karena sering mengikuti pelatihan di Rumah Kreatif BUMN, Fiko mendapatkan inspirasi untuk membuka usaha baru.

Fiko memutuskan 'hijrah' bisnis. Dari es krim, dia memulai usaha baru yakni batik pada 2018. Dia kemudian mendirikan bisnis dengan nama Hamparan Rintik. Lagi-lagi, Rumah Kreatif BUMN punya andil bagi tumbuh kembang usaha baru yang dibangun oleh Fiko.

"Kita bisa dapat jaringan karena suka ada banyak kelas kan di sini dalam satu hari. Saya bisa dapat kenalan penjahit, dapat kenalan sesama pengrajin kain, itu semua ada di sini. Kita bisa ketemu dengan orang dari lingkup yang berbeda juga," ucapnya.

Dari 2018, usaha batik yang dirintis Fiko mampu bertahan hingga 2025 ini. Hamparan Rintik punya nama yang cukup sohor di Malang dan beberapa kali menggelar acara pameran. Dia juga tetap memproduksi batik dan sering melakukan workshop.

Mengingat apa yang jadi masa lalunya, Fiko ingin Rumah Kreatif BUMN terus memberikan inspirasi bagi mereka yang ingin memulai usaha. Dia berharap lebih banyak pelatihan digelar, lebih banyak orang terlibat, dan mendapatkan manfaat.

"Kalau memungkinkan bisa datang ke sekolah atau kampus juga. Jadi, seperti saya pada 2017, setelah kuliah mereka tidak perlu bingung cari kerja, akan tetapi sudah punya pandangan untuk kira-kiara ingin memulai bisnis apa," tutup Fiko.

*Artikel ini ditulis untuk mengikuti program BRI Fellowship Journalism 2025