ASN Kini Didominasi Milenial dan Gen Z, Pemerintah Siapkan Jurus Baru Lewat 'Reformer Academy'

ASN Kini Didominasi Milenial dan Gen Z, Pemerintah Siapkan Jurus Baru Lewat 'Reformer Academy'
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (c) ist

Bola.net - Struktur demografi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia kini telah berubah secara fundamental. Lebih dari 60 persen dari total ASN saat ini didominasi oleh generasi milenial dan Gen Z.

Pergeseran signifikan ini menuntut adanya perubahan pola pikir dan pola kerja birokrasi secara menyeluruh. Hal ini diperlukan untuk merespons tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang lebih berkualitas dan adaptif.

Menjawab tantangan tersebut, Lembaga Administrasi Negara (LAN) meluncurkan sebuah program terobosan. Program akselerasi ini diberi nama 'Reformer Academy'.

Program ini dirancang sebagai bagian integral dari agenda besar reformasi birokrasi nasional. Tujuannya adalah untuk menciptakan agen-agen perubahan (agent of change) di setiap lini pemerintahan.

Para agen perubahan inilah yang nantinya diharapkan dapat menjadi motor penggerak utama transformasi birokrasi. Pada akhirnya, mereka akan berkontribusi secara nyata dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Lantas, bagaimana mekanisme program ini dalam mencetak para pemimpin masa depan dan apa saja elemen kunci yang dibutuhkan untuk mendorong perubahan dari dalam? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

1 dari 3 halaman

Mencetak Agen Perubahan dari Internal

Kepala LAN, Muhammad Taufiq, menjelaskan bahwa perubahan telah menjadi kata kunci utama bagi ASN saat ini. Kemampuan beradaptasi menjadi vital di tengah dinamika global dan ekspektasi publik yang terus meningkat.

"Program Reformer Academy ini merupakan bagian integral dari agenda reformasi birokrasi yang disusun oleh LAN untuk menciptakan semangat transformasi di sektor publik dengan menciptakan agen perubahan (agent of change) di setiap lini birokrasi."

Dikutip dari keterangan resminya yang diterima di Malang, Sabtu (6/9/2025).

Ia menambahkan, program ini mendorong para birokrat muda untuk berinovasi mulai dari diri mereka sendiri. Mereka dididik untuk tidak hanya menunggu instruksi atau perubahan yang datang dari luar organisasi.

"Program ini juga mendorong para birokrat untuk mampu mengembangkan diri dan berinovasi mulai dari diri sendiri tanpa menunggu perubahan yang lebih besar dari luar. Tujuan lainnya ialah, menumbuhkan perubahan positif bagi generasi muda untuk menjadi agen perubahan, memiliki pengetahuan relevan dengan perubahan sehingga berkontribusi menjadikan indonesia lebih baik, berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia emas 2045 mendatang."

Perubahan yang diharapkan bukan sekadar perubahan biasa, melainkan perubahan yang adaptif, inovatif, dan berdampak nyata.

2 dari 3 halaman

Melahirkan Pemimpin Masa Depan Birokrasi

Muhammad Taufiq berharap 'Reformer Academy' tidak menjadi sekadar ajang pelatihan biasa. Program ini dirancang secara khusus untuk membekali para calon pemimpin masa depan (future leader) di sektor publik.

“Reformer Academy bukan sekedar ajang pelatihan biasa saja karena akan membekali kemampuan para future leader untuk menggagas aksi perubahan yang otentik dan disusun dengan pemikiran, value, cara baru para ASN muda yang akan menentukan trayektori perubahan indonesia di masa yang akan datang.”

Deputi Bidang Transformasi Pembelajaran ASN, Erna Irawaty, menjelaskan mekanisme seleksi pesertanya. Dari 285 pendaftar awal, akan dikerucutkan hingga menjadi 30 orang paling potensial.

Ketiga puluh peserta terpilih tersebut akan mendapatkan kesempatan langka untuk mengikuti offline bootcamp. Proses ini menjadi tahap akhir untuk mencetak para champion perubahan yang sesungguhnya dari internal birokrasi.

“LAN menargetkan Reformer Academy melahirkan champion perubahan dan future leader ASN, khususnya generasi muda yang tidak hanya menjadi pelaksana kebijakan, tetapi juga penggerak transformasi birokrasi menuju tata kelola yang berdampak,” tutupnya.

3 dari 3 halaman

Tiga Elemen Kunci Manajemen Perubahan

Senada dengan semangat tersebut, pakar dari KTM Solution menekankan pentingnya aspek manajemen perubahan. Chief of Talent and Transformation KTM Solution, Ivan Ahda, menyebut ada tiga elemen utama yang dibutuhkan.

Elemen pertama adalah Intensi. Ini merupakan dorongan kuat dari dalam diri untuk menggagas ide perubahan yang orisinal, bukan sekadar menjalankan program rutin yang sudah ada.

Elemen kedua adalah Kapabilitas. Ini merujuk pada keterampilan teknis yang dimiliki seorang ASN untuk bisa mengeksekusi ide perubahan tersebut menjadi aksi yang nyata dan terukur dampaknya.

Elemen terakhir dan tak kalah penting adalah kemampuan untuk mengomunikasikan ide perubahan. Seorang agen perubahan harus mampu menginspirasi orang lain di sekitarnya untuk ikut bergerak dan mendukung transformasi.

Muhammad Taufiq menambahkan bahwa sejarah peradaban membuktikan perubahan besar seringkali dimulai oleh segelintir orang saja. Para agen perubahan inilah yang kemudian membangun sebuah critical mass untuk menciptakan perubahan yang masif dan berkelanjutan.