
Bola.net - Google merilis temuan intelijen ancaman siber yang mengkhawatirkan. Laporan tersebut mengungkap adanya operasi peretasan yang menargetkan para diplomat di kawasan Asia Tenggara.
Kelompok peretas yang berafiliasi dengan China diidentifikasi sebagai dalang di balik serangan ini. Operasi spionase siber tersebut terdeteksi berlangsung pada Maret lalu.
Menurut Google, para peretas menggunakan metode canggih untuk menyusupi sistem target. Taktik ini melibatkan pembajakan lalu lintas web hingga penanaman malware secara tersembunyi.
Pihak China dengan tegas membantah temuan tersebut. Pemerintahnya menuding Google berulang kali menyebarkan informasi palsu terkait serangan siber.
Insiden ini kembali menyoroti ketegangan di lanskap keamanan siber global. Perusahaan teknologi besar kini semakin vokal dalam mengungkap operasi peretasan yang disponsori oleh negara.
Temuan ini juga menambah daftar panjang dugaan aktivitas spionase siber yang dikaitkan dengan China. Hal ini menjadi bukti evolusi berkelanjutan dari kemampuan dan kecanggihan para pelaku ancaman.
Anatomi Serangan dan Jejak Digital Pelaku
Google Threat Intelligence Group membedah secara rinci bagaimana operasi peretasan ini dijalankan. Para pelaku pertama-tama membajak lalu lintas web milik target yang dituju.
Setelah lalu lintas berhasil dikuasai, peretas kemudian menyisipkan malware untuk diunduh secara paksa. Langkah puncaknya adalah menanam sebuah backdoor di dalam sistem korban.
Malware yang digunakan dalam operasi ini diidentifikasi sebagai SOGU.SEC. Software jahat ini merupakan sebuah backdoor canggih yang sangat tersamarkan dan memiliki beragam kemampuan spionase.
Google mengaitkan kampanye ini dengan kelompok bernama UNC6384. Grup ini diyakini memiliki hubungan erat dengan Mustang Panda, sebuah entitas peretas yang telah lama berasosiasi dengan China.
"UNC6384 dan TEMP.Hex (nama lain Mustang Panda) sama-sama diketahui menargetkan sektor pemerintahan, terutama di Asia Tenggara, sesuai dengan kepentingan strategis Republik Rakyat China," tulis Google dalam laporannya.
Bantahan Keras dan Konteks Serangan Serupa
Menanggapi laporan Google, Kementerian Luar Negeri China memberikan respons yang tegas. Juru bicaranya menyatakan tidak mengetahui situasi yang dimaksud dalam laporan tersebut.
Lebih jauh, pihak China menuding balik raksasa teknologi itu. Menurutnya, Google telah berulang kali menyebarkan informasi palsu mengenai serangan siber yang dikaitkan dengan negaranya.
Temuan ini muncul tidak lama setelah laporan serupa dari perusahaan teknologi lainnya. Bulan lalu, Microsoft juga menemukan adanya upaya peretasan yang melibatkan aktor-aktor yang terhubung dengan China.
Dalam kasus tersebut, peretas mengeksploitasi kerentanan pada server SharePoint milik Microsoft. Insiden itu bahkan mendorong Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) Amerika Serikat untuk mengeluarkan peringatan khusus.
"Operasi ini menjadi contoh nyata dari evolusi berkelanjutan kemampuan operasional UNC6384 sekaligus menyoroti kecanggihan kelompok peretas yang berhubungan dengan RRC," tambah Google dalam laporannya.
Advertisement
Berita Terkait
-
News 16 November 2025 17:20Menkeu Purbaya Dorong Penguatan Jurnalisme Bermutu dan Ajak Media Tetap Kritis
-
News 16 November 2025 16:30Kasus Suap Kabupaten Ponorogo: KPK Sita Rubicon, BMW, Jam Tangan Mewah, dan 24 Sepeda
MOST VIEWED
- Babak Baru Berkshire: Warren Buffett Mundur, Siapkan Transfer Harta Senilai USD 149 Miliar
- Stop Rujukan Berjenjang! Menkes Budi Sebut Sistem Saat Ini Bikin BPJS Tekor
- Menkes Budi Ungkap Fakta: Gaji Rp 100 Juta Masih Terima Bantuan Iuran BPJS
- Prostitusi Sesama Jenis Resahkan Masyarakat, Satpol PP Tangkap 2 Pria di Taman Daan Mogot
HIGHLIGHT
- 5 Pemain yang Harus Segera Ditarik dari Masa Pemin...
- Juventus Resmi Pecat Igor Tudor, Ini 5 Kandidat Pe...
- 7 Rekan Satu Tim di Timnas yang Pernah Bertikai He...
- 4 Striker Terbaik Versi Harry Kane, Nama Thierry H...
- Real Madrid Siap Cuci Gudang? 4 Pemain Ini Bisa Pe...
- 3 Pemain Terbaik Versi Zlatan Ibrahimovic: Messi N...
- Terancam Gagal ke Piala Dunia, 6 Pemain Inggris In...

















:strip_icc()/kly-media-production/medias/5414588/original/004823100_1763301419-1000617374.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2554118/original/079807900_1545409123-Pintu_tol_Palimanan_Cipali_arah_ke_Jawa_Tengah_mulai_dipadati_kendaraan_menyambut_Libur_Natal_dan_Tahun_Baru.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5407491/original/017450100_1762743813-sm4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5414519/original/079835700_1763291145-WhatsApp_Image_2025-11-16_at_17.32.47.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5409230/original/052070400_1762849733-Banner_Infografis_Bullying.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3328495/original/048029100_1608392252-Foto_Istimewa.jpg)

