Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi, Sinyal The Fed Jadi Penentu Arah Selanjutnya?

Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi, Sinyal The Fed Jadi Penentu Arah Selanjutnya?
Ilustrasi harga emas dunia. (c) ilustrasi dibuat ai

Bola.net - Harga emas kembali mencatatkan pencapaian luar biasa. Logam mulia ini berhasil menembus rekor tertinggi baru dalam sejarahnya.

Kenaikan signifikan ini didorong oleh berbagai faktor ketidakpastian global. Situasi geopolitik dan kondisi ekonomi menjadi pendorong utamanya.

Pelaku pasar kini menaruh ekspektasi tinggi terhadap kebijakan moneter The Fed. Proyeksi penurunan suku bunga menjadi sentimen positif yang kuat.

Selain itu, pergeseran permintaan dari investor juga turut andil dalam lonjakan harga. Bank sentral di berbagai negara pun terus melakukan aksi beli.

Dinamika ini menimbulkan pertanyaan mengenai arah harga emas ke depan. Mari kita telusuri lebih dalam faktor-faktor yang memengaruhinya.

1 dari 4 halaman

Kilau Emas Dunia Tembus Rekor Baru

Harga emas dunia mengalami lonjakan signifikan pada perdagangan hari Senin. Kenaikan ini membawa harga emas batangan ke level tertinggi yang baru.

Mengacu pada data, harga emas di pasar spot tercatat naik 1,1% menjadi USD 3.723,81 per ons. Sebelumnya, harga bahkan sempat menyentuh USD 3.726,19.

Hal serupa juga terjadi pada harga emas berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Desember. Kontrak tersebut menguat 1,4% ke posisi USD 3.758,40 per ons.

Secara teknikal, emas di pasar spot berpotensi menguji level resistensi di USD 3.705 per ons. Penembusan level tersebut dapat membuka jalan kenaikan lebih lanjut.

2 dari 4 halaman

Sinyal The Fed Jadi Pemicu Utama

Ekspektasi pasar terhadap kebijakan Federal Reserve menjadi katalis utama kenaikan harga emas. Investor menantikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter bank sentral AS tersebut.

Fokus utama pasar saat ini tertuju pada pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, pada hari Selasa. Pernyataannya dinilai akan memberikan sinyal penting bagi pergerakan pasar.

Sebelumnya pada hari Rabu, The Fed telah mengambil langkah pelonggaran moneter. Bank sentral AS itu menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.

"Saya memprediksi emas akan mencetak rekor baru minggu ini karena para pejabat The Fed kemungkinan akan mengindikasikan penurunan suku bunga lebih lanjut," ujar Analis UBS, Giovanni Staunovo.

3 dari 4 halaman

Pergeseran Permintaan dan Data Inflasi

Giovanni Staunovo menyoroti adanya pergeseran signifikan pada pendorong permintaan emas saat ini. Dinamika permintaan tidak lagi hanya didominasi oleh pelaku pasar tradisional.

"Sebelumnya, permintaan datang dari bank sentral dan Asia. Sekarang, kita mulai melihat investor Barat juga ingin menambah emas, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga AS," jelasnya.

Pergeseran ini tercermin dari meningkatnya kepemilikan emas di produk Exchange Traded Fund (ETF). Hal tersebut mengindikasikan minat investor ritel dan institusional Barat yang kembali tumbuh.

Selain itu, fokus investor juga akan tertuju pada rilis data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE). Data ini merupakan indikator inflasi utama yang menjadi acuan bagi The Fed.

4 dari 4 halaman

Dampak Kenaikan Harga Emas di Dalam Negeri

Tren kenaikan harga emas global turut berimbas pada pasar logam mulia di dalam negeri. Harga emas yang dijual oleh PT Pegadaian (Persero) terpantau ikut terkerek naik.

Berdasarkan data dari laman resmi Sahabat Pegadaian, harga jual emas produksi Antam naik. Harganya kini menjadi Rp 2.213.000 per gram dari sebelumnya Rp 2.212.000 per gram.

Kenaikan yang lebih tinggi dicatatkan oleh emas batangan produksi UBS. Harga emas UBS naik menjadi Rp 2.153.000 per gram dari posisi awal Rp 2.142.000 per gram.

Sementara itu, untuk produk logam mulia Galeri24 harganya terpantau tetap stabil. Fenomena ini menunjukkan dinamika harga yang beragam di tingkat ritel domestik.