Tips Cegah Anak Kecanduan Game Online dan Media Sosial, Pemerintah Siapkan Akademi Keluarga

Tips Cegah Anak Kecanduan Game Online dan Media Sosial, Pemerintah Siapkan Akademi Keluarga
Gambar ilustrasi anak-anak bermain game dan media sosial lewat gawai (c) AI/ChatGPT

Bola.net - Kecanduan game online dan media sosial kini menjadi tantangan besar bagi keluarga di Indonesia. Tak sedikit anak dan remaja yang menghabiskan sebagian besar waktunya di depan gawai, hingga berdampak pada kesehatan mental, prestasi akademik, dan hubungan sosial. Fenomena ini membuat pemerintah mengambil langkah serius untuk mencari solusi.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, mengungkapkan salah satu terobosan yang akan dilakukan adalah membentuk akademi keluarga. Program ini dirancang untuk memberikan edukasi dan pembinaan kepada generasi muda agar mampu menggunakan teknologi secara bijak.

Menurutnya, penggunaan gawai tanpa pengendalian dapat membentuk algoritma, kebiasaan, bahkan mental yang kurang baik bagi penggunanya. Oleh karena itu, keterlibatan orang tua dan keluarga menjadi kunci penting dalam mencegah kecanduan.

1 dari 2 halaman

Akademi Keluarga sebagai Solusi

Wihaji menyebutkan, akademi keluarga akan hadir dengan berbagai tingkat pelatihan mulai dari dasar (basic training), menengah (intermediate), hingga tingkat lanjut (advance). Sasaran program ini mencakup siswa SMP, SMA, hingga mahasiswa perguruan tinggi.

"Insya Allah kita punya salah satu solusi. Tahun ini kita bikin akademi keluarga, salah satu akademi yang kita ciptakan untuk mendidik generasi masa depan, itu ada untuk SMP, SMA, dan perguruan tinggi, ada yang pelatihan dasar atau basic training, ada yang intermediate (menengah), ada yang advance (maju)," kata Mendukbangga Wihaji dalam acara Gebyar Mental Sehat Remaja Indonesia di Jakarta, Kamis (14/08/2025), dikutip dari Antara.

Ia menekankan pentingnya mengontrol penggunaan gawai agar waktu tidak terbuang sia-sia hanya untuk menggulir media sosial atau bermain gim. Peran orang tua menjadi sentral dalam upaya ini dengan memberikan ruang diskusi, edukasi, dan apresiasi kepada anak.

2 dari 2 halaman

Peran Orang Tua dan Edukasi

Wihaji mengingatkan bahwa terlalu lama memegang ponsel—lebih dari tujuh hingga delapan jam per hari—dapat memengaruhi otak dan membentuk mental yang tidak sehat.

"Handphone itu lebih dari 7-8 jam kita pegang, itu akan memengaruhi otak dan membentuk mental kita. Saya setuju bahwa remaja adalah kekuatan, oleh karena itu harus diedukasi dengan baik, diberi penjelasan, ruang, tempat, dan kesempatan untuk mencurahkan pikiran, sekaligus diberikan apresiasi buat mereka," ujarnya.

Ia juga menyoroti gim yang bisa memicu perilaku menyimpang. Solusi yang ia tawarkan mencakup peran aktif orang tua untuk sering berdialog dengan anak, mencari tahu penyebab perilaku tersebut, lalu memberikan edukasi yang tepat.

“Dari gim itu kan terjadi interaksi, dan setelah interaksi terjadi, dalam kata-katanya ada ke perilaku yang menyimpang. Nah, kalau sudah ketemu sebabnya, kita harus cari solusi yang berkenaan dengan gim, tentu edukasi tentang gim harus dikedepankan, kemudian dikasih contoh-contoh, masyarakat juga perlu diberikan contoh,” imbuhnya.

Disadur dari Liputan6.com: Randy Ferdi Firdaus, 14 Agustus 2025