Tragedi Al Khoziny: Pemerintah Perintahkan Audit Nasional Gedung Pendidikan, Apa Saja yang Diperiksa?

Bola.net - Pemerintah pusat menginstruksikan evaluasi menyeluruh terhadap keamanan seluruh bangunan pendidikan di Indonesia. Perintah ini menyasar kementerian dan lembaga terkait untuk segera meninjau kelayakan konstruksi.
Instruksi tegas ini merupakan respons langsung atas tragedi robohnya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo. Peristiwa tersebut menjadi alarm keras bagi standar keselamatan infrastruktur pendidikan nasional.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyebut insiden ini sebagai bencana non-alam. Menurutnya, tragedi tersebut disebabkan oleh kegagalan teknologi yang harus menjadi perhatian serius.
Di sisi lain, proses hukum atas insiden ini terus berjalan dengan eskalasi yang signifikan. Kepolisian Daerah Jawa Timur telah resmi menaikkan status penanganan kasus ke tahap penyidikan.
Langkah pemerintah dan aparat penegak hukum ini menandakan keseriusan dalam mengusut tuntas penyebab tragedi. Hal ini sekaligus menjadi momentum untuk pembenahan fundamental dalam tata kelola pembangunan fasilitas publik.
Evaluasi Nasional Keamanan Bangunan
Tragedi di Sidoarjo mendorong pemerintah mengambil langkah preventif berskala nasional. Menko PMK Pratikno secara khusus menyoroti insiden tersebut sebagai pelajaran yang sangat mahal.
“Ambruknya bangunan ponpes Al Khoziny di Sidoarjo menjadi bencana non-alam akibat kegagalan teknologi dengan korban meninggal dunia terbanyak sepanjang tahun 2025. Ini harus menjadi perhatian kita semua agar tidak terjadi lagi di kemudian hari,” kata dia dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (11/10/2025).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa keselamatan para pelajar dan santri adalah prioritas utama. Oleh karena itu, seluruh bangunan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar harus dipastikan keamanannya.
"Keselamatan anak-anak di sekolah dan pesantren adalah prioritas utama. Tragedi ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak agar lebih memperhatikan keamanan bangunan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar,” ujarnya.
Sinergi Lintas Sektoral Dikuatkan
Untuk memastikan efektivitas evaluasi, Pratikno menekankan pentingnya kerja sama antarlembaga. Sinergi yang kuat dianggap sebagai kunci untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
Dalam rapat tingkat menteri, ia menginstruksikan Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Agama, dan Kementerian Kesehatan untuk berkolaborasi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Basarnas, dan pemerintah daerah juga dilibatkan secara aktif.
“Perlu dilakukan penguatan koordinasi antarinstansi, agar setiap proses pembangunan fasilitas pendidikan dan keagamaan dapat memenuhi persyaratan teknis serta diawasi secara ketat,” ujarnya.
Di samping itu, Pratikno turut memberikan apresiasi atas respons cepat tim SAR gabungan. Penanganan darurat yang sigap dinilai menunjukkan komitmen tinggi pemerintah dalam menghadapi bencana.
Kasus Resmi Naik ke Tahap Penyidikan
Dari sisi penegakan hukum, Polda Jawa Timur mengambil langkah tegas dalam mengusut insiden ini. Status kasus secara resmi ditingkatkan dari tahap penyelidikan menjadi penyidikan.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, mengonfirmasi langsung peningkatan status tersebut. Keputusan ini diambil setelah tim gabungan penyidik menggelar perkara pada awal pekan ini.
"Keputusan ini diambil usai dilaksanakannya gelar perkara oleh tim gabungan penyidik Polda Jatim," ujar Kombes Abast di RS Bhayangkara Polda Jatim, Kamis (9/10/2025).
Dengan status baru ini, tim penyidik akan segera memulai serangkaian tindakan hukum lanjutan. Proses tersebut mencakup pemeriksaan saksi secara lebih mendalam serta permintaan keterangan dari para ahli.
Fokus pada Keterangan Saksi Kunci
Penyidik akan kembali memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Proses ini merupakan bagian dari pendalaman materiil pasca-peningkatan status kasus.
Menurut Kombes Abast, dari total 17 saksi yang telah diperiksa pada tahap penyelidikan, tidak semuanya akan dipanggil ulang. Tim penyidik akan memprioritaskan saksi yang keterangannya dinilai paling relevan dan krusial.
“Dari 17 saksi yang sudah kami periksa sejak awal, nanti akan dilihat mana yang perlu didalami. Proses pemanggilan ulang akan disesuaikan dengan kebutuhan penyidik,” ujarnya.
Saksi-saksi tersebut berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pengelola ponpes hingga pekerja bangunan. Namun, fokus utama penyidikan adalah pada keterangan yang memiliki kaitan langsung dengan peristiwa runtuhnya bangunan.
“Latar belakang saksi beragam, tetapi yang kami dalami hanya yang relevan dengan peristiwa tersebut. Kalau hanya mengetahui sepintas atau datang setelah kejadian, mungkin tidak kami periksa lebih lanjut,” ucapnya.
Advertisement
Berita Terkait
-
News 10 Oktober 2025 07:45
QRIS Tembus 50 Juta Pengguna, Bagaimana Nasib Kartu Kredit Kini?
LATEST UPDATE
-
Otomotif 11 Oktober 2025 17:22
-
Tim Nasional 11 Oktober 2025 17:17
-
Tim Nasional 11 Oktober 2025 17:00
-
Otomotif 11 Oktober 2025 16:47
-
Otomotif 11 Oktober 2025 16:42
-
Bulu Tangkis 11 Oktober 2025 16:12
MOST VIEWED
- QRIS Tembus 50 Juta Pengguna, Bagaimana Nasib Kartu Kredit Kini?
- Pemerintah Terbitkan Aturan Baru KUR Perumahan, Bank Himbara Dapat Tugas Khusus dari Menteri PKP
- Indonesia Jadi Negara ke-15 di Dunia yang Akui HAKI Sebagai Agunan, Apa Dampaknya?
- Tragedi Al Khoziny: Pemerintah Perintahkan Audit Nasional Gedung Pendidikan, Apa Saja yang Diperiksa?
HIGHLIGHT
- Selain Hugo Ekitike, 5 Selebrasi Pemain yang Beruj...
- 5 Pemain MU Paling Cepat Cetak 100 Gol, Bruno Fern...
- 10 Pemain Tercepat Raih 50 Gol Liga Champions: Haa...
- Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Am...
- 5 Pemain yang Berpeluang Besar Raih Ballon dOr 202...
- 5 Pemain Peraih Ballon dOr Terbanyak: Lionel Messi...
- Tampil Impresif di Lapangan, 11 Pemain Ini Malah G...