
- Sebelum peristiwa 'Sepang Clash' pada 2015 lalu, Marc Marquez dan Valentino Rossi bagaikan sahabat. Marquez mengidolakan Rossi sejak anak-anak, dan Rossi menganggapnya sebagai penerus. Meski begitu, semua berubah sejak peristiwa kontroversial itu.
'Sepang Clash' adalah peristiwa di mana Rossi menuduh Marquez berkhianat dengan bersekongkol dengan Jorge Lorenzo untuk menjegal langkah The Doctor merebut gelar dunia, dan di sana pula Rossi dan Marquez bersenggolan di Tikungan 14 dalam sesi balap.
Sejak peristiwa itu, Rossi dan Marquez tak saling bicara, namun sempat berbaikan usai tewasnya rider Moto2, Luis Salom di Catalunya, Spanyol pada 2016. Sayangnya, keduanya kembali berselisih usai Marquez menabrak Rossi sampai terjatuh di MotoGP Argentina pada April lalu.
Sudah Coba Minta Maaf

Usai balap, Marquez segera mendatangi garasi Yamaha untuk meminta maaf pada Rossi, namun nyatanya ia diusir begitu saja. Kepada media massa, Rossi menyebut Marquez meminta maaf semata untuk publikasi dan menyebutnya rider berbahaya dan tak peduli keselamatan rider lain.
Dalam wawancaranya bersama Sky Sport menjelang MotoGP San Marino akhir pekan ini, Marquez pun mengaku ingin kembali berdamai dengan rider 39 tahun tersebut, walau menyayangkan permintaan maafnya disalahartikan.
"Saya bakal senang berdamai dengannya. Saya tak punya masalah apa pun dengan Vale. Apa yang terjadi di Argentina lebih 'sunyi', karena sayalah yang melakukan kesalahan dan membuat Vale mendapat nasib buruk. Tapi saya sudah mencoba meminta maaf," ungkapnya.
Pengaruh Teriakan Penonton
Dulu, penggemar Rossi dan Marquez senang bukan kepalang bila keduanya kompak naik podium, namun kini semua telah berubah. Setiap kali Marquez naik podium, ia justru mendapatkan teriakan mencemooh dari penonton, bahkan mendapat tepuk tangan meriah tiap kali ia terjatuh.
"Apakah saya terganggu oleh teriakan-teriakan saat di podium? Tidak, tapi saya tak suka. Ini seperti sepak bola. Saya mendukung Barcelona, tapi saat Real Madrid menang dan bermain lebih baik, saya bertepuk tangan untuk mereka yang layak dapat tiga poin," ungkapnya.
"Saya tak suka teriakan-teriakan itu, karena kami berkendara di 300 km/jam, mempertaruhkan nyawa setiap kali berkendara. Jika memang penggemar sejati, maka Anda akan suka melihat aksi salip, bukan suka berdasar 'warna' si pembalap. Saya selalu minta penggemar saya menghormati rider lain karena usai satu balapan, akan ada balapan lainnya. Hidup terus berlanjut," tutupnya. (ss/dhy)
Advertisement
Berita Terkait
-
Otomotif 21 Oktober 2025 16:08Mengenal Diogo Moreira, Rider Muda Asal Brasil yang Jadi Rookie Honda di MotoGP 2026
-
Otomotif 21 Oktober 2025 09:22Jadwal Live Streaming MotoGP Malaysia 2025 di Vidio, 24-26 Oktober 2025
-
Otomotif 21 Oktober 2025 09:22
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 04:38 -
Liga Champions 23 Oktober 2025 04:25 -
Liga Champions 23 Oktober 2025 04:22 -
Liga Champions 23 Oktober 2025 04:19 -
Liga Champions 23 Oktober 2025 04:12 -
Liga Champions 23 Oktober 2025 04:05
MOST VIEWED
- Jadwal Lengkap Balapan MotoGP 2025
- Para Pemenang Baru di MotoGP 2025: Semuanya dari Tim Satelit, Termasuk Raul Fernandez
- Pecco Bagnaia Jeblok Lagi di MotoGP Australia, Ngaku Mending Kecelakaan Ketimbang Finis Terakhir
- Kaget Bisa Podium di MotoGP Australia, Marco Bezzecchi Malah Salip Pecco Bagnaia di Klasemen Pembalap
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...
















![[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: 8 Hal SPPG Polri [Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: 8 Hal SPPG Polri](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/bG0tqOwy-_YI5YVW1p05N-EYIAY=/673x379/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5388639/original/065791800_1761125754-WhatsApp_Image_2025-10-21_at_16.53.30__1_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4056987/original/071041600_1655545181-bee4c6fc-b1c6-43a7-ae8f-fb56f7cb0fe2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5388847/original/010048000_1761138714-Prabowo_Ramaphosa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5241515/original/091072200_1748962138-megawati2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5211762/original/048881600_1746595387-20250507-Kunjungan_Bill_gates-AFP_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5388829/original/022067400_1761135870-Presiden_Brasil.jpg)
