
Bola.net - Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, mengaku santai-santai saja melihat Ducati berkuasa di MotoGP dengan delapan rider sekaligus. Ia memang memaklumi keluhan para rivalnya soal 'Ducati Cup', tetapi juga merasa ini bukan alasan bagi skuad mana pun untuk tampil buruk.
Musim 2022 dan 2023 sejatinya bukan pertama kalinya Ducati menurunkan 4 tim dan 8 rider. Namun, kali ini mereka jauh lebih disorot karena Desmosedici menjelma menjadi motor yang ramah kepada segala jenis gaya balap, sehingga para ridernya lebih mudah tampil kompetitif.
CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola, menjadi sosok yang paling vokal melempar kritik soal jumlah rider Ducati yang ia nilai terlalu banyak. Namun, via GPOne pada Sabtu (12/8/2023), Jarvis punya pandangan lain. Menurutnya, ada alasan kuat mengapa Ducati kini sangat berkuasa.
Ducati Murah Hati Sewakan Motor
"Itu adalah salah satu sudut pandang, dan saya menghormati gagasan Massimo. Namun, kami tak mau cari-cari alasan untuk tidak tampil kompetitif. Beginilah aturan yang ada. Mengapa ada delapan Ducati? Jawabannya adalah mereka punya motor kompetitif dan sukarela menyewakannya," ujar Jarvis.
Pria asal Inggris ini juga menyatakan bahwa Ducati makin banjir kritikan musim ini karena Suzuki memutuskan mundur, sehingga pabrikan yang melawan mereka semakin sedikit. Jarvis sendiri mengaku bahwa keputusan mendadak Suzuki itu membuat banyak orang terkejut, apalagi mereka cukup kompetitif.
"Itu bisa terjadi pada perusahaan besar berdasarkan keputusan dewan direktur. Tentu delapan Ducati terlalu banyak, tak seorang pun menginginkan 'Ducati Cup', bahkan Carmelo Ezpeleta (CEO Dorna Sports) ingin tiap pabrikan punya empat motor saja. Namun, kesempurnaan tidaklah nyata," lanjutnya.
Ducati Lihai Mencari Celah Regulasi
Jarvis juga mengaku angkat topi kepada para insinyur Ducati Corse yang dipimpin Gigi Dall'Igna. Menurutnya, mereka menjadi penguasa MotoGP masa kini karena para insinyur dan teknisinya lihai dalam melihat celah dalam regulasi teknis MotoGP.
"Delapan Ducati terlalu banyak, enam bakal cukup. Namun, dengan aturan masa kini, ditambah sprint race, mereka dapat banyak data. Dengan komputerisasi modern yang canggih, mereka juga punya keuntungan besar. Namun, jelas kami juga berusaha kembali mendapatkan tim kedua," tutup Jarvis.
Musim ini, Yamaha memang tampil tanpa tim satelit usai ditinggalkan RNF Racing ke Aprilia Racing. Saat ini mereka berusaha merayu salah satu tim satelit Ducati, Mooney VR46 Racing Team, untuk bergabung dengan mereka pada 2025 mendatang.
Sumber: GPOne
Baca juga:
- Haruki Noguchi Kecelakaan Parah di ARRC Mandalika, Tim Optimistis Bisa Pulih
- Sudah Lama Kerja Bareng, Yamaha Sebut VR46 Opsi Utama Tim Satelit Baru di MotoGP
- Daftar Pembalap WorldSBK 2024: Dominique Aegerter Tetap di Yamaha, Tapi Bela Tim Mana?
- Dominique Aegerter Resmi Tetap di Yamaha 2024, Akankah Gantikan Toprak Razgatlioglu?
Advertisement
Berita Terkait
-
Otomotif 6 September 2025 18:37
Hasil Latihan Ketiga Formula 1 GP Italia 2025: Lando Norris Ungguli Charles Leclerc
-
Otomotif 6 September 2025 18:32
Hasil Kualifikasi Moto3 Catalunya 2025: David Almansa Rebut Pole Perdana
-
Otomotif 6 September 2025 18:26
-
Otomotif 6 September 2025 18:22
Hasil Race 1 WorldSSP300 Prancis 2025: Debut Arai Agaska, Loris Veneman Menang
-
Otomotif 6 September 2025 17:46
LATEST UPDATE
-
Piala Dunia 6 September 2025 19:11
-
Otomotif 6 September 2025 18:37
-
Otomotif 6 September 2025 18:32
-
Otomotif 6 September 2025 18:26
-
Tim Nasional 6 September 2025 18:25
-
Otomotif 6 September 2025 18:22
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...