
Bola.net - Sejak pertama kali digelar pada 1960, Spanyol hingga saat ini masih menjadi satu-satunya tim yang mampu mempertahankan trofi Piala Eropa. La Furia Roja sukses menjadi kampiun Euro 2008 dan Euro 2012.
Pada final Euro 2008, kala itu tim yang diasuh oleh Luis Aragones berhasil menumbangkan Jerman dengan skor 1-0 melalui gol tunggal Fernando Torres. Adapun, gelar Piala Eropa 2008 merupakan gelar kedua bagi timnas Spanyol setelah yang mereka raih pada 1964.
Selang empat tahun kemudian, tepatnya pada Euro 2012 yang dilangsungkan di Polandia dan Ukraina, Spanyol berhasil kembali menjadi juara. Kala itu, La Furia Roja berhasil mempertahankan gelar dengan melibas Italia dengan skor 4-0.
Tak berhenti di situ, sebelum mengukir kisah indah pada gelaran Piala Eropa, Spanyol di bawah asuhan Vicente del Bosque sukses memenangi trofi Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Dengan adanya gelar Piala Dunia, La Furia Roja juga menjadi negara pertama pengumpul tiga gelar utama secara berturut-turut.
Menghapus Kutukan
Tidak ada tim yang bisa meraih back-to-back juara Piala Eropa sebelum 2012. Uni Soviet dan Jerman pernah nyaris mencatat sejarah dengan masing-masing pada edisi 1964 dan 1976, tapi malah mengalami kegagalan di partai final.
Spanyol kala itu berstatus kampiun Piala Eropa 2008, melaju ke partai puncak gelaran Piala Eropa 2012. Menghadapi Italia di final, Spanyol mengandaskan perlawanan Negeri Pizza dengan skor telak 4-0.
Dengan hasil itu, La Furia Roja pun resmi menciptakan sejarah baru dengan mempertahankan trofi Piala Eropa sekaligus menyamai perolehan gelar terbanyak milik Jerman (3).
Rekor Fernando Torres
Selain mencatat negara pertama yang sanggup mempertahankan gelar Piala Eropa, striker mereka Fernando Torres juga mencetak sejarah baru, sebagai pemain pertama yang mencetak gol di dua partai puncak Piala Eropa.
Kala itu, Torres menjadi aktor pencetak gol di partai final Piala Eropa 2008, saat Spanyol juara dengan mengandaskan perlawanan Jerman dengan skor 1-0. Kali ini, di partai final Piala Eropa 2012, Striker eks Liverpool itu sukses mencetak gol untuk La Furia Roja.
Golnya di menit ke-84 membuat Spanyol menambah keunggulan menjadi 3-0 saat melawan Italia.
Menjadi Tim Paling Sedikit Mencetak Gol
Pada gelaran Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Spanyol memiliki catatan unik dengan menjadi tim juara yang paling sedikit mencetak gol dalam sejarah Piala Dunia, dengan total hanya membukukan delapan gol dari tujuh pertandingan.
Jumlah ini lebih sedikit dari Inggris (11 gol, di Piala Dunia 1966) dan Brasil (11 gol di Piala Dunia 1994). Spanyol hanya meraih kemenangan tipis 1-0 sejak babak 16 besar sampai partai final kala itu.
Akurnya Barcelona dan Real Madrid
Tak dipungkiri, kekuatan timnas Spanyol kala itu bertumpu kepada kualitas dari dua klub penguasa La Liga Spanyol, yakni Real Madrid dan Barcelona.
Namun, keberadaan bintang-bintang Real Madrid dan Barcelona justru seringkali menimbulkan masalah bagi pelatih. Rivalitas abadi kedua raksasa La Liga itu menghalangi para pemain untuk melebur serta bahu-membahu berjuang mengantarkan Spanyol meraih prestasi.
Keadaan mulai berubah lebih baik semenjak La Furia Roja menjuarai Euro 2008. Pelatih Luis Aragones terbukti berhasil menyatukan pemain Real Madrid dan Barcelona. Keadaan terus berlanjut saat tongkat estafet kepelatihan berpindah ke tangan Vicente Del Bosque.
Diperkuat para Pemain Generasi Emas
Selepas menjuarai Piala Eropa 2008 bermodalkan skuat belia yang terdiri dari pemain-pemain bertalenta seperti Sergio Ramos, Andres Iniesta, dan Fernando Torres, Spanyol begitu tampil digdaya di kejuaraan mayor berikutnya.
Mereka dikombinasikan dengan personel senior semacam Iker Casillas, Xavi Hernandez, Carles Puyol, dan Marcos Senna. Membuat performa La Furia Roja kala itu begitu mengerikan.
Kekuatan utama generasi emas Spanyol terletak pada taktik brilian yang belakangan dikenal dengan sebutan Tiki-taka. Istilah tersebut berarti memainkan operan-operan pendek nan cepat dan menuntut para pemain lebih rajin bergerak di atas lapangan.
Tiki-taka dilakukan atas dasar pemikiran pelatih Luis Aragones yang menyadari kenyataan bahwa Spanyol tak cukup tangguh dalam beradu fisik lantaran postur mereka kurang mendukung.
Dengan raihan tiga gelar berturut-turut pada Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012, wajar jika banyak yang bilang Spanyol 2008-2012 adalah generasi sepakbola terbaik dunia sejauh ini.
(Bola.net/Yoga Radyan)
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Italia 22 Oktober 2025 16:56
Luka Modric Akui Eks Real Madrid Ini Jadi Alasan Utamanya Pindah ke AC Milan
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 17:21
-
News 22 Oktober 2025 17:17
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 17:12
-
Liga Italia 22 Oktober 2025 16:56
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 16:29
-
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025 16:12
BERITA LAINNYA
-
piala dunia 20 Oktober 2025 09:56
-
piala dunia 17 Oktober 2025 04:19
-
piala dunia 16 Oktober 2025 14:28
-
piala dunia 16 Oktober 2025 10:58
-
piala dunia 16 Oktober 2025 10:46
-
piala dunia 16 Oktober 2025 10:39
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...