Rahasia Gattuso Latih Italia: Akui 'Copy Paste' Taktik Marcello Lippi

Rahasia Gattuso Latih Italia: Akui 'Copy Paste' Taktik Marcello Lippi
Pelatih Timnas Italia, Gennaro Gattuso. (c) AP Photo/Luca Bruno

Bola.net - Gennaro Gattuso akhirnya buka suara soal resep rahasianya dalam menangani Timnas Italia saat ini. Sang pelatih ternyata tidak mau repot mencari metode baru yang rumit.

Secara blak-blakan, Gattuso mengaku mencontek gaya mentor legendarisnya, Marcello Lippi. Sosok yang membawanya juara Piala Dunia 2006 itu masih jadi panutan utamanya.

Metode "Copy Paste" ini diklaim ampuh untuk mengembalikan mentalitas juara Gli Azzurri. Ia ingin membangun ikatan batin yang kuat di ruang ganti.

Gattuso juga menegaskan bahwa dirinya kini sudah berubah. Ia bukan lagi sosok "Badak" yang pemarah, melainkan pelatih yang lebih tenang.

1 dari 3 halaman

Contek Habis Metode Sang Guru

Bagi Gattuso, Lippi adalah figur sentral dalam karier sepak bolanya. Kesuksesan Italia merengkuh trofi di Jerman 2006 menjadi bukti sahih kehebatan sang mentor.

Oleh karena itu, ia tak ragu menerapkan pendekatan yang sama persis. Ia ingin mengulang sejarah manis tersebut.

"Sejak saya menjadi pelatih Italia, saya melakukan copy and paste apa yang dia lakukan," ujar Gattuso kepada Vivo Azzurro.

Kuncinya bukan hanya pada taktik di lapangan hijau. Gattuso menekankan pentingnya aspek psikologis dan kejujuran kepada pemain.

"Jujur dan koheren, hanya ada satu cara jika Anda ingin membentuk sebuah grup. Berikan kepercayaan ekstra pada pemain saat dia sedang kesulitan," tambahnya.

Pendekatan personal inilah yang coba ia bangun kembali. Rasa memiliki terhadap tim nasional menjadi prioritas utama.

"Memberikan rasa memiliki (terhadap tim). Dia (Lippi) adalah masternya dalam hal ini," puji Gattuso.

2 dari 3 halaman

Obsesi Gila ke Piala Dunia

Selain metode kepelatihan, Gattuso juga berbicara soal target besarnya. Ia memiliki satu obsesi yang harus terwujud bagaimanapun caranya.

Mantan pelatih AC Milan ini ingin membawa Italia kembali ke panggung Piala Dunia. Absen di edisi sebelumnya menjadi mimpi buruk yang harus diakhiri.

"Obsesi saya adalah pergi ke Piala Dunia, kembali ke tempat di mana kami berada selama bertahun-tahun, bahkan sebagai protagonis," tegasnya.

Mentalitas baja kini ditanamkan ke dalam skuadnya. Ia tidak ingin anak asuhnya mudah menyerah saat menghadapi rintangan.

"Kami harus menginginkannya dengan segala cara dan tidak melihat hantu (ketakutan) setelah kesulitan pertama," lanjut Gattuso.

3 dari 3 halaman

Transformasi Menjadi "Gattuso Baru"

Menariknya, Gattuso juga mengklaim telah berevolusi secara personal. Ia sadar peran pelatih berbeda jauh dengan pemain yang meledak-ledak.

Kini, ia berusaha menjadi sosok penenang bagi tim. Ia ingin meminimalisir kesalahan non-teknis.

"Saya adalah Gattuso yang baru sekarang. Saya orang pertama yang harus menyalurkan ketenangan dan membuat sesedikit mungkin kesalahan," akunya.

Tanggung jawab besar ini diakuinya memang berat. Namun, Gattuso sudah kenyang makan asam garam tekanan sejak remaja.

"Saya memikul banyak tanggung jawab, tapi saya juga sudah memilikinya sejak usia 12 tahun saat pergi ke Perugia," kenangnya.

Tekanan seumur hidup itulah yang membentuk karakternya saat ini. Ia bertekad memberikan kegembiraan bagi seluruh rakyat Italia.

"Saya harap bisa memberikan yang terbaik bersama anak-anak asuh saya dan memberi seluruh negeri kegembiraan yang besar," pungkasnya.