
Bola.net - Kegagalan Inggris menjuarai Euro 2020 bukan sesuatu yang mudah untuk dilupakan salah satu pemainnya, Jadon Sancho. Apalagi pria berusia 21 tahun tersebut bertanggung jawab besar dalam kegagalan itu.
Menit bermain yang tersedia buat Sancho selama ajang itu berlangsung sangat sedikit. Kendati demikian, ia diberikan kesempatan unjuk gigi di laga final kontra Italia pada hari Senin (12/7/2021) lalu.
Ia masuk sebagai pengganti pada masa injury time babak kedua perpanjangan waktu. Sudah jelas, Gareth Southgate selaku pelatih mempersiapkan dirinya untuk ikut terlibat dalam drama adu penalti.
Sayang, Sancho mengecewakan banyak orang. Ia adalah salah satu dari tiga penendang gagal Inggris bersama Bukayo Saka dan Marcus Rashford. Pada akhirnya, Inggris harus bertekuk lutut di hadapan Gli Azzurri.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Permintaan Maaf Sancho
Jelas kalau kegagalan tersebut sangat sulit dilupakan oleh penggawa Inggris termasuk Sancho. Bagaimanapun, itulah saat-saat the Three Lions berada dekat dengan trofi Piala Eropa, dan mereka gagal mendapatkannya.
Sancho menjadi orang kedua setelah Rashford yang angkat bicara terkait kegagalannya. Lewat unggahan di media sosial Instagram, pemain Manchester United soon-to-be itu curhat sekaligus melayangkan permintaan maaf.
"Saya harus melewati beberapa hari untuk memikirkan final dan masih merasakan emosi yang campur aduk. Saya ingin meminta maaf kepada rekan setim, staf pelatih, dan paling penting fans yang saya kecewakan," tulisnya.
"Sejauh ini, inilah perasaan terburuk yang pernah saya rasakan untuk waktu lama. Bahkan sulit rasanya menaruh kata-kata untuk menggambarkan perasaan sesungguhnya, tapi ada banyak hal positif yang bisa dipetik dari turnamen ini meski sakitnya kekalahan akan bertahan lama," lanjutnya.
Yakin Mengambil Penalti, Tapi...
Dalam lubuk hati yang terdalam, Sancho sangat ingin bisa menjadi pahlawan Inggris di setiap kesempatan. Termasuk ketika mengambil penalti. Ia bahkan sangat percaya diri mampu mewujudkan keinginan itu.
"Saya sudah siap dan percaya diri untuk mengambilnya, inilah momen yang diimpi-impikan sejak kecil, inilah mengapa saya bermain sepak bola. Tekanan seperti inilah yang diinginkan sebagai seorang pesepakbola."
"Saya pernah mencetak gol lewat penalti sebelumnya di level klub, saya telah melatihnya berkali-kali untuk klub dan negara dan saya memilih pojok andalan saya, namun itu tidak berarti apa-apa," tandasnya.
(Instagram)
Baca juga:
- Diinjak Fans Tak Bertiket di Final Euro 2020, Ayah Harry Maguire Patah Tulang Rusuk
- Penggawa Italia Dominasi Tim Terbaik Euro 2020 Versi IFFHS
- Galeri: Mengharukan, Ratusan Orang Suarakan Anti-Rasisme di Mural Marcus Rashford
- Luke Shaw Tak Masuk Tim Terbaik Euro 2020, Fans-nya Demo di Media Sosial
- Spirit Federico Chiesa, Kompletnya Harry Kane, Inspirasi buat Taufik Hidayat di Persija
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 05:23
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 04:59
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 04:47
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 04:35
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 04:26
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 04:14
BERITA LAINNYA
-
piala eropa 10 Oktober 2025 09:19
-
piala eropa 10 Oktober 2025 07:29
-
piala eropa 10 Oktober 2025 04:49
-
piala eropa 26 September 2025 13:01
-
piala eropa 10 September 2025 10:18
-
piala eropa 5 September 2025 13:33
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...