Banyak Kekurangan, Inasoc Akui Perlu Evaluasi

Banyak Kekurangan, Inasoc Akui Perlu Evaluasi
SEA Games 2011
Bola.net - Target Indonesia sebagai juara umum SEA Games XXVI/2011, hampir tercapai. Hingga kini, perolehan medali bagi Indonesia, meninggalkan jauh para pesaingnya. Namun, target sebagai tuan rumah yang baik sepertinya belum mampu diwujudkan. Indikasinya, banyak kekurangan yang dikeluhkan para peserta. Misalnya saja mengenai makanan ataupun keamanan.

"Kami akui memeng perlu banyak evaluasi. Koordinasi antara Inasoc Pusat dengan Daerah tak berjalan dengan baik," ucap Rahmat Gobel, Ketua Harian Inasoc saat ditemui Bola.net di Senayan, Jakarta.

Koordinasi tersebut salah satunya terkait mekanisme penyelenggaraan pertandingan. Rahmat menyatakan, Panitia Pelaksana kerap kecolongan terkait tiket untuk penonton. Ada banyak oknum yang ternyata memasukkan teman atau keluarganya untuk menyaksikan sebuah laga. Padahal, hal itu sebenarnya tak boleh dilakukan.

"Tiketnya tersbut ada asuransinya. Sehingga, kalau terjadi apa-apa dengan penonton yang tak memakai tiket, bukan tanggungan kami. Kecuali kalau yang pegang tiket tentu akan mendapatkan hak dari perusahaan asuransinya," imbuh Rahmat.

Rahmat mengaku mengalami sendiri hal tersebut saat menyaksikan pertandingan bulu tangkis di Istora Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Rahmat hanya bisa mengelus dada dengan kinerja Panpel pertandingan itu.

"Saya sampai harus jaga di pintu. Kejadiannya mungkin lebih parah untuk pertandingan sepakbola karena penontonnya puluhan ribu," sebut owner PT Panasonic Gobel Indonesia tersebut.

Selain itu, target Inasoc untuk meraup banyak uang dari tiket juga bertepuk sebelah tangan. Awalnya Inasoc mematok target pemasukan Rp100 miliar dari sektor tiket. Nyatanya, hal tersebut menjadi sebuah target yang jauh panggang dari api.

"Bisa mencapai Rp2 miliar saja juga sudah bagus," sebutnya.

Hal yang sama juga terjadi untuk penjualan merchandise. Rahmat mengungkapkan, target pemasukan yang sangat besar dari merchandise juga sulit untuk tercapai. Pasalnya, banyak merchandise palsu yang dijual bebas di sekitaran lokasi pertandingan. Inasoc pun tak bisa berbuat apa-apa dengan keadaan tersebut.

"Tapi, poin plusnya adalah ekonomi kecil dari pembuat dan penjual merchandise palsu di Jakarta dan Palembang bergerak. Itu bagus. Meski sebenarnya kami bisa saja menyita merchandise palsu itu," tegas Rahmat.

Nah, berbagai kelemahan itu menjadi pembelajaran Indonesia jika nantinya kembali menjadi tuan rumah. Dia menyatakan, pengalaman di SEA Games kali ini harus membuat even-even selanjutnya lebih ciamik.

"Ke depannya,  tentu harus bisa menjadi sebuah industri. Kalau tetap tidak bisa, rasanya kebangetan," ucapnya.

Di sisi lain, Menegpora Andi A Mallarangeng menyatakan jika target juara umum kian dekat. Namun, dia berharap para atlet dan pelatih tetap berjuang semaksimal mungkin.

"Tetap harus waspada dengan ancaman lawan. Mereka tentu terus mengejar perolehan medali kita. Tapi kami optimistis target itu tetap tercapai," jelas Andi. (esa/mac)

Berita Terkait