
Bola.net - Setahun lalu, garis pertahanan tinggi Barcelona menjadi perbincangan hangat di Eropa. Strategi agresif itu dianggap sebagai kunci sukses tim asuhan Hansi Flick.
Puncak ketenaran sistem ini terjadi saat Barcelona menang telak 4-0 atas Real Madrid di Santiago Bernabeu pada Oktober 2024. Dalam laga itu, Blaugrana menampilkan permainan menekan dengan jebakan offside yang luar biasa efektif.
Hasil tersebut memecahkan berbagai rekor, termasuk menjadikan Lamine Yamal pencetak gol termuda dalam sejarah El Clasico. Namun, perhatian publik justru tertuju pada banyaknya offside yang dihasilkan dari sistem pertahanan tinggi Barcelona.
Kini, satu tahun berselang, situasinya berubah drastis. Garis pertahanan tinggi yang dulu jadi senjata utama kini justru sering disorot karena membuat Barcelona rentan kebobolan.
Keampuhan Garis Tinggi Barcelona Mulai Pudar

Musim lalu, Barcelona mencatat angka offside tertinggi di Eropa. Dalam laga-laga awal, mereka rata-rata memaksa lawan terjebak offside sebanyak tujuh kali per pertandingan.
Namun, efektivitas itu perlahan menurun. Musim ini, jumlah offside yang berhasil diprovokasi hanya sekitar 4,9 kali per laga, turun jauh dari musim sebelumnya.
Perubahan itu tampak jelas ketika Barcelona bermain imbang 3-3 melawan Club Brugge di Liga Champions. Tiga gol yang bersarang ke gawang mereka sebagian besar berawal dari celah di garis pertahanan tinggi.
Hansi Flick mengakui ada penurunan intensitas dan koordinasi tim. Ia menyebut kepercayaan diri pemain bertahan mulai goyah, terutama saat menghadapi tim dengan kecepatan transisi tinggi seperti Brugge.
Masalah dalam Transisi dan Serangan Balik

Barcelona kini lebih sering kesulitan menghadapi serangan balik cepat. Dalam 11 laga La Liga musim ini, mereka kebobolan rata-rata 0,36 gol dari situasi transisi cepat.
Angka tersebut naik tajam dibandingkan musim lalu yang hanya 0,21 gol per laga. Artinya, lawan semakin mampu mengeksploitasi ruang di belakang garis pertahanan Barcelona.
Beberapa kekalahan, termasuk saat ditundukkan Sevilla 4-1, memperlihatkan kelemahan yang sama. Hampir semua gol lawan lahir dari umpan langsung ke belakang lini belakang tinggi Barcelona.
Situasi ini diperparah oleh koordinasi antar pemain yang belum kembali ke bentuk terbaik. Tanpa tekanan efektif dari lini tengah, sistem pertahanan tinggi menjadi jauh lebih berisiko.
Faktor Kehilangan Pemain dan Cedera

Kepergian Inigo Martinez di musim panas memberi dampak besar pada lini belakang. Ia adalah bek paling berpengalaman yang memahami sistem Flick dengan baik.
Martinez bahkan mengakui kepergiannya membuat struktur pertahanan tim sedikit terguncang. Setelah pindah ke Al Nassr, Barcelona kehilangan sosok yang mampu mengatur garis pertahanan secara disiplin.
Selain itu, cedera yang menimpa Raphinha, Robert Lewandowski, dan Lamine Yamal membuat sistem pressing Barcelona menurun drastis. Ketiganya berperan penting dalam menutup ruang di lini depan.
Akibatnya, lini tengah tak lagi menjadi pelindung yang solid. Dampaknya terasa hingga ke barisan belakang yang kini kerap terlambat menutup ruang bagi lawan.
Flick Tetap Setia pada Filosofi Tinggi

Meski menghadapi kritik, Flick tidak berniat meninggalkan filosofi bermainnya. Ia menegaskan Barcelona akan tetap menekan tinggi dan memainkan garis pertahanan agresif.
Menurutnya, perubahan total bukanlah solusi. Flick percaya masalahnya ada pada eksekusi dan intensitas, bukan pada filosofi permainan itu sendiri.
Namun, keputusannya mempertahankan gaya tersebut menjadi perdebatan di kalangan pengamat. Sebagian menilai pendekatan itu kini terlalu mudah dibaca oleh lawan di Eropa.
Bagi Flick, mempertahankan identitas tim lebih penting daripada hasil jangka pendek. Ia meyakini Barcelona bisa kembali solid jika intensitas dan kepercayaan diri pemain pulih.
Sumber: Opta
Klasemen La Liga
Baca Juga:
- Lamine Yamal Bantah Isu Cedera Parah di Tengah Tren Negatif Barcelona
- Jadwal Lengkap La Liga 2025/2026
- Pemain-Pemain Barcelona yang Pantas Bermain untuk Real Madrid? Lamine Yamal Ditolak!
- Dua Hal yang Tersisa dari Laga Imbang Club Brugge 3-3 Barcelona
- Nyaris Kalah dari Club Brugge, Hansi Flick Sentil Barcelona: Ayo Berbenah!
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Italia 25 Desember 2025 13:35Darurat Bek Tengah, AC Milan Lirik Tiga Nama Berpengalaman Ini
-
Liga Italia 25 Desember 2025 12:47Dua Permintaan Kenan Yildiz yang Bisa Tentukan Masa Depannya di Juventus
LATEST UPDATE
-
Bola Indonesia 25 Desember 2025 13:55 -
Tim Nasional 25 Desember 2025 13:49 -
Liga Italia 25 Desember 2025 13:35 -
Liga Italia 25 Desember 2025 12:47 -
Liga Inggris 25 Desember 2025 12:19 -
Liga Champions 25 Desember 2025 11:55
MOST VIEWED
- Hasil Lengkap, Klasemen, Jadwal dan Top Skor La Liga 2025/2026
- Real Madrid: Sebuah Pelajaran Brutal (yang Terlambat) dari Endrick untuk Xabi Alonso
- Lennart Karl, Wonderkid Bayern yang Membuat Real Madrid Sesali Keputusan Lama
- Kode Bastoni ke Barcelona? Aktivitas Media Sosial yang Membuka Ruang Tafsir Masa Depannya
HIGHLIGHT
- 5 Calon Pengganti Mohamed Salah di Liverpool jika ...
- Dari Salah hingga Neymar, 8 Pemain Top yang Anjlok...
- Jika Arne Slot Lengser, Ini 11 Pelatih Nganggur ya...
- Jika Diambil Alih Arab Saudi, Inilah Prediksi Star...
- 5 Calon Pengganti Mohamed Salah yang Wajib Diperti...
- 6 Opsi Klub Baru Marcus Rashford jika Tak Diperman...
- 5 Pemain yang Memberikan Dampak Tak Terduga di Ser...

















:strip_icc()/kly-media-production/medias/5455313/original/091156000_1766645151-1000864875.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4936290/original/005846400_1725434506-WhatsApp_Image_2024-09-04_at_2.20.17_PM.jpeg)
:strip_icc():watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,573,20,0)/kly-media-production/medias/5455208/original/035252500_1766638417-Kode_Redeem_FC_Mobile_Terbaru_25_Desember_2025_01.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4242618/original/081125200_1669641659-UMP_2023.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3332742/original/033324700_1608794527-20201224-Kepadatan-Jalan-Tol-Jakarta-Cikampek-Jelang-Natal-3.jpg)

