Duel Ambisi Generasi Muda: Timnas Indonesia U-22 vs Mali U-22 di Pakansari

Duel Ambisi Generasi Muda: Timnas Indonesia U-22 vs Mali U-22 di Pakansari
Penyerang Timnas Indonesia U-22, Mauro Zijlstra di sesi latihan timnas jelang SEA Games 2025 yang berlangsung di Stadion Madya, Selasa (11/11/2025). (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Bola.net - Timnas Indonesia U-22 bakal mendapat ujian berkelas dari Timnas Mali U-22 dalam dua laga uji tanding di Stadion Pakansari, Bogor. Lawan yang datang bukan sekadar tim muda biasa, melainkan skuad bertalenta dengan mayoritas pemain yang berkarier di Eropa. Pertemuan ini menjadi kesempatan ideal untuk mengukur perkembangan para pemain muda Tanah Air.

Mali hadir dengan kepercayaan diri tinggi. Mereka membawa nama-nama yang bermain di level kompetitif, termasuk gelandang Manchester United, Sekou Kone. Akan tetapi, bagi pelatih mereka, Fousseni Diawara, uji coba ini bukan sekadar soal pemain bintang. Ia menegaskan pentingnya membangun fondasi kolektif yang kuat untuk generasi berikutnya.

Dua pertandingan—pada Sabtu (15/11/2025) malam dan tiga hari setelahnya—menjadi ruang eksperimen sekaligus panggung pembuktian. Indonesia U-22 ingin memanfaatkan momentum tampil di kandang sebagai persiapan untuk SEA Games 2025, sementara Mali U-22 membawa misi panjang menuju Olimpiade Los Angeles 2028.

1 dari 2 halaman

Fokus Kolektif Mali dan Misi Besar 2028

Fokus Kolektif Mali dan Misi Besar 2028

Timnas Indonesia U-22 melakukan latihan perdana untuk persiapan SEA Games 2025 yang berlangsung di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Selasa (11/11/2025). (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Kedatangan Mali U-22 bukan tanpa tujuan. Meski membawa nama besar seperti Sekou Kone dan sang kapten yang bermain di Brest, Diawara menegaskan bahwa yang terpenting bukanlah status individu para pemain.

“Di antara para pemain yang Anda sebutkan, ada seorang pemain yang kita kenal yang bermain untuk Manchester United. Ada juga kapten kami yang bermain untuk Brest di divisi utama. Ada pemain lain yang bermain untuk klub-klub besar, tetapi yang jadi fokus kami adalah menciptakan sebuah kelompok dan identitas kolektif yang kuat, sebuah pola pikir,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta.

Diawara memandang dua laga melawan Timnas Indonesia U-22 sebagai bagian dari rangkaian persiapan panjang. Ia menargetkan lahirnya sebuah generasi baru yang siap mengangkat prestasi sepak bola Mali di level global.

“Tujuannya, sekali lagi, adalah membangun tim U-23 yang bagus, mencoba mendorong kemajuan generasi baru,” jelasnya.

Timnas Mali U-22 disiapkan menjadi fondasi Timnas Mali U-23 yang akan mengejar tiket Olimpiade 2028. Dengan materi pemain yang matang di Eropa, Mali menatap masa depan dengan percaya diri. Namun, bagi Diawara, kekuatan mental kolektif tetap menjadi prioritas utama.

2 dari 2 halaman

Pujian untuk Indonesia dan Kenangan Manis di Piala Dunia U-17

Pujian untuk Indonesia dan Kenangan Manis di Piala Dunia U-17

skuad Mali U-17 menyapa para penggemarnya di Stadion Manahan, Solo, di laga perebutan peringkat 3 Piala Dunia U-17 2023 kontra Argetina, Jumat (01/12/2023) malam WIB. (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Dalam kesempatan yang sama, Diawara memberikan apresiasi terhadap perkembangan sepak bola Indonesia. Ia menilai atmosfer pertandingan serta kualitas pemain muda di Tanah Air mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

“Saya ingin menambahkan bahwa sepak bola Indonesia telah berkembang pesat. Ada juga pemain Mali yang berkembang di kejuaraan di sini. Mereka adalah pemain yang saya ikuti. Atmosfer di sini sangat saya sukai, dengan stadion yang penuh sesak. Ada juga semangat. Ada banyak antusiasme di tribune. Itulah yang langsung membekas di benak saya,” tuturnya.

Diawara juga menyinggung Piala Dunia U-17 2023 yang digelar di Indonesia, saat Mali mencatatkan hasil cukup apik. Kenangan itu memperkuat pandangannya bahwa Indonesia merupakan tempat yang tepat untuk menguji kemampuan skuad mudanya.

Dengan dua laga penting menanti, bentrokan Indonesia U-22 dan Mali U-22 bukan hanya soal hasil akhir. Pertandingan ini menjadi bagian dari perjalanan dua negara dalam membentuk generasi sepak bola masa depan—ambisi yang sama-sama ingin diwujudkan di panggung dunia.

Disadur dari: Bola.com/Hery Kurniawan/Yus Mei Sawitri, 14 November 2025