
Bola.net - Tidak ada yang membantah kemampuan Fakhri Husaini ketika menjadi pemain tengah. Ia selalu menjadi nyawa lapangan tengah, baik di klub maupun Timnas Indonesia.
Namun, Fakhri menolak disebut sebagai pemain yang sukses. Menurutnya, ia sama sekali tidak sukses. Bahkan sepanjang kariernya, ia hanya pernah bermain di tiga klub.
"Kalau dibilang sukses ya sebenarnya belum sempurna. Saat jadi pemain, saya hanya main di tiga klub, Lampung Putera, Petrokimia Putera, dan PS Pupuk Kaltim," ujar Fakhri dalam channel YouTube, Hanif & Rendy Show.
Di tiga klub itupun, Fakhri mengaku tidak pernah merasakan gelar juara. Paling banter hanya dua kali menjadi runner-up kompetisi bersama Pupuk Kaltim. Alasan itu yang membuat Fakhri menyebut kariernya sebagai pemain tidak sempurna.
Lantas, bagaimana di level Timnas Indonesia? Lagi-lagi Fakhri mengatakan dirinya tidak ada apa-apanya ketika menjadi pemain.
"Saya belum pernah juga dapat medali emas bersama Timnas Indonesia. Hanya di SEA Games 1997 itu jadi runner-up dapat medali perak, setelah kalah dari Thailand di final yang adu penalti," kata pria kelahiran Lhokseumawe, Aceh ini.
Baca halaman berikutnya ya Bolaneters.
Siap Tidak Populer
Lebih lanjut, Fakhri mengatakan dirinya adalah pemain yang tidak bisa diatur, dalam konteks match fixing dan sejenisnya. Ia tidak mengelak pernah diminta untuk mengatur pertandingan.
Tapi, semua ditolaknya. Pria berusia 54 tahun ini tidak mau mengkhianati sepak bola, pekerjaan yang sangat dicintainya, dan memilih menjadi pemain yang tak populer.
"Saya sudah pernah disuruh atur-atur pertandingan. Saya sampaikan kepada pelatih, kalau pasang saya, maka saya akan buat gol, tidak peduli tim ini menang," tutur Fakhri.
"Tapi kalau memang kalian mau atur, jangan mainkan saya. Akhirnya kesepakatannya saya dikeluarkan di babak kedua. Ya saya bilang terserah kalau memang babak kedua diatur-atur, yang penting saya tidak ikut main," imbuhnya.
(Bola.net/Fitri Apriani)
Baca Juga:
- Sebelum Shin Tae-yong, Ini 5 Pelatih Timnas Indonesia yang Pernah Perang dengan PSSI
- Dari Ruud Gullit hingga Robert Alberts, Ini 5 Calon Pengganti Shin Tae-yong di Timnas Indonesia
- Bima Sakti, Nomor Punggung 11, dan Sebuah Cerita dari Swedia
- Komparasi Prestasi Shin Tae-yong dan Luis Milla, 2 Pelatih Top yang Perang dengan PSSI
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 08:05
-
News 22 Oktober 2025 08:00
-
Liga Spanyol 22 Oktober 2025 06:47
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 06:06
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 05:59
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 05:51
BERITA LAINNYA
-
tim nasional 21 Oktober 2025 20:50
-
tim nasional 21 Oktober 2025 20:04
-
tim nasional 21 Oktober 2025 19:59
-
tim nasional 21 Oktober 2025 19:36
-
tim nasional 21 Oktober 2025 19:27
-
tim nasional 21 Oktober 2025 19:22
MOST VIEWED
- Update dari Sumardji soal Pelatih Baru Timnas Indonesia: Rumor Louis van Gaal Kemungkinan Tidak Benar
- Rumor Buyar, Louis van Gaal Bukan Pelatih Timnas Indonesia
- Kata-Kata Berkelas Indra Sjafri Usai Timnas Indonesia U-22 Masuk Grup C SEA Games 2025
- Karier Mees Hilgers di FC Twente Tamat: Tolak Kontrak Baru, Tak Akan Dimainkan, Diputuskan di Bursa Transfer Musim Dingin
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...