
Bola.net - Sebuah wanti-wanti dilontarkan pengamat sepak bola, Ronny Pangemanan, terhadap PSSI agar tak sampai kehabisan stok talenta berbakat untuk Timnas Indonesia. Pria yang karib disapa Ropan tersebut berharap agar PSSI tak keasyikan menjalankan program naturalisasi dan melupakan pembinaan usia muda.
"Di samping kompetisi, (PSSI) harus bisa melihat juga pembinaan usia muda," kata Ropan, di kanal youtube Sportify Indonesia.
"Ini juga penting. Karena yang sekarang di kita itu hanya melihat di kompetisi Liga 1, Liga 2, atau Liga 3," sambungnya.
Ropan pun membandingkan kondisi ini dengan di Eropa. Ia menyebut bahwa salah satu produk dari pembinaan usia muda adalah sosok pemain Timnas Indonesia, Justin Hubner, yang merupakan tim U-21 Wolverhampton Wanderers.
"Jadi mereka punya kompetisi. Nah, kita di sini juga. Masing-masing klub harus punya tim yang muda, yang bisa berkompetisi di U-21 atau di U-19. Terserahlah, yang penting, perlu ada tim muda yang bisa berkompetisi secara rutin. Ini yang menjadi pekerjaan rumah bagi PSSI untuk ke depan," papar Ropan.
Sebelumnya, sempat muncul polemik soal program naturalisasi, termasuk berkaitan dengan pembinaan usia muda. Banyak yang menilai bahwa PSSI lebih suka mengambil jalan instan menaturalisasi pemain ketimbang bersusah payah mengembangkan talenta-talenta muda di Indonesia.
Namun, di sisi lain, pilihan PSSI untuk menaturalisasi pemain ini juga mendapat dukungan banyak pencinta bola. Mereka menilai kemampuan para pemain-pemain naturalisasi tersebut lebih baik ketimbang talenta lokal.
Simak artikel selengkapnya di bawah ini.
Berkaca dari Pembinaan Masa Lalu
Lebih lanjut, menurut Ropan, pada masa lalu, Indonesia sempat memiliki banyak pemain berkualitas yang layak memperkuat tim nasional. Hal ini, sambung mantan jurnalis media olahraga tersebut, tak lepas dari kualitas kompetisi dan sistem pembinaan usia muda.
"Dulu kan juga ada kompetisi Soeratin, yang belakangan ini ada lagi. Ditumbuhkan seperti dulu ada Piala Soeratin. Bagus, banyak, dan hebat-hebat itu dulu," kata Ropan.
"Selain itu kalau kita bahas PSSI Pelajar di Asia kan itu Theodorus Bitbit dan kawan-kawan. (Ada juga) Frans Sinatra Huwae. (Mereka) lahir dari situ semua. Kita kembalikan itu ke sekarang. Bolehlah naturalisasi itu ada, tapi kompetisi jangan dilupakan. Pembinaan usia muda jangan dilupakan," tandasnya.
(Bola.net/Dendy Gandakusumah)
Baca Juga:
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 21 Oktober 2025 18:09
-
Liga Champions 21 Oktober 2025 17:44
-
Bola Indonesia 21 Oktober 2025 17:38
-
Liga Champions 21 Oktober 2025 17:33
-
Liga Champions 21 Oktober 2025 17:01
-
Tim Nasional 21 Oktober 2025 16:53
BERITA LAINNYA
-
tim nasional 21 Oktober 2025 16:53
-
tim nasional 21 Oktober 2025 16:01
-
tim nasional 21 Oktober 2025 14:12
-
tim nasional 21 Oktober 2025 10:12
-
tim nasional 21 Oktober 2025 10:10
-
tim nasional 21 Oktober 2025 09:01
MOST VIEWED
- Rumor Buyar, Louis van Gaal Bukan Pelatih Timnas Indonesia
- Kata-Kata Berkelas Indra Sjafri Usai Timnas Indonesia U-22 Masuk Grup C SEA Games 2025
- Hasil Undian Grup Cabor Sepak Bola SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-22 Masuk Grup 'Mudah'?
- Hokky Caraka Merespons Lengsernya Patrick Kluivert dari Timnas Indonesia: Dia Orang Baik, tapi Tidak Sedang Hoki
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...