Real Madrid vs Marseille: Pertemuan Klub dengan Akar yang Berbeda, Simbol Royal Family dan Kaum Pekerja
Asad Arifin | 16 September 2025 15:59
Bola.net - Real Madrid akan memulai perjalanan di Liga Champions 2025/2026 dengan menjamu Marseille di Santiago Bernabeu, Rabu (17/9) dini hari WIB. Sekilas, laga ini terlihat seperti pertandingan biasa di level Eropa.
Namun, jika menelusuri lebih dalam, pertemuan kedua klub ini merefleksikan benturan dua identitas. Satu klub lahir sebagai representasi kerajaan, sementara yang lain tumbuh dengan akar kuat sebagai suara kelas pekerja.
Real Madrid selalu identik dengan simbol kerajaan. Pada 1920, Raja Alfonso XIII memberikan izin kepada Madrid FC untuk menyandang gelar “Real” sekaligus menambahkan mahkota kerajaan pada lambang klub.
Status ini bukan hanya sekadar simbol, melainkan penegasan bahwa Madrid adalah cerminan kerajaan Spanyol. Meski begitu, dinamika politik di Spanyol sempat membuat klub kehilangan identitas tersebut. Pada masa Republik Spanyol (1931–1939), sebutan “Real” dihapus, bahkan mahkota pun dihilangkan dari logo.
Baru pada 1941, ketika Francisco Franco berkuasa, Madrid kembali memakai nama "Real" beserta mahkotanya. Sejak saat itu, Real Madrid tak hanya dipandang sebagai simbol kerajaan, tetapi juga menjadi representasi kekuatan politik dan sosial negeri tersebut.
Marseille, Wajah Kota Pelabuhan

Jika Madrid adalah simbol istana, maka Marseille adalah cerminan pelabuhan. Klub yang berdiri pada 31 Agustus 1899 lewat Rene Dufaure de Montmirail ini tumbuh sebagai representasi kota Marseille, sebuah kota kosmopolitan yang kaya akan sejarah perdagangan, imigrasi, dan kehidupan kelas pekerja.
Olympique de Marseille lekat dengan identitas rakyat. Stadion Velodrome, yang dijuluki “le temple” (kuil), selalu menjadi ruang bersama ribuan warga Marseille. Di sana, perbedaan profesi, status sosial, dan latar belakang melebur dalam nyanyian serta dukungan penuh gairah selama 90 menit.
Momen paling bersejarah bagi OM tercipta pada 26 Mei 1993, ketika mereka mengalahkan AC Milan di final Liga Champions lewat gol Basile Boli. Kemenangan itu bukan sekadar gelar, melainkan simbol kebanggaan kota. Marseille pun menjadi klub Prancis pertama yang mengangkat trofi Si Kuping Besar, lahirlah ungkapan abadi: A jamais les premiers (Selamanya yang pertama).
Bagi masyarakat Marseille, OM adalah bagian dari identitas mereka. Tak heran muncul ungkapan, “L'OM c'est nous” (OM adalah kita), yang menggambarkan bagaimana klub ini sudah mendarah daging dalam kehidupan rakyat kelas pekerja di kota pelabuhan tersebut.
Dua Identitas, Satu Panggung Liga Champions

Rivalitas identitas ini bahkan merambah ke level domestik. Marseille kerap dianggap sebagai antitesis Paris Saint-Germain, klub ibu kota yang identik dengan kalangan elite dan penuh kemewahan. Marseille hadir sebagai simbol perjuangan rakyat, sedangkan PSG menjadi wajah borjuis modern.
Kini, ketika OM bertandang ke markas Real Madrid, benturan narasi semakin terasa. Bernabeu menyambut sebagai rumah klub yang membawa simbol kerajaan, sementara Marseille datang dengan jati diri sebagai klub rakyat dari pelabuhan yang tak pernah kehilangan roh kelas pekerja.
Apakah latar sejarah dan identitas ini akan berpengaruh langsung di atas lapangan? Mungkin tidak. Namun, kisah panjang yang membentuk kedua klub membuat duel Madrid vs Marseille layak dinikmati bukan hanya dari sisi teknis sepak bola, melainkan juga dari perspektif budaya dan sejarah.
Klasemen Liga Champions
Baca Ini Juga:
- Statistik Real Madrid vs Marseille: Bak Langit dan Bumi, tapi Ada Ancaman Tersembunyi!
- Yang Harus Kamu Tentang Juventus vs Borussia Dortmund: Panggung Penebusan Dosa
- Jangan Lewatkan! Jadwal Liga Champions Hari Ini, 16-17 September 2025
- Jelang Lawan Dortmund, Tudor Tuntut Juventus Main Hebat dan Peringatkan Media Soal Yildiz
- Prediksi PSG vs Atalanta 18 September 2025
- Angka-angka Ini Bikin Ngeri! Juventus Punya Rekor Apik, Tapi Statistik Dortmund Jauh Lebih Mengerikan
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Calon Lawan Real Madrid di Babak 16 Besar Copa del Rey 2025/2026
Liga Spanyol 18 Desember 2025, 22:19
-
Jadwal Lengkap Copa del Rey 2025/2026
Liga Spanyol 18 Desember 2025, 14:53
-
Terungkap Alasan Laga Real Madrid Kerap Buntu di Era Xabi Alonso
Liga Spanyol 18 Desember 2025, 13:56
LATEST UPDATE
-
Bek Chelsea Diminati Bayern Munchen dan Manchester City
Liga Inggris 20 Desember 2025, 17:00
-
Bruno Fernandes Seharusnya Kebal dari Kritikan 'Pemain Malas'
Liga Inggris 20 Desember 2025, 16:53
-
Dari Euforia ke Tekanan: Pesan Arteta untuk Gyokeres di Tengah Sorotan Arsenal
Liga Inggris 20 Desember 2025, 16:28
-
BRI Super League: Jeda Ideal Jadi Modal Persib Sambut Bhayangkara FC di GBLA
Bola Indonesia 20 Desember 2025, 16:14
-
Bek Tengah Idaman Arne Slot untuk Liverpool Berasal dari Tottenham
Liga Inggris 20 Desember 2025, 16:07
-
AC Milan Buka Jalan Pulangkan Thiago Silva: Allegri Beri Lampu Hijau
Liga Italia 20 Desember 2025, 15:53
-
Di Balik Keputusan Gasperini Menolak Juventus dan Memilih Roma, Apa Alasan Sebenarnya?
Liga Italia 20 Desember 2025, 15:21
-
Live Streaming Man City vs West Ham - Link Nonton Premier League/Liga Inggris di Vidio
Liga Inggris 20 Desember 2025, 15:00
-
Davide Tardozzi Bantah Rumor Pensiun dari Ducati di MotoGP 2027, Sebut Hubungan Masih Solid
Otomotif 20 Desember 2025, 14:59
-
Antara Juventus, Weston McKennie, dan Roma
Liga Italia 20 Desember 2025, 14:53
-
Juventus dan DNA Juara yang Perlahan Pudar
Liga Italia 20 Desember 2025, 14:27
LATEST EDITORIAL
-
4 Pelatih yang Bisa Diboyong Chelsea jika Enzo Maresca Pindah ke Manchester City
Editorial 19 Desember 2025, 20:30
-
Salah hingga Drogba, 7 Pemain Terhebat yang Tak Pernah Menjuarai Piala Afrika
Editorial 19 Desember 2025, 20:02
-
8 Calon Pelabuhan Baru Mohamed Salah jika Tinggalkan Liverpool
Editorial 18 Desember 2025, 21:54
-
3 Pemain Terbaik Dunia Versi Luka Modric: Lamine Yamal Masuk, Kylian Mbappe Tak Ada
Editorial 18 Desember 2025, 20:54






