6 Transfer Premier League yang Lebih Mahal dari Antony, Bagaimana Performa Mereka?

6. Paul Pogba – £89,3 Juta

Pada 2016, Jose Mourinho berhasil mendatangkan Paul Pogba dari Juventus dengan kesepakatan senilai £89,3 juta (sekitar Rp1,7 Triliun). Pogba saat itu baru saja tampil luar biasa di Italia, mencetak gol-gol spektakuler dan menunjukkan keterampilan luar biasa.

Meskipun ada momen-momen penting di Manchester United, perjalanan Pogba lebih banyak dianggap gagal. Ia memenangkan Piala Liga, Liga Europa, dan masuk dalam Tim Tahun PFA pada 2018-19, namun tidak memenuhi harapan dengan harga transfer yang sangat tinggi.

Seiring dengan merosotnya performa United, Pogba juga mulai diterpa masalah. Ia akhirnya kembali ke Juventus sebelum dijatuhi larangan bermain akibat doping dan akan menjadi agen bebas pada Maret tahun ini.

5. Romelu Lukaku – £97,5 Juta

Chelsea selalu siap mengeluarkan dana besar demi meraih kejayaan. Mendatangkan kembali Romelu Lukaku setelah kesuksesan besar bersama Inter Milan seharusnya menjadi langkah cerdas, terutama setelah mereka baru saja memenangkan Liga Champions.

Meski memulai dengan baik, mencetak gol debut melawan Arsenal dan brace melawan Aston Villa, performa Lukaku menurun drastis. Setelah cedera ringan, ia memberi wawancara yang merusak kariernya dengan mengkritik taktik pelatih, yang membuatnya kehilangan momentum.

Lukaku hanya mencetak delapan gol di liga dan akhirnya dipinjamkan ke Inter Milan. Di Stamford Bridge, ia meraih medali Piala Dunia Antarklub dan kini kembali ke Napoli dengan peluang untuk meraih gelar Serie A.

4. Jack Grealish – £100 Juta

Pada saat itu, Jack Grealish adalah salah satu talenta paling menarik di Premier League dan menjadi pemain kunci Aston Villa. Setelah tampil impresif, ia pindah ke Manchester City dengan harga £100 juta (sekitar Rp1,9 Triliun), dengan Villa mematok harga tinggi.

Namun, peran Grealish di City berbeda dengan di Villa. Pep Guardiola mengubahnya menjadi pemain sayap dengan instruksi untuk mempertahankan bola dan mengurangi risiko, yang mempengaruhi performanya secara signifikan.

Meski mencetak enam gol dan empat assist selama City meraih gelar, kontribusinya minim. Ia mulai menemukan ritme di musim treble, menciptakan peluang terbanyak di Liga Champions, tetapi tahun berikutnya hanya mencetak tiga gol, sementara posisinya kini diambil alih oleh Savinho, Jeremy Doku, dan Omar Marmoush.

3. Moises Caicedo – £100 Juta

Awalnya dibeli dengan harga kurang dari £5 juta, Brighton meraup keuntungan besar dari Moises Caicedo. Setelah hampir bergabung dengan Liverpool, Chelsea akhirnya mengontraknya dengan harga awal £100 juta (sekitar Rp1,9 Triliun), ditambah £15 juta dalam add-on terkait performa.

Caicedo memulai dengan kurang mulus di Chelsea, memberikan penalti pada debutnya dan kesulitan beradaptasi di bawah Mauricio Pochettino. Namun, ia mulai menemukan bentuk permainan terbaiknya pada paruh kedua musim lalu, mencetak gol dari garis tengah pada hari terakhir musim.

Sekarang, Caicedo menjadi salah satu pemain paling andal di Chelsea, meskipun belum memiliki pasangan gelandang yang konsisten. Dengan harga yang tinggi, ia tampil luar biasa musim ini dan masih berusia 22 tahun.

2. Declan Rice – £105 Juta

Pada tahun terakhirnya di West Ham, Declan Rice diperkirakan akan meninggalkan klub, dengan banyak pilihan yang tersedia. Arsenal mengalahkan pesaing lain dengan tawaran £105 juta (sekitar Rp2 Triliun) dan berhasil mendatangkan pemain tersebut.

Rice dengan cepat beradaptasi dengan sistem permainan Mikel Arteta, menjadi kunci dalam perburuan gelar. Arteta berhasil mengubahnya dari gelandang bertahan menjadi pemain box-to-box yang juga andal dalam situasi bola mati.

Pada musim pertama di Arsenal, Rice tampil impresif dan masuk dalam PFA Team of the Year. Keberhasilannya di klub menjadi bukti betapa pentingnya kontribusinya untuk tim.

1. Enzo Fernandez – £106,8 Juta

Setelah memenangkan Piala Dunia 2022 bersama Argentina, Enzo Fernandez menjadi incaran banyak klub. Chelsea segera bergerak cepat untuk mengontraknya dengan harga lebih tinggi dari nilai pasar, membawanya dari Benfica pada Januari 2023.

Setibanya di Chelsea, Fernandez harus beradaptasi dengan situasi klub yang tengah berguncang di bawah Graham Potter. Meskipun tampil menjanjikan, pergantian manajer yang sering membuatnya kesulitan untuk tampil konsisten.

Namun, Fernandez tetap menjadi pemain utama untuk klub dan timnas. Pada musim 2024/2025, dia mencatatkan jumlah peluang terbanyak yang tercipta dari permainan terbuka, menunjukkan konsistensinya yang semakin membaik. Chelsea tentu berharap lebih banyak dari pemain yang dibeli dengan harga tinggi ini.

Sumber: Planet Football