Nostalgia Mayor Haristanto, Presiden Pasoepati Pertama dan Totalitasnya yang Luar Biasa
Gia Yuda Pradana | 18 Juli 2021 09:47
Bola.net - Mayor Haristanto adalah Presiden Pasoepati yang pertama. Totalitasnya bisa dibilang sangat luar biasa.
Pasoepati, atau Pasukan Suporter Paling Sejati, merupakan kelompok suporter asli kota Solo. Ini pertama kali dicetuskan saat adanya tim Pelita Solo di tahun 2000.
Di sebuah bangunan milik Mayor Haristanto di kawasan Nayu, Nusukan, Banjarsari, Surakarta, lahirlah organisasi Pasoepati pada 9 Februari 2000 silam.
Nama Mayor Haristanto pun ditunjuk sebagai pemimpinnya alias Presiden Pasoepati yang pertama. Menjadi sebuah tantangan baru dalam kehidupannya, lantaran dunia sepak bola sebenarnya sangat jauh dari dirinya. Di Solo, Mayor Haristanto dikenal sebagai praktisi periklanan dan juga event organizer (EO).
Ia pun memberanikan diri masuk dalam organisasi dunia suporter. Karena dalam benaknya, suporter sebagai kerumunan massa yang besar menjadi kekuatan luar biasa. Ia menilai suporter merupakan aset terbesar industri sepak bola. Betapa pentingnya suporter atau penonton dalam sepak bola.
Rumah Sampai Nyaris Disita Bank
Totalitasnya untuk Pasoepati pun bisa dibilang luar biasa ketika itu. Dalam periode tahun 2000-2001 sebagai Presiden Pasoepati, ia mengeluarkan pikiran, tenaga, dan materi yang cukup besar. Bahkan dalam pengakuannya, rumahnya yang menjadi saksi lahirnya Pasoepati, nyaris disita oleh bank karena lama menunggak angsuran.
Hal itu terjadi karena ia begitu super sibuk mengurusi Pasoepati yang dipimpinnya. Mengakomodir para anggotanya saat melakukan lawatan ke markas lawan dan lain sebagainya. Mayor Haristanto pun harus menjual mobilnya saat itu untuk menyelamatkan aset yaitu rumah yang akan disita.
Rumah yang hendak disita saat itu, kini disulapnya menjadi sebuah museum bernama titik nol kilometer Pasoepati. Di dalamnya berisi aneka atribut sepak bola dari pemain, mantan pemain, atau suporter Indonesia.
Sampai Jual Mobil Juga
Mayor Haristanto pun menceritakan hari-hari saat rumahnya nyaris disita dalam kanal YouTube Pinggir Lapangan belum lama ini.
"Museum ini menjadi bukti kecintaan saya sebagai suporter. Rumah ini pernah mau disita karena saya terlalu serius di Pasoepati. Jadi antara tahun 2001 saya nggak ngangsur maka mau disita atau menjual aset lain," kenang Mayor Haristanto.
"Sebagai ketuanya saat itu, ikut tur ke mana-mana yang secara tidak langsung menggerogoti ekonomi saya. Meski pekerjaan utama saya di dunia advertising dan EO, suporter bisa untuk kegiatan sambilan".
"Akhirnya saya jual mobil Kijang yang saya beli sebelum kerusuhan Mei 1998. Saya jual Rp60 juta, lalu anak saya yang kecil minta saya mundur sebagai Presiden Pasoepati. Kalau waktu itu benar disita, hilang sudah jejak museum Pasoepati," ungkapnya.
Meski sudah lama tidak masuk di organisasi suporter, Mayor Haristanto mengaku masih seorang Pasoepati sejati. Setiap menjalankan aksi kampanye sepak bola di kota Bengawan, kaus dan syal bertuliskan Pasoepati tak lupa ia kenakan.
Darah Masih Pasoepati
Mayor Haristanto menegaskan dalam darahnya masih sebagai Pasoepati. "Keluarga saya memaklumi meski berat memahami dunia ayahnya, tapi ya inilah sejarah yang dibuat,"
"Nikmatnya jadi suporter adalah sukacita dan banyak teman. Sekarang banyak yang mengapresiasi dan memberikan kenang-kenangan untuk museum ini," tambah pria berusia 62 tahun itu.
Di sisi lain, Mayor Haristanto menilai bahwa cita-citanya di Pasoepati perlahan mulai terwujud. Kelompok suporter yang punya ciri khas warna merah tersebut diakuinya tak berhenti dalam menebar virus perdamaian.
"Sudah ada harapan anak muda Solo yang kreatif, sudah banyak berbuat untuk kota Solo, semoga tetap jadi pelopor suporter yang cinta damai. Cita-cita sudah mendekati, kerusuhan sudah mulai menurun, lambat laun harus damai," pungkasnya.
Sumber: Youtube Pinggir Lapangan
Disadur dari: Bola.com/Vincentius Atmaja/Hendry Wibowo
Published: 17 Juli 2021
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
- Boaz Solossa, Striker Lokal Berlabel Senior yang Dibutuhkan Mario Gomez di Borneo FC
- Cerita Boaz Solossa Gabung Borneo FC Setelah Didepak Persipura
- PSS Sleman dan Ambisi Besarnya Menjadi Klub Profesional, Modern, serta Juara
- Eks Persikabo 1973 Sebut Liga 1 Selevel Papan Bawah Serie B dan Puji Suporter
- Nasib 4 Pemain Jepang di Liga 1, Bakal Diangkut Pulang Karena COVID-19?
- Fokus Praveen Jordan Menuju Olimpiade Tokyo 2020
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Ini 5 Pemain Kunci Timnas Indonesia yang Diprediksi Tampil di Piala Dunia 2030
Tim Nasional 14 Oktober 2025, 12:11 -
Kata Eks Kapten Timnas Indonesia Soal Patrick Kluivert: Konsekuensinya Mundur
Tim Nasional 14 Oktober 2025, 12:06
LATEST UPDATE
-
Prediksi Persib Bandung vs Selangor FC 23 Oktober 2025
Bola Indonesia 22 Oktober 2025, 18:14 -
Frankfurt Mencari Pijakan, Liverpool Berambisi Mempertahankan Superioritasnya
Liga Champions 22 Oktober 2025, 18:02 -
Tradisi Apik Monaco, Tren Positif Tottenham
Liga Champions 22 Oktober 2025, 17:21 -
Karya Jurnalistik Akan Masuk Revisi UU Hak Cipta, Menteri Hukum: Harus Dilindungi
News 22 Oktober 2025, 17:17 -
Luka Modric Akui Eks Real Madrid Ini Jadi Alasan Utamanya Pindah ke AC Milan
Liga Italia 22 Oktober 2025, 16:56 -
Cek Jadwal Aksi Pemain Indonesia di Liga Europa 2025/26: Tayang di Vidio
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 16:12
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04