Arne Slot Bawa Taktik Bertahan Ala Italia ke Liverpool: Efektif atau Berisiko?
Richard Andreas | 28 Agustus 2025 20:10
Bola.net - Sepak bola modern sering dianggap kehilangan variasi strategi. Namun, kini muncul perdebatan baru soal bagaimana tim bertahan menghadapi free kick dan umpan silang.
Dalam beberapa tahun terakhir, garis pertahanan tinggi jadi pilihan utama di banyak liga. Sebaliknya, di Italia justru berkembang tren berbeda: Bertahan rendah dan menyerbu bola secara kolektif.
Yang mengejutkan, Arne Slot menerapkan pendekatan ini di Liverpool. Saat melawan Newcastle, timnya beberapa kali membentuk garis sangat dalam ketika menghadapi bola mati.
Pertandingan yang berakhir dengan kemenangan 3-2 itu memperlihatkan sisi unik dari strategi Liverpool. Namun, ada pula momen yang berujung gol untuk lawan.
Taktik Bertahan Free Kick Liverpool Jadi Sorotan

Sejak menit awal melawan Newcastle, Liverpool terlihat menempatkan garis pertahanan jauh lebih rendah saat menghadapi free kick. Posisi mereka sekitar 20 yard di bawah biasanya, sehingga Kieran Trippier harus mencari alternatif eksekusi.
Pada kesempatan pertama, ia memberi umpan pendek ke Sandro Tonali yang lalu melambungkan bola ke tiang jauh. Virgil van Dijk sigap memenangi duel udara dan menyapu bola.
Trippier lalu mencoba pola berbeda dengan melibatkan Bruno Guimaraes. Namun, umpan itu juga mudah dipatahkan pertahanan Liverpool.
Upaya lainnya pun kandas. Beberapa kali ia mengangkat bola melewati garis yang begitu dekat dengan gawang, tetapi opsi serangan Newcastle menjadi terbatas.
Newcastle Cari Celah, Gordon Hingga Elanga Turun Tangan
Dalam salah satu situasi, Anthony Gordon berdiri di posisi offside di belakang pertahanan Liverpool, berharap bisa memanfaatkan kekacauan di kotak penalti.
Trippier mencoba mengirim bola kepadanya, tetapi arah umpan justru jatuh ke pelukan Alisson.
Pada kesempatan lain, Gordon bekerja sama dengan Anthony Elanga. Namun, bola kiriman ke Elanga melebar dan umpan silang yang dihasilkan tidak berbahaya.
Tekanan Newcastle meningkat di babak kedua meski mereka bermain dengan 10 orang. Lewat Lewis Hall, bola panjang kembali diluncurkan, tetapi Van Dijk dengan tenang menghalaunya.
Kesalahan Fatal: Gol Penyeimbang Newcastle

Momen krusial muncul ketika Van Dijk tampak siap mundur menyambut bola. Namun, setelah menoleh ke arah bangku cadangan, ia memberi instruksi agar rekan-rekannya menahan garis lebih tinggi.
Perubahan itu memaksa Ibrahima Konate mundur sejauh 20 yard untuk menutup ruang. Akibatnya, ia kesulitan melompat saat duel udara dengan Dan Burn.
Bola akhirnya terlepas, mengenai Konate, lalu jatuh ke jalur William Osula yang sukses menyamakan skor 2-2.
Usai laga, Slot mengakui keputusan itu datang dari instruksi pinggir lapangan. Ia menilai langkah tersebut keliru meski tujuannya untuk mengurangi risiko bola kedua di kotak penalti.
Slot Akui Kesalahan, tapi Pertahankan Filosofi
Slot menegaskan Van Dijk tak bisa disalahkan. Menurutnya, sang kapten hanya menyampaikan arahan dari staf pelatih.
Ia menjelaskan keputusan itu dipicu banyaknya ancaman dari bola kedua, lemparan ke dalam, maupun sepak pojok. Walau hasilnya justru kebobolan, ia mengakui tetap berpegang pada filosofi tersebut.
Menariknya, setelah gol itu, Liverpool kembali memakai pola garis rendah. Hasilnya, Nick Pope gagal memanfaatkan free kick berikutnya karena Alisson dengan mudah keluar mengambil bola.
Kemenangan tetap diamankan berkat gol telat Rio Ngumoha. Meski demikian, eksperimen ini jelas masuk daftar evaluasi Slot.
Duel Lawan Arsenal Jadi Ujian Berikutnya
Akhir pekan ini, Liverpool akan menghadapi Arsenal. The Gunners dikenal sebagai salah satu tim dengan variasi bola mati paling berbahaya di Premier League.
Laga tersebut bisa menjadi ajang uji filosofi bertahan ala Slot. Apakah ia tetap memakai garis rendah, atau kembali ke pola konvensional dengan garis tinggi?
Bagi pecinta sepak bola, duel ini menjanjikan pertarungan taktik yang menarik: kreativitas set piece Arsenal melawan eksperimen bertahan Liverpool.
Jangan sampai ketinggalan infonya
- Tidak Terpakai di Liverpool, Kostas Tsimikas Bakal Mengadu Nasib di Italia?
- Siap-Siap, Ini Daftar Calon Lawan Liverpool di Liga Champions Musim Ini
- Hasil Drawing Carabao Cup 2025/2026: MU Sudah Tersingkir, Siapa Lawan Para Tim Raksasa di Putaran Ketiga?
- Real Madrid Bidik Ibrahima Konate, Gunakan Strategi Jitu Seperti Transfer Mbappe dan Alexander-Arnold
- Efek Instan Florian Wirtz di Liverpool: Bukan dari Gol, Tapi dari Peran di Lini Tengah
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Joao Pedro Lega Akhiri Puasa Gol, tapi Kok Bilang 'Santai Saja Soal Gol'?
Liga Inggris 2 November 2025, 12:08
-
Sindiran Maut Malo Gusto Usai Chelsea Bungkam Tottenham: Cerita yang Sama Lagi!
Liga Inggris 2 November 2025, 11:27
-
Tottenham vs Chelsea: Moises Caicedo Monster, Tapi Masih di Bawah Declan Rice
Liga Inggris 2 November 2025, 11:23
-
Maresca: Cuma Ada 1 Pemain di Dunia yang Selevel Moises Caicedo, Siapa Tuh?
Liga Inggris 2 November 2025, 11:12
-
Mohamed Salah Cetak Gol Bersejarah, tapi Tetap Tak Bahagia Usai Kalahkan Aston Villa
Liga Inggris 2 November 2025, 11:02
LATEST UPDATE
-
Greg Nwokolo Nilai Thomas Doll Cocok jadi Pelatih Baru Timnas Indonesia
Tim Nasional 2 November 2025, 18:33
-
Klasemen Pembalap JuniorGP 2025, Veda Ega Pratama di Peringkat Berapa?
Otomotif 2 November 2025, 17:44
-
Hasil Race 1 JuniorGP Catalunya 2025: Veda Ega Pratama Tembus 6 Besar, Jesus Rios menang
Otomotif 2 November 2025, 17:38
-
Jadwal Live Streaming Babak Final Hylo Open 2025 di Vidio Hari Ini, 2 November 2025
Bulu Tangkis 2 November 2025, 17:12
-
Jadwal dan Hasil Lengkap Pertandingan Wakil Indonesia di Hylo Open 2025
Bulu Tangkis 2 November 2025, 17:07
LATEST EDITORIAL
-
10 Pemain dengan Total Transfer Paling Gila di Dunia, Neymar Tembus Rp7,68 Triliun!
Editorial 31 Oktober 2025, 15:01
-
4 Klub yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Vinicius Junior Jika Hengkang dari Real Madrid
Editorial 29 Oktober 2025, 14:17
-
6 Alasan Mengapa Manchester United Bisa Jadi Penantang Gelar Premier League Musim Ini
Editorial 29 Oktober 2025, 14:06
-
Arne Slot di Ujung Tanduk? 5 Pelatih Premier League yang Terancam Dipecat
Editorial 28 Oktober 2025, 14:36





