Parma: Tekad, Keteguhan Hati, dan Harapan

Gia Yuda Pradana | 24 April 2025 15:48
Parma: Tekad, Keteguhan Hati, dan Harapan
Serie A 2024/25: Selebrasi pemain Parma, Mateo Pellegrino, di laga Parma vs Juventus pada pekan 33 (c) Paola Garbuio/LaPresse via AP

Bola.net - Rabu sore itu, Ennio Tardini bukan sekadar stadion. Dia menjadi panggung bagi perjuangan Parma, yang sedang menyusun kembali identitas mereka di Serie A.

Juventus datang sebagai tamu, tetapi nyaris tak diberi ruang untuk merasa nyaman. Parma menunjukkan tekad dan keteguhan hati, lalu membungkam Bianconeri dengan skor 1-0.

Advertisement

Mateo Pellegrino menjadi pahlawan lewat sundulannya yang memanfaatkan umpan silang Emanuele Valeri. Sebuah gol tunggal yang terasa seperti ledakan kecil harapan bagi klub yang sedang berjuang menjauh dari jurang degradasi.

1 dari 5 halaman

Simbol Kerja Keras Sebuah Tim

Simbol Kerja Keras Sebuah Tim

Francisco Conceicao dan Simon Sohm berduel dalam laga Parma vs Juventus di Serie A 2024/2025, Rabu (23/4/2025) malam WIB. (c) Paola Garbuio/LaPresse via AP

Gol Pellegrino bukan sekadar angka di papan skor, tapi simbol dari kerja keras sebuah tim yang tak pernah menyerah. Di tengah tekanan dan kecemasan, kepala Pellegrino menjadi jawaban atas doa pendukung di Tardini.

Cristian Chivu, sang pelatih, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. “Saya harap ini bisa menjadi sesuatu yang reguler, baik untuk karier saya maupun para pemain yang menunjukkan hati dan semangat untuk naik di papan klasemen,” ucapnya seusai laga, seperti dilansir situs resmi Parma.

Dia melanjutkan, “Senang rasanya melihat stadion ini bergemuruh setelah menang melawan Juve. Kami harus puas dengan diri sendiri karena ini bukan pertandingan yang mudah.”

2 dari 5 halaman

Chivu dan Siasat di Tengah Tantangan

Chivu dan Siasat di Tengah Tantangan

Christian Chivu saat melatih Parma pada musim 2024/2025. (c) Andrea Bressanutti/LaPresse via AP

Parma kehilangan dua pemain cedera hanya beberapa menit setelah pertandingan dimulai. Chivu dipaksa mengubah rencana dan menempatkan Mandela Keita di tengah meski sang pemain belum sepenuhnya memahami peran barunya.

“Saya harus membuat penyesuaian dan mereka melakukannya dengan baik. Kami berusaha memberi tekanan pada tim sekuat Juve,” jelas Chivu.

Dia menekankan pentingnya adaptasi dan kebersamaan tim: “Serie A tak pernah mudah, tapi para pemain menunjukkan pemahaman taktik dan semangat bertarung yang luar biasa.”

3 dari 5 halaman

Dari Inter ke Fiorentina, dan Kini Juventus

Dari Inter ke Fiorentina, dan Kini Juventus

Aksi Mateo Pellegrino (kiri) di laga Parma vs Juventus, Serie A 2024/2025 (c) Gianni Santandrea/LaPresse via AP

Parma kini telah melewati tiga laga tanpa kebobolan—babak kedua melawan Inter, laga kontra Fiorentina, dan malam magis melawan Juventus. “Saya sangat senang dengan dua setengah pertandingan terakhir ini,” kata Chivu.

Menurutnya, keberhasilan ini bukan milik individu, tapi buah dari kerja keras kolektif. “Ini kerja seluruh tim. Mereka pantas mendapatkan pujian.”

Salah satu sorotan jatuh kepada Giovanni Leoni, yang bermain cemerlang. “Ia bermain sebagai bek sayap, lalu kembali ke tengah. Dia tidak terlihat seperti usianya. Yang terpenting, dia masih punya ruang untuk berkembang,” puji sang pelatih.

4 dari 5 halaman

Tardini, Harapan, dan Sisa Musim

Tardini, Harapan, dan Sisa Musim

Duel Giovanni Leoni dan Dusan Vlahovic di laga Parma vs Juventus, Serie A 2024/2025 (c) Paola Garbuio/LaPresse via AP

Chivu tak ingin timnya larut dalam euforia. “Leoni dan seluruh tim harus tetap rendah hati. Hari ini, mereka bermain luar biasa.”

Dia menambahkan bahwa pekerjaan rumah masih banyak. “Saya tunjukkan kesalahan-kesalahan mereka sebelumnya. Namun, saya senang karena mereka belajar dengan cepat.”

“Para suporter tampil luar biasa malam ini. Namun, pikiran kami tetap pada klasemen dan musim ini. Masih ada lima pertandingan, dan kami harus meraih poin untuk bertahan di liga,” tutup Chivu.

Sumber: Parma Calcio 1913