
Bola.net - Di tengah udara dingin Ennio Tardini, Juventus terperosok dalam jebakan klasik yang sering menimpa tim besar: dominasi tanpa hasil. Parma, dengan taktik bertahan rapat dan serangan balik tajam, berhasil membuat Si Nyonya Tua kehilangan arah dan akhirnya terdiam.
Gol semata wayang Mateo Pellegrino menjadi pembeda. Ini sekaligus pemberi luka pertama bagi Igor Tudor sebagai pelatih Juventus.
Laga ini sejatinya merupakan pertandingan tunda giornata ke-33 Serie A. Namun, atmosfernya terasa seperti partai final bagi Parma yang tengah berjuang menjaga konsistensi demi menghindari degradasi. Juventus, yang datang dengan skuad nyaris penuh, tetap tidak mampu menembus rapatnya barikade pertahanan tuan rumah.
Dusan Vlahovic kembali menjadi ujung tombak, ditemani Randal Kolo Muani, sementara Kenan Yildiz hanya cukup bugar untuk duduk di bangku cadangan. Akan tetapi, kehadiran dua penyerang utama tersebut tak menjamin tajamnya serangan Juventus.
Kesarabaran dan Kedisiplinan Parma
Kunci kemenangan Parma ada pada kesabaran dan kedisiplinan dalam bertahan. Mereka tak panik saat bola lebih banyak dikuasai oleh Juventus. Justru lewat skema bola mati, pasukan Cristian Chivu memberikan kejutan yang menjadi mimpi buruk bagi tim tamu.
Menjelang turun minum, Emanuele Valenti mengirim umpan silang sempurna dari sisi kiri. Mateo Pellegrino memenangi duel udara dan menanduk bola melewati jangkauan Michele Di Gregorio. Sebuah eksekusi klasik yang mengingatkan akan gaya bermain Parma di era keemasan mereka.
Juventus tidak siap menghadapi skenario tertinggal. Mereka terlihat frustrasi, kehilangan kreativitas, dan gagal menjaga keseimbangan antara menyerang dan bertahan. Parma memanfaatkan hal itu dengan terus menebar ancaman melalui serangan balik.






Cedera dan Ketumpulan Juve
Petaka Juventus bertambah saat Vlahovic harus diganti di jeda pertandingan akibat cedera paha. Francisco Conceicao masuk dan membawa sedikit perubahan ritme. Namun, kehadirannya tak cukup mengubah nasib tim.
Kenan Yildiz juga akhirnya turun menggantikan Weston McKennie, tetapi performa Juventus tetap stagnan. Peluang demi peluang tercipta, tapi tak satu pun yang benar-benar mengancam gawang Zion Suzuki secara serius.
Di sisi lain, Parma tetap disiplin dan bahkan sempat mengancam lewat Simon Sohm. Sayangnya, sepakan gelandang asal Swiss itu masih terlalu lemah untuk memperdaya Di Gregorio.
Ambisi 4 Besar Juventus Terancam
Menjelang akhir laga, Juventus mencoba peruntungan lewat umpan-umpan silang dan tendangan jarak jauh. Namun, semua upaya mereka terbentur tembok kokoh lini belakang Parma. Suzuki tampil tenang dan penuh percaya diri dalam mengamankan bola.
Sementara itu, Randal Kolo Muani juga gagal memanfaatkan peluang terbaiknya. Sepakannya dari tepi kotak penalti diblok dengan cermat oleh Suzuki, yang tampil luar biasa sepanjang malam.
Kekalahan ini membuat Juventus sementara tertinggal dalam perburuan zona Liga Champions. Mereka kini satu poin di bawah Bologna yang menghuni posisi keempat dan hanya unggul selisih gol dari Lazio yang juga meraih kemenangan.
Pengingat buat Tudor
Bagi Igor Tudor, ini semacam pengingat dan bahan refleksi diri. Kekalahan pertama di laga keempat bersama Juventus tentu menjadi bahan evaluasi. Sebab, strategi dan pendekatan taktiknya ternyata gagal membuahkan hasil.
Dominasi penguasaan bola memang penting, tapi tanpa efektivitas di sepertiga akhir lapangan, semuanya jadi sia-sia. Parma menunjukkan bagaimana sebuah tim dengan disiplin dan efektivitas bisa mengalahkan tim yang lebih berkualitas.
Tudor perlu segera menemukan solusi jika tak ingin timnya gagal tampil di Liga Champions musim depan. Satu hal yang perlu diperbaiki adalah efektivitas serangan, terutama di laga-laga tandang.
Klasemen Serie A
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
- Luka Jovic Mengukir Nama di Puncak Performa
- Langit Treble Masih Menyala di Dua Sudut Eropa
- Rapor Pemain Real Madrid saat Menang Tipis vs Getafe: Arda Guler Terbaik!
- Arsenal Tak Tumbang, Liverpool Harus Bersabar: 5 Catatan Penting dari Emirates Stadium
- Keyakinan dan Realitas: Ambisi Treble Barcelona Bukan Hal yang Berlebihan
- Pedri, sang Penerang
- Dani Olmo Jadi Pembeda saat Ansu Fati dan Pedri Mengalun Indah untuk Barcelona
- Barcelona: Beradunya Aroma Frustrasi dan Kepuasan
- Selamat atau Kembali ke Titik Awal: Perjuangan 3 Tim Promosi Serie A
- Tersesat di Antara Para Elite: Nasib 3 Tim Promosi di Premier League
- Menuju Keabadian: 4 Ujian Terakhir PSG dalam Upaya Merajut Rekor Tak Terkalahkan
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 6 September 2025 09:19
Pemain Chinese Taipei Terkesima dengan Dukungan Suporter Indonesia di GBT
-
Liga Eropa Lain 6 September 2025 09:01
Luis Enrique Alami Kecelakaan Saat Bersepeda, Harus Jalani Operasi
-
Liga Italia 6 September 2025 08:53
AC Milan Bisa Kehilangan Mike Maignan Tanpa Uang, Chelsea Menunggu!
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 6 September 2025 10:18
-
Piala Dunia 6 September 2025 10:00
-
Tim Nasional 6 September 2025 09:57
-
Tim Nasional 6 September 2025 09:48
-
Tim Nasional 6 September 2025 09:44
-
Tim Nasional 6 September 2025 09:37
MOST VIEWED
- Setelah Tolak Arsenal dan Chelsea, Juventus Pagari Kenan Yildiz dengan Gaji Fantastis!
- Alasan Inter Milan Melepas Benjamin Pavard, Bukan Yann Bisseck
- Eks Arsenal Ini Masuk Bidikan AC Milan, Tapi Rossoneri Diadang Satu Masalah Besar
- AC Milan Lewat, Arrigo Sacchi Yakin Tim Ini Lebih Pantas Difavoritkan Juara Serie A
HIGHLIGHT
- Eberechi Eze
- 7 Pemain yang Pernah Disejajarkan dengan Lionel Me...
- 9 Transfer yang Direbut Klub Lain: Eze, Willian, H...
- Eberechi Eze Menyusul? 5 Pemain yang Lebih Memilih...
- 5 Manajer Premier League yang Paling Berisiko Dipe...
- 4 Pemain Bebas Transfer yang Bisa Direkrut Real Ma...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...