
Bola.net - San Siro tadi malam tak ubahnya panggung teater klasik. AC Milan tampil garang menyingkirkan rival sekota Inter Milan dari semifinal Coppa Italia dengan kemenangan telak 3-0. Di tengah atmosfer panas dan sorak-sorai Curva Sud, satu nama bersinar lebih terang dari yang lain: Luka Jovic.
Penyerang asal Serbia itu mencetak dua gol dalam pertandingan penuh emosi tersebut. Gol pertamanya datang lewat sundulan tajam di menit ke-36, disusul gol kedua yang memperlihatkan naluri predatornya di kotak penalti pada menit ke-50. Bersama gol Tijjani Reijnders di menit 85, Milan memastikan kemenangan agregat 4-1 dan melangkah ke final.
Bagi Inter, ambisi meraih treble sirna di tangan musuh bebuyutan. Bagi Milan, ini malam pembuktian. Dan bagi Luka Jovic, inilah momen kelahiran kembali. Dia mengukir nama di puncak performa.
Sang Pembeda di San Siro
Jovic bukan sekadar pencetak gol malam itu. Dia menjadi pemain yang benar-benar membuat perbedaan dalam pertandingan.
Ini malam luar biasa untuknya. Sundulannya membuka skor dan gol keduanya menunjukkan betapa berbahayanya dia di kotak penalti. Dia seperti kartu as Milan, benar-benar sulit dihentikan saat menguasai bola.
Kontribusinya benar-benar terasa. Permainannya luar biasa dari awal hingga ditarik keluar pada menit 78. Sundulan yang memecah kebuntuan sangat berkelas, begitu pula posisinya yang tepat untuk gol kedua.
Tak hanya itu, Jovic juga tampil tenang dalam penguasaan bola dan kerap bekerja sama dengan rekan-rekannya. Dia sangat tenang saat menguasai bola dan tahu kapan harus melepasnya. Kerja samanya dengan para pemain lain begitu mengalir dan berperan besar untuk tim.






Kebangkitan Seorang Penyerang
Performa Jovic malam itu bukan sekadar keberuntungan sesaat. Dia telah menunjukkan peningkatan dalam beberapa pekan terakhir. Dalam lima penampilan terakhirnya, dia mencetak empat gol—rata-rata hampir satu gol setiap pertandingan.
Dimulai dari laga kontra Napoli, meski hanya tampil 11 menit, dia langsung mencetak gol. Dia lalu menyumbang satu gol lainnya saat melawan Fiorentina, sebelum tampil solid melawan Udinese dan Atalanta. Puncaknya, dua gol ke gawang Inter menjadi penanda kebangkitannya yang sesungguhnya.
Pelatih Sergio Conceicao pun memberi pujian. “Dia telah bekerja sangat baik dalam tiga atau empat pekan terakhir. Bahkan, berat badannya sedikit turun dan itu berdampak besar,” ujar sang pelatih kepada SportMediaset.
Jovic Memberi Apa yang Milan Cari
Sebelum laga, mungkin ada beberapa yang meragukan keputusan Conceicao untuk menurunkan Jovic sejak menit awal. Namun, dua gol yang dicetak sang pemain membungkam semua keraguan.
“Dia memberi kami sesuatu yang memang kami cari untuk pertandingan ini. Dia tidak memberikan ruang bagi bek tengah lawan dan itulah yang kami butuhkan,” ucap Conceicao lagi, menjelaskan alasan utamanya memilih Jovic sebagai starter.
Jovic pun buka suara usai pertandingan. Dia mengungkapkan pentingnya kemenangan ini, apalagi di tengah performa Milan yang kurang stabil di Serie A. “Ini pertandingan yang sangat penting untuk kami. Kami tahu bahwa kami sedang tidak tampil baik di liga... Hari ini, kami harus menunjukkan kualitas kami dan kami berhasil melakukannya. Sekarang, mari kita menuju Roma!”
Menuju Roma, Mengincar Takhta
Musim Milan di Serie A memang penuh pasang surut. Namun, Coppa Italia kini menjadi harapan yang nyata untuk menutup musim dengan gelar, harga diri, dan tiket ke Eropa. Di tengah semua itu, nama Luka Jovic mencuat sebagai pusat dari kebangkitan ini.
Di usia 27 tahun, Jovic seperti menemukan kembali jati dirinya. Dia bukan lagi sekadar pelapis atau sosok yang dilupakan. Kini, dia berdiri tegak sebagai pemimpin lini depan Rossoneri.
Final di Roma sudah menanti. Entah melawan Empoli atau Bologna, Milan datang dengan seorang Luka Jovic yang sedang berada di puncak performa—dan itu bisa membuat semua perbedaan.
Klasemen Serie A
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
- Langit Treble Masih Menyala di Dua Sudut Eropa
- Rapor Pemain Real Madrid saat Menang Tipis vs Getafe: Arda Guler Terbaik!
- Arsenal Tak Tumbang, Liverpool Harus Bersabar: 5 Catatan Penting dari Emirates Stadium
- Keyakinan dan Realitas: Ambisi Treble Barcelona Bukan Hal yang Berlebihan
- Pedri, sang Penerang
- Dani Olmo Jadi Pembeda saat Ansu Fati dan Pedri Mengalun Indah untuk Barcelona
- Barcelona: Beradunya Aroma Frustrasi dan Kepuasan
- Selamat atau Kembali ke Titik Awal: Perjuangan 3 Tim Promosi Serie A
- Tersesat di Antara Para Elite: Nasib 3 Tim Promosi di Premier League
- Menuju Keabadian: 4 Ujian Terakhir PSG dalam Upaya Merajut Rekor Tak Terkalahkan
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 6 September 2025 16:52
Vanenburg Beberkan Alasan Belum Mainkan Dion Markx di Timnas Indonesia U-23
-
Tim Nasional 6 September 2025 16:46
Pelatih Timnas Lebanon Tak Asing dengan Sepak Bola Indonesia, Kok Bisa?
-
Liga Spanyol 6 September 2025 16:32
Hansi Flick Belum Temukan Kombinasi Bek Tengah Terbaik Barcelona
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 6 September 2025 17:17
-
Tim Nasional 6 September 2025 17:09
-
Tim Nasional 6 September 2025 17:02
-
Tim Nasional 6 September 2025 16:52
-
Tim Nasional 6 September 2025 16:46
-
Otomotif 6 September 2025 16:37
MOST VIEWED
- Setelah Tolak Arsenal dan Chelsea, Juventus Pagari Kenan Yildiz dengan Gaji Fantastis!
- Alasan Inter Milan Melepas Benjamin Pavard, Bukan Yann Bisseck
- Eks Arsenal Ini Masuk Bidikan AC Milan, Tapi Rossoneri Diadang Satu Masalah Besar
- AC Milan Lewat, Arrigo Sacchi Yakin Tim Ini Lebih Pantas Difavoritkan Juara Serie A
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...