Ukuran Lapangan Lempar Lembing, Peralatan, dan Sistem Penilaiannya

Anindhya Danartikanya | 23 April 2024 11:45
Ukuran Lapangan Lempar Lembing, Peralatan, dan Sistem Penilaiannya
Lempar lembing. (c) Shutterstock

Bola.net - Lempar lembing merupakan cabang olahraga atletik yang populer dan unik. Pasalnya olahraga ini menggunakan tongkat lembing berukuran sekitar 4 meter sebagai alatnya.

Menurut Persatuan Atletik Seluruh Indonesia atau PASI (1988:43), lempar lembing adalah salah satu olahraga cabang atletik yang menggunakan alat bulat panjang berbentuk tombak dengan melempar sejauh-jauhnya.

Advertisement

Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdiri atas dua kata. yakni 'lempar' dan 'lembing'. 'Lempar’ artinya membuang jauh-jauh, sedangkan 'lembing' adalah tombak tohok atau tombak kayu yang memiliki ujung berlapis logam yang digunakan untuk olahraga.

Dalam pelaksanaannya, lempar lembing memiliki desain lapangan khusus dan standar peralatan tertentu yang telah ditetapkan. Artikel ini akan membahas ukuran lapangan, peralatan, dan sistem penilaian lempar lembing. Berikut penjelasannya Bolaneters!

1 dari 3 halaman

Ukuran Lapangan Lempar Lembing

Ukuran Lapangan Lempar Lembing

Lempar lembing. (c) Pexels.com/Maria Argiroudaki

Lapangan lempar lembing memiliki tiga bagian yakni lintasan (jalur) awalan, sudut lemparan, dan sektor lemparan. Berikut penjelasannya:

  1. Lintasan awalan, panjang lintasan awalan lapangan minimal 30 meter dan maksimal 36,5 meter. Dengan lebar lintasan 4 meter dan tebal garis batas 5 cm. Lintasan awalan ini adalah area yang digunakan untuk berlari sebelum atlet melemparkan lembing
  2. Sudut lemparan, adalah area untuk melempar lembing setelah berlari di jalur lintasan awalan. Jarak antara titik ancang dalam sudut lemparan dengan bibir busur yakni 8 meter. Sementara sudut dari garis poros tengah ke ujung pojok busur yakni 30 derajat. Pada lapangan sudut lemparan ini terdapat bibir busur yang merupakan garis akhir yang dilarang untuk dilewati oleh atlet.
  3. Sektor lemparan, lapangan berbentuk kerucut yang menjadi tempat mendarat lembing yang telah dilempar oleh atlet. Ukuran panjang sektor lemparan minimal 100 meter dan membentuk sudut 28,96 derajat.
2 dari 3 halaman

Peralatan Lempar Lembing

Peralatan Lempar Lembing

Lempar lembing. (c) shutterstock

Lembing adalah peralatan utama yang dibutuhkan untuk melakukan olahraga lempar lembing. Menurut Basoeki (2003:89) lembing adalah benda yang terdiri dari mata, badan, dan tali pegangan lembing.

Mata lembing terbuat dari metal, badan lembing terbuat dari kayu, bambu atau metal. Badan lembing yang terbuat dari metal biasa dipergunakan saat perlombaan resmi di tingkat nasional atau Internasional, namun dalam pendidikan hanya menggunakan bambu. Sementara tali lembing melilit pada titik pusat lembing.

Lembing yang digunakan oleh atlet putra harus memiliki berat 800 gram dengan panjang lembing sekitar 2.60 hingga 2.70 meter. Sementara untuk atlet putri menggunakan lembing dengan berat 600 gram dan panjang lembing sekitar 2.20 hingga 2.30 meter.

Perlengkapan lainnya yang biasa diperlukan saat atlet berkompetisi yakni disediakannya serbuk yang dapat digunakan agar tangan atlet untuk memegang lembing tidak lengket saat mengangkat hingga melemparnya.

3 dari 3 halaman

Sistem Penilaian Lempar Lembing

Sistem penilaian lembing dilihat setelah lembing yang dilemparkan mendarat dengan kepala lembing terlebih dulu saat di dalam sektor pendaratan, titik tumbukan awal juga ditandai oleh juri menggunakan paku. Setelah itu dilakukan pengukuran dari penanda ke tepi bagian dalam dari titik tengah busur lempar. Pengukuran jarak ini akan ditarik garis lurus dan dibulatkan ke cm terdekat.

Namun terdapat beberapa persyaratan penilaian sehingga lemparan lembing yang dilempar dianggap sah:

  1. Lembing harus dipegang pada lilitan tali dan dilempar dari atas bahu dan bagian teratas lengan tangan.
  2. Lemparan dihitung tidak sah jika mata lembing tidak menggores terlebih dahulu pada area pendaratan.
  3. Lembing harus mendarat di area pendaratan dan memberi tanda pendaratan.
  4. Tidak diperbolehkan menggunakan alat bantu apapun untuk merekatkan tangan dengan lembing sehingga lemparan pada lembing menjadi lebih baik.
  5. Pelempar tidak diperbolehkan memotong salah satu jalur paralel saat melempar lembing.
  6. Lemparan dihitung tidak sah jika pelempar menyentuh garis lempar siku-siku dengan tubuh dari pelempar.
  7. Setelah lemparan lembing telah dilepaskan, pelempar tidak boleh memutar tubuhnya dan membelakangi area pendaratan.
  8. Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur awalan sebelum lembing dilempar ke area pendaratan.
  9. Atlet memiliki waktu selama 1 menit untuk melakukan lempar lembing. Akan diberikan bendera kuning jika dalam 15 detik terakhir masih belum melemparkan lembing.
  10. Dilakukannya percobaan melempar dengan tiga hingga enam kali kesempatan saat kompetisi.
  11. Jika poin antar atlet berujung seri, maka perlu dilakukan lemparan sekali lagi untuk menentukan pemenang dengan lemparan terbaik.
  12. Wasit akan menentukan pemenang dari jarak yang terjauh serta lemparan yang sah.

Itu tadi merupakan ukuran lapangan, peralatan, serta bagaimana sistem penilaian terkait olahraga lempar lembing. Semoga artikel ini membantu dan bermanfaat Bolaneters!.

Ditulis oleh: Salsabila Kinanti (Mahasiswa Magang Universitas Brawijaya).

BERITA TERKAIT

LATEST UPDATE