Prediksi Rupiah 30 Oktober: Efek Pertemuan Trump-Xi Jinping dan Sinyal Suku Bunga The Fed

Editor Bolanet | 30 Oktober 2025 09:02
Prediksi Rupiah 30 Oktober: Efek Pertemuan Trump-Xi Jinping dan Sinyal Suku Bunga The Fed
Teller tengah menghitung mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta. (c) Liputan6.com/Angga Yuniar

Bola.net - Nilai tukar rupiah diprediksi akan menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (30/10/2025). Proyeksi ini muncul di tengah penantian pasar terhadap sejumlah agenda global penting.

Fokus utama investor tertuju pada pertemuan penting Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Pertemuan keduanya akan berlangsung di Korea Selatan hari ini.

Advertisement

Selain itu, pasar juga menanti hasil pertemuan kebijakan The Fed yang berakhir malam nanti. Bank sentral AS itu diperkirakan akan kembali memangkas suku bunganya.

Dari dalam negeri, sentimen positif datang dari dipertahankannya peringkat utang Indonesia. Lembaga R&I Jepang mempertahankan rating BBB+ dengan outlook stabil.

Pengamat memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif sebelum akhirnya ditutup menguat. Berikut adalah bedah faktor yang memengaruhi pergerakan mata uang Garuda hari ini.

1 dari 3 halaman

Fokus Global: Pertemuan Trump-Xi dan Manuver Geopolitik

Kabar baik datang dari kemajuan perang dagang antara Beijing dan Washington. Kedua negara menyepakati perjanjian kerangka kerja mengenai tarif dan kontrol ekspor logam tanah jarang.

Presiden AS Donald Trump mengatakan ia berharap untuk memangkas tarif 20% atas impor Tiongkok. Pemotongan ini terkait bahan kimia prekursor fentanil menjelang pertemuan puncaknya dengan Xi Jinping.

Di front lain, Presiden AS Donald Trump memberlakukan sanksi terkait Ukraina terhadap Rusia. Sanksi ini menargetkan perusahaan minyak besar Lukoil dan Rosneft untuk pertama kalinya dalam masa jabatan kedua Trump.

Pada Selasa, Kremlin mengatakan Rusia menawarkan energi berkualitas tinggi dengan harga yang baik. Mitra-mitra Rusia akan memutuskan sendiri apakah akan membeli energinya setelah AS menerapkan sanksi.

2 dari 3 halaman

Investor Menanti Sinyal Arah The Fed

Faktor lain yang memengaruhi pasar adalah pertemuan kebijakan The Fed selama dua hari. Rapat yang dimulai Selasa (28/10/2025) akan mencapai puncaknya di kemudian hari.

Pasar secara luas mengantisipasi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin. Menurut perangkat CME FedWatch, probabilitas untuk penurunan suku bunga itu hampir 100%.

Pengamat Ekonomi, Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi menjelaskan ini akan menjadi penurunan suku bunga kedua berturut-turut. Penurunan sebelumnya terjadi setelah pertemuan kebijakan The Fed di bulan September.

"Investor memberikan perhatian khusus pada arahan ke depan dari para pembuat kebijakan. Jika Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal bahwa pemotongan lebih lanjut mungkin ditunda atau inflasi tetap menjadi perhatian, imbal hasil riil yang lebih tinggi atau dolar yang lebih kuat," jelas Ibrahim.

3 dari 3 halaman

Peringkat Utang Jaga Momentum Rupiah

Lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mempertahankan peringkat utang jangka panjang Indonesia. Peringkat atau Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia tetap di level BBB+ dengan outlook stabil pada 24 Oktober 2025.

"Dalam keterangannya, R&I menilai inflasi Indonesia masih stabil, sementara rasio utang pemerintah tetap rendah dengan kebijakan fiskal dan moneter yang dianggap prudent. Hanya saja, lembaga yang bermarkas di Jepang itu menekankan perlunya asesmen lanjutan atas langkah pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi sambil menjaga kesehatan fiskal jangka menengah," jelas Ibrahim.

Ibrahim mencatat, pada perdagangan Rabu (29/10/2025), mata uang rupiah ditutup melemah 9 poin di level Rp 16.617. Pelemahan itu terjadi setelah rupiah sempat melemah 25 poin dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.608.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 16.570 - Rp 16.620," kata Ibrahim dalam keterangannya.

TAG TERKAIT

LATEST UPDATE