Sektor Properti Melambat, Mengapa Konsumen Tunda Beli Rumah?
Afdholud Dzikry | 9 Agustus 2025 10:39
Bola.net - Kinerja sektor properti residensial di pasar primer menunjukkan tren perlambatan signifikan. Hal ini tercermin dari data penjualan pada kuartal kedua tahun 2025.
Berdasarkan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dirilis Bank Indonesia (BI), penjualan rumah tercatat mengalami kontraksi. Penurunannya mencapai 3,80 persen secara tahunan (yoy).
Angka tersebut berbanding terbalik dengan kondisi pada kuartal sebelumnya. Pada triwulan pertama 2025, penjualan masih mampu mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 0,73 persen (yoy).
Perlambatan ini terutama dipengaruhi oleh menurunnya laju penjualan rumah tipe kecil. Meskipun masih tumbuh, angkanya melambat drastis dibandingkan kuartal sebelumnya.
Di sisi lain, pertumbuhan harga properti residensial juga terpantau bergerak terbatas. Kenaikan harga tidak setinggi yang diperkirakan pada periode sebelumnya.
Kondisi ini mengindikasikan adanya tantangan yang cukup serius di dalam industri. Berbagai faktor penghambat teridentifikasi menjadi penyebab utama dari lesunya kinerja sektor ini.
Bank sentral pun telah memetakan sejumlah kendala utama yang membayangi pasar. Mari kita dalami lebih jauh apa saja yang menjadi biang kerok dari fenomena ini.
Lima Faktor Penghambat Utama
Bank Indonesia secara gamblang menguraikan lima faktor utama yang menekan pertumbuhan sektor properti. Hambatan pertama datang dari sisi biaya produksi yang terus meningkat.
Kenaikan harga bahan bangunan menjadi keluhan utama yang paling banyak disorot. Isu ini disebut oleh 19,97 persen responden dalam survei yang dilakukan.
Masalah kedua yang tak kalah krusial adalah persoalan perizinan dan birokrasi. Sebanyak 15,13 persen responden menyatakan proses administrasi yang lambat masih menjadi kendala serius.
Selanjutnya, faktor dari sisi pembiayaan juga memberikan tekanan signifikan. Suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang tinggi dan uang muka yang berat menjadi penghalang bagi calon konsumen.
"Berdasarkan hasil survei, penghambat utama pengembangan dan penjualan properti residensial primer meliputi kenaikan harga bahan bangunan (19,97%), masalah perizinan/birokrasi (15,13%), suku bunga KPR (15,00%), proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (11,38%), dan perpajakan (8,66%)," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Ramdan Denny Prakoso, dalam laporannya, Jumat (8/8/2025).
Dinamika Pertumbuhan Harga Rumah
Survei Harga Properti Residensial (SHPR) menunjukkan pertumbuhan harga properti di pasar primer cenderung terbatas. Hal ini tecermin dari pergerakan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR).
Secara tahunan, IHPR pada kuartal kedua 2025 tumbuh sebesar 0,90 persen (yoy). Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang mencapai 1,07 persen (yoy).
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan kenaikan harga pada rumah tipe kecil dan besar. Sementara itu, harga rumah tipe menengah justru menunjukkan tren sebaliknya.
"Sementara itu, harga rumah tipe menengah mengalami peningkatan dari 1,14% (yoy) menjadi 1,25% (yoy) pada triwulan II 2025," kata Ramdan Denny Prakoso.
Jika dilihat secara spasial, perlambatan pertumbuhan harga terjadi di sebagian besar kota yang disurvei. Perlambatan terbesar tercatat di Kota Pekanbaru dan Surabaya, sementara Kota Banjarmasin dan Semarang justru mengalami akselerasi.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
IHSG Dibuka Hijau, Namun Analis Ingatkan Potensi Koreksi
News 24 September 2025, 11:19 -
Dedi Mulyadi Keluarkan Aturan Pilkades Serentak di Jawa Barat Terapkan Sistem E-Voting
News 23 September 2025, 16:43 -
Penampakan Uang Ratusan Miliar dari Kasus Korupsi Tambang Batubara di Bengkulu
News 23 September 2025, 16:40 -
Petrokimia Gresik Pupuk Indonesia Sukses Juarai Pool DD Livoli Divisi Utama 2025 Putri
Voli 23 September 2025, 10:49
LATEST UPDATE
-
Link Live Streaming Real Oviedo vs Barcelona - Nonton La Liga di Vidio
Liga Spanyol 26 September 2025, 01:30 -
MU Hampir Pasti Rekrut Kapten Timnas Senegal U-17, Mouhamed Dabo
Liga Inggris 25 September 2025, 23:36 -
MU Sepakat Ikat Wonderkid Kolombia yang Baru Berusia 17 Tahun, Ini Profilnya
Liga Inggris 25 September 2025, 23:25 -
Ryan Gravenberch: Evolusi Baru di Liverpool
Liga Inggris 25 September 2025, 23:01 -
Juara Wimbledon Termuda Beri Nasihat pada Yamal: Apa Katanya?
Liga Spanyol 25 September 2025, 22:49 -
Link Live Streaming Go Ahead Eagles vs FCSB - Nonton Liga Europa di Vidio
Liga Eropa UEFA 25 September 2025, 22:45 -
Raheem Sterling Bertahan di Chelsea, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Liga Inggris 25 September 2025, 22:30 -
Juara Ballon d'Or 2025 Ousmane Dembele Dapat Peringatan dari Legenda Prancis
Liga Champions 25 September 2025, 22:16 -
Rahasia Kebangkitan AC Milan: 4 Aturan Keras Ala Massimiliano Allegri
Liga Italia 25 September 2025, 21:55 -
Harry Kane Bisa Pulang ke Premier League, Ada Celah di Kontrak Bayern Munchen!
Liga Inggris 25 September 2025, 21:51 -
Liverpool Resmikan Kontrak Profesional Pertama Rio Ngumoha
Liga Inggris 25 September 2025, 21:32 -
Gavi Cedera Panjang, Barcelona Tetap Tenang Tanpa Rekrutan Baru
Liga Spanyol 25 September 2025, 21:12
LATEST EDITORIAL
-
Prestasi Langka: 10 Pemain yang Mampu Meraih Ballon dOr, Liga Champions, dan Piala Dunia
Editorial 25 September 2025, 17:18 -
Selain Hugo Ekitike, 5 Selebrasi Pemain yang Berujung Malapetaka, Termasuk Jari Putus!
Editorial 25 September 2025, 16:44 -
10 Pemain yang Dilepas MU di Musim Panas 2025, Ada yang Sudah Gacor di Klub Baru?
Editorial 25 September 2025, 16:10 -
5 Pemain MU Paling Cepat Cetak 100 Gol, Bruno Fernandes Bukan Salah Satunya
Editorial 24 September 2025, 17:24 -
Gagal Dapatkan Guehi, 3 Bek Gratis yang Bisa Didatangkan Liverpool Musim Depan
Editorial 24 September 2025, 16:47