Lorenzo-Dovizioso Cekcok Lagi, Ducati Akhirnya Bertindak

Cuitan Lorenzo di Twitter

Twit Jorge Lorenzo soal Andrea Dovizioso di sela MotoGP Malaysia 2018. (c) Twitter/lorenzo99

Tak disangka-sangka, kata-kata Dovizioso ini membuat Lorenzo terusik dan ia pun memberikan reaksi lewat Twitter. "Terima kasih banyak @AndreaDovizioso! Kau memang pria yang benar-benar jantan," tulisnya. "Seorang kawan panutan. Anda bertepuk tangan untuknya di bawah podium ketika ia menang dan kemudian... (Memang benar, ia tak memberi opini, itu bukan masalahnya)," lanjutnya.

Lewat Twitter pula, sang lima kali juara dunia juga menyebut Dovizioso penuh rasa iri dan merupakan seorang oportunis, serta menyebutnya sebagai 'seorang juara dunia... di 125cc'.

Usai balap pada Minggu (4/11), di mana Dovizioso finis keenam, rider Italia ini akhirnya menanggapi cuitan Lorenzo, dan menganggapnya terlalu peduli pada kata-kata media massa.

"Mengapa saya harus bicara dengan Jorge? Saya tak mau menghabiskan waktu untuk hal-hal macam ini. Seperti biasa, ia melakukan kesalahan dengan terlalu peduli pada apa yang ditulis (media), tanpa memahami konteksnya. Saya tak mengarahkan telunjuk saya kepada siapapun dan saya tak punya masalah dengan Jorge," ujarnya.

Ducati Bertindak

Melihat Lorenzo dan Dovizioso berkali-kali cekcok selama bertandem, akhirnya Ducati pun mengambil langkah tegas. Meski Lorenzo akan segera berstatus sebagai rider Repsol Honda usai MotoGP Valencia dua pekan mendatang, Sporting Director Ducati Corse, Paolo Ciabatti ingin menjalani pertemuan dengan kedua ridernya.

"Sudah jelas bahwa kepentingan Ducati lebih utama dari masalah personal di antara kedua rider. Kami akan menghabiskan waktu bersama di Milan untuk EICMA dan kami ingin melewatkan waktu 30 menit untuk duduk dan bicara dengan Jorge dan Andrea. Kami ingin menghindari hal serupa seperti akhir pekan lalu," ungkap Ciabatti.

"Saya paham situasi ini bisa terjadi. Kadang rider menjadi gugup saat pekan balap dan dalam cuaca hujan, dengan kondisi mengecoh, mereka kadang mengatakan hal yang harusnya tak dikatakan. Ada momen di mana Anda harus berkata 'stop'. Ducati lebih penting ketimbang ego para ridernya dan saya rasa mereka cukup cerdas untuk memahami ini," tutupnya.