Bedah Kekuatan Italia di Euro 2020: Formasi, High Pressing, Bertahan dan Menyerang Oke
Asad Arifin | 9 Juli 2021 10:57
Bola.net - Timnas Italia akan berlaga di final Euro 2020. Gli Azzurri bakal menantang Inggris, dengan 'it's coming home' andalannya, pada laga final yang digelar di Wembley, Senin (12/7/2021) dini hari WIB.
Italia sangat layak bermain di final. Sebab, tim racikan Roberto Mancini itu telah bermain apik sejak menit awal. Italia belum pernah kalah, bahkan sebelum Euro 2020.
Di Euro 2020, Italia mencetak 12 gol dan kebobolan tiga gol saja. Italia juga mengalahkan tim-tim besar dan kandidat juara seperti Belgia dan Spanyol dalam perjalanan menuju final.
Lantas, apa yang membuat Italia sangat spesial dan layak menjadi juara Euro 2020? Mari kita bedah taktik yang dipakai Gli Azzurri di bawah ini ya Bolaneters.
Formasi
Formasi dasar yang dipakai Italia di Euro 2020 adalah 4-3-3. Namun, pada praktik di lapangan, formasi Italia bisa menjadi sangat cair dan menyesuaikan dengan lawan atau situasi yang terjadi.
Saat menyerang, terutama dengan Spinazzola di kiri, Italia bisa bermain dengan 3-3-4. Saat lawan menumpuk pemain di pertahanan, Italia bisa bermain dengan lima orang di area penalti. Satu pemain ekstra itu adalah Barella.
Formasi itu bisa berubah menjadi 4-1-4-1 ketika berada dalam tekanan, seperti saat berjumpa Spanyol. Dua winger akan turun dan sejajar dengan gelandang. Sementara, Jorginho akan mengambil posisi tepat di depan Bonucci dan Chiellini.
High Pressing
Inilah salah satu kekuatan Italia di Euro 2020. Italia punya pemain depan dengan etos kerja yang tinggi untuk melakukan pressing. Hal ini sangat penting dalam skema bertahan maupun menyerang.
Italia beberapa kali mencetak gol dari hasil high pressing. Salah satunya adalah gol Barella ke gawang Belgia. Lalu, ada beberapa gol lainnya di fase grup.
Saat melakukan high pressing, Italia bukan hanya bertumpu pada tiga penyerang tapi juga dua gelandang: Barella dan Verratti. Sementara, Jorginho akan bertahan di area tengah.
Bertahan
Anotonio Conte memberi gambaran yang tepat soal solidnya lini belakang Italia.
"Donnarumma salah satu dari tiga kiper terbaik di dunia. "Apa yang bisa kita katakan tentang Bonucci dan Chiellini? Bahkan setelah seribu pertempuran, mereka masih mencium bau darah," kata Conte.
Italia sempat dibuat ketar-ketir ketika Alessandro Florenzi cedera di laga pertama. Namun, Giovanni Di Lorenzo bermain sangat baik sebagai bek kanan. Lalu, sebagai pengganti Spinazzola yang cedera, ada Emerson Palmieri yang juga tidak kalah bagus.
Italia secara umum punya lini belakang solid. Apalagi, mereka bertahan sejak lini serang dengan melakukan hig pressing.
Menyerang
Pada fase menyerang, Italia punya banyak opsi. Sisi kiri menjadi andalan, apalagi ketika masih ada Spinazzola.
Bek AS Roma punya keleluasaan menyerang. Dia sering berada di dekat kotak penalti lawan. Spinazzola mengisi ruang yang sering ditinggalkan Lorenzo Insigne untuk masuk ke area tengah lapangan.
Insigne, di sisi kiri, adalah tipe winger yang sering melakukan cut inside dan melepas tendangan melengkung. Gol ke gawang Belgia adalah contohnya. Sedangkan, di sisi kanan, Chiesa atau Berardi lebih sering melakukan dribel untuk menerobos pertahanan lawan. Aksi itu bisa diakhiri dengan shot atau umpan crossing.
Sejauh ini, skema serangan Italia berjalan mulus. Apalagi, Immobile bukan tipe penyerang yang diam di kotak penalti.
Solid di Tengah
Mancini punya lini tengah yang solid dengan karakter pemain yang juga lengkap. Jorginho adalah kunci permainan. Gelandang 29 tahun itu selalu masuk starting XI Italia di Euro 2020.
Jorginho bertugas untuk mengatur distribusi bola. Dia sekaligus menjadi filter serangan sebelum bola mendekati kotak penalti. Di depannya, ada Marco Verratti dan Nicolo Barella yang kuat dalam menyerang.
Mancini juga punya opsi yang cukup bagus jika ketiganya tidak bekerja dengan baik. Ada Manuel Locatelli, Matteo Pessina, dan Bryan Cristante yang selalu siap dimainkan.
Peran Nicolo Barella
Nicolo Barella mungkin tidak mendapat banyak sorotan layaknya Jorginho atau Manuel Locatelli. Akan tetapi, pemain Inter Milan itu sejatinya punya peran yang amat penting dalam permainan Italia.
Barella punya pembacaan ruang yang bagus. Sebagai bukti, gol yang dicetaknya ke gawang Belgia tidak tidak lepas dari kecerdikan membaca permainan dan melihat ruang kosong.
Selain itu, pemain Inter Milan itu juga sangat penting untuk mengubah arah permainan dan melakukan pressing. Barella selalu berada di sisi yang berbeda dengan Verratti atau Locatelli sebagai persiapan untuk mengubah arah serangan.
Pencetak Gol Merata
Ciro Immobile munglin belum mampu bekerja sesuai ekspektasi, jika ukurannya adalah jumlah gol. Bomber 31 tahun belum mencetak gol lagi sejak mencetak dua gol di fase grup.
Namun, Italia tidak perlu cemas dengan situasi itu. Sebab, Gli Azzurri punya banyak sumber gol di Euro 2020. Ada pemain lain yang bisa menggantikan tugas Immobile untuk mencetak gol.
Italia punya Federico Chiesa dan Lorenzo Insigne yang mencetak dua gol. Lalu, ada trio gelandang, Manuel Locatelli, Nicolo Barella, dan Matteo Pessina, yang juga sudah mencetak gol di Euro 2020.
Supersub
Mancini punya banyak rencana di otaknya. Bukan hanya soal taktik atau formasi yang harus diganti, tapi juga siapa pemain yang harus dimainkan untuk mengubah jalannya laga.
Sejauh ini, ada satu nama yang layak disebut sebagai supersub Italia. Dia adalah Matteo Pessina. Gelandang 24 tahun tiga kali tampil sebagai pemain pengganti. Dia baru sekali jadi pemain inti.
Pessina tampil sangat bagus, walau sebagai pengganti. Pemain asal klub Atalanta itu telah mencetak dua gol untuk Italia. Gol yang dicetak Pessina pun selalu krusial.
Titik Lemah Italia
Italia bukan tanpa titik lemah di Euro 2020. Spanyol telah memberi gambaran cara untuk mengalahkan Italia. Spanyol mampu meredam pressing lini depan dan tengah Italia lewat distribusi bola Sergio Busquets.
Spanyol banyak menyerang pada ruang antar lini. Spanyol punya Dani Olmo dan Pedri yang sangat merepotkan. Mereka punya umpan vertikal yang bagus. Jorginho sebagai gelandang bertahan pun kesulitan.
Sayangnya, Spanyol tidak cukup tajam di lini depan. Nah, jika ada tim yang mampu bermain seperti Spanyol, ditambah punya penyerang yang tajam, maka Italia bisa jadi akan sangat kesulitan.
Layak di Final
"Italia sepenuhnya layak berada di Final karena mereka membuktikan diri sebagai tim yang lebih komplet daripada lawan mana pun yang mereka hadapi, mampu menghadapi berbagai situasi berbeda, baik dengan maupun tanpa bola," kata Antonio Conte.
“Mereka selalu berusaha mempertahankan ide, identitas, dan gaya mereka sendiri, tetapi juga mampu beradaptasi dengan kualitas fisik, teknis, dan taktis lawan mereka, menemukan cara terbaik untuk mendapatkan hasil maksimal," tambahnya.
Sumber: Bola
Baca Ini Juga:
- Analisis Conte: Gaya Main Inggris Duel Satu Lawan Satu, Bek Tengah Rawan Pressing
- Sedikit Lagi, Serie A Bakalan Juara Euro 2020
- Antonio Conte: Italia Sulit Dikalahkan, Bonucci dan Chiellini Mencium Bau Darah
- Prediksi Final Euro 2020, Shevchenko: Inggris Belum Teruji, Pressing Italia jadi Kunci
- Final Euro 2020: Dukung Italia atau Inggris, Jose Mourinho?
- Bjorn Kuipers Resmi Terpilih jadi Wasit Final Euro 2020 Italia vs Inggris
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Update Klasemen Pembalap WorldSSP300 2025
Otomotif 6 September 2025, 18:26 -
Update Klasemen Pembalap MotoE 2025
Otomotif 6 September 2025, 17:46 -
Hasil Kualifikasi MotoGP Catalunya 2025: Alex Marquez Rebut Pole, Kalahkan Fabio Quartararo
Otomotif 6 September 2025, 16:37 -
Hansi Flick Belum Temukan Kombinasi Bek Tengah Terbaik Barcelona
Liga Spanyol 6 September 2025, 16:32
LATEST UPDATE
-
Prediksi Turki vs Spanyol 8 September 2025
Piala Dunia 6 September 2025, 19:35 -
Hasil Kualifikasi Moto2 Catalunya 2025: Sikat Jake Dixon, Daniel Holgado Sabet Pole
Otomotif 6 September 2025, 19:30 -
Susunan Pemain Timnas Indonesia U-23 vs Makau: Rotasi oleh Gerald Vanenburg
Tim Nasional 6 September 2025, 19:21 -
Prediksi Jerman vs Irlandia Utara 8 September 2025
Piala Dunia 6 September 2025, 19:11 -
Hasil Latihan Ketiga Formula 1 GP Italia 2025: Lando Norris Ungguli Charles Leclerc
Otomotif 6 September 2025, 18:37 -
Hasil Kualifikasi Moto3 Catalunya 2025: David Almansa Rebut Pole Perdana
Otomotif 6 September 2025, 18:32 -
Update Klasemen Pembalap WorldSSP300 2025
Otomotif 6 September 2025, 18:26 -
Hasil Race 1 WorldSSP300 Prancis 2025: Debut Arai Agaska, Loris Veneman Menang
Otomotif 6 September 2025, 18:22 -
Kualifikasi Piala Asia U-23 2026: Korea Selatan Habisi Laos Tujuh Gol Tanpa Balas
Tim Nasional 6 September 2025, 18:02 -
Prediksi Lithuania vs Belanda 7 September 2025
Piala Dunia 6 September 2025, 17:50 -
Update Klasemen Pembalap MotoE 2025
Otomotif 6 September 2025, 17:46 -
Update Klasemen Pembalap WorldWCR 2025
Otomotif 6 September 2025, 17:25 -
Hasil Race 1 WorldWCR Prancis 2025: Kalahkan Chloe Jones, Maria Herrera Rebut Kemenangan
Otomotif 6 September 2025, 17:21
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24