Portugal Sebelum dan Era Cristiano Ronaldo: Dari Tim Gagal Juara Jadi Raja Eropa
Asad Arifin | 9 Juni 2025 08:41
Bola.net - Timnas Portugal bukanlah nama baru dalam lanskap sepak bola Eropa. Sejak era 1990-an, negara ini dikenal sebagai gudang talenta berbakat kelas dunia. Namun, hingga awal 2000-an, prestasi masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.
Meski memiliki deretan pemain bintang, Portugal belum mampu mengangkat trofi bergengsi. Mereka pernah melahirkan sosok legendaris seperti Eusebio dan juga memiliki pemenang Ballon d'Or seperti Luis Figo. Sayangnya, kehadiran nama-nama besar tersebut belum cukup untuk menjadikan Portugal kekuatan dominan di kancah Eropa.
Lebih dari itu, Portugal belum mampu tampil konsisten di turnamen-turnamen besar seperti Euro dan Piala Dunia. Kini, kompetisi sekelas UEFA Nations League juga menjadi tolok ukur baru yang tak bisa diabaikan.
Namun segalanya mulai berubah memasuki awal dekade 2000-an. Final Euro 2004 menjadi titik balik perjalanan sepak bola Portugal. Di sinilah nama Cristiano Ronaldo mulai mencuat, menjadi sosok penting dalam perubahan besar yang membawa Portugal menuju level baru sebagai raksasa sepak bola Eropa.
Portugal Sebelum Era Cristiano Ronaldo

Sebelum munculnya Ronaldo, Portugal sempat memiliki generasi emas yang diperkuat oleh pemain-pemain top seperti Luis Figo, Rui Costa, Fernando Couto, hingga Nuno Gomes. Mereka dikenal dengan permainan atraktif, teknik tinggi, dan daya saing yang kuat.
Namun dalam sepak bola, performa di lapangan harus dibarengi dengan hasil. Sayangnya, Portugal kala itu belum mampu mengubah potensi besar menjadi prestasi nyata, bahkan ketika diperkuat legenda seperti Eusebio.
Rekam jejak Portugal sebelum era Ronaldo:
- 3 kali lolos ke Piala Dunia (1966, 1986, 2002)
- 3 kali lolos ke Euro (1984, 1996, 2000)
- Belum pernah meraih trofi mayor
Era Ronaldo: Portugal Naik Tahta di Eropa

Perubahan besar dimulai pada Agustus 2003 ketika Cristiano Ronaldo menjalani debut bersama timnas senior. Ia langsung menjadi bagian dari skuad Portugal untuk Euro 2004, di mana mereka tampil sebagai tuan rumah dan nyaris menjadi juara sebelum dikalahkan Yunani di partai final.
Meski gagal meraih gelar, turnamen tersebut menjadi tonggak awal perubahan besar. Ronaldo tidak sekadar menjadi pemain bintang, tetapi juga simbol dari semangat baru: lapar akan kemenangan, penuh determinasi, dan tak kenal menyerah.
Sejak Ronaldo bergabung, Portugal selalu lolos ke turnamen-turnamen besar. Lebih penting lagi, mereka akhirnya berhasil mengakhiri puasa gelar yang sudah berlangsung lama.
Capaian Portugal di era Ronaldo:
- 5 kali tampil di Piala Dunia (2006, 2010, 2014, 2018, 2022)
- 6 kali lolos ke Euro (2004, 2008, 2012, 2016, 2020, 2024)
- Meraih 3 trofi mayor: Euro 2016, UEFA Nations League 2019, dan 2025
Cristiano Ronaldo dan Warisan Abadi

Cristiano Ronaldo memang bukan satu-satunya alasan di balik keberhasilan Portugal, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa perannya sangat krusial. Ia mencetak rekor demi rekor, menjadi top skor sepanjang masa timnas, dan membawa Portugal menjadi kekuatan yang diperhitungkan di level dunia.
Lebih dari sekadar gelar, Ronaldo memberikan identitas baru bagi tim nasional Portugal. Ia mengubah cara pandang, menumbuhkan mental pemenang, dan membentuk budaya kompetitif yang diwariskan kepada generasi penerus.
Dari negara dengan sejarah panjang tanpa gelar, Portugal bertransformasi menjadi tim dengan prestasi gemilang. Dari generasi emas yang gagal mencapai puncak, kini ada generasi Ronaldo yang tahu cara meraih kemenangan.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Erling Haaland Lampaui Rekor Cristiano Ronaldo, Cetak Gol 12 Laga Beruntun!
Liga Champions 22 Oktober 2025, 22:04
-
Prediksi Lille vs PAOK 24 Oktober 2025
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 19:28
LATEST UPDATE
-
Live Streaming AC Milan vs Pisa - Link Nonton Serie A/Liga Italia di Vidio
Liga Italia 25 Oktober 2025, 00:45
-
Tak Ada Pilihan Lain, Juventus Harus Kalahkan Lazio Pekan Ini
Liga Italia 24 Oktober 2025, 23:59
-
Federico Dimarco Jadi Mesin Peluang Inter Milan di Musim Ini
Liga Italia 24 Oktober 2025, 23:20
-
Juventus, Bawalah Semangat Lawan Real Madrid ke Serie A
Liga Italia 24 Oktober 2025, 23:18
-
Siapa yang Layak Jadi Starter Liverpool: Hugo Ekitike atau Alexander Isak?
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 23:12
-
Xabi Alonso Kepincut Kenan Yildiz, Juventus Pasang Harga 100 Juta Euro
Liga Spanyol 24 Oktober 2025, 22:05
-
Barcelona Dapat Pukulan Berat, Raphinha Dipastikan Absen di El Clasico
Liga Spanyol 24 Oktober 2025, 21:28
-
Napoli vs Inter Milan: Dilema di Lini Serang Tuan Rumah
Liga Italia 24 Oktober 2025, 21:24
-
Lamine Yamal Panaskan El Clasico: Sebut Real Madrid Sebagai Maling!
Liga Spanyol 24 Oktober 2025, 21:15
-
Enzo Maresca Beri Kabar Gembira: Liam Delap Segera Comeback Bela Chelsea!
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 21:15
-
Napoli vs Inter Milan: Bagian dari Perjalanan Panjang
Liga Italia 24 Oktober 2025, 21:13
LATEST EDITORIAL
-
4 Striker Terbaik Versi Harry Kane, Nama Thierry Henry Tak Masuk Daftar
Editorial 24 Oktober 2025, 22:47
-
3 Manajer Premier League yang Kontraknya Habis pada Musim Panas 2026
Editorial 23 Oktober 2025, 21:39
-
10 Gelandang Tengah Terbaik di Dunia Saat Ini: Dari Vitinha hingga Mac Allister
Editorial 23 Oktober 2025, 20:56








