FIFPro Dukung 7 Pemain Naturalisasi Malaysia yang Kena Skandal Pemalsuan dan Manipulasi Dokumen: Mereka Korban

FIFPro Dukung 7 Pemain Naturalisasi Malaysia yang Kena Skandal Pemalsuan dan Manipulasi Dokumen: Mereka Korban
Facundo Garces ketika berlatih bersama Timnas Malaysia (c) Ofisial X Timnas Malaysia/@malaysia_nt

Bola.net - FIFPro mengumumkan pernyataan terkait keputusan Komite Banding FIFA mengenai tujuh pemain naturalisasi yang mengajukan kelayakan untuk bermain bersama Malaysia. Organisasi tersebut merilisnya pada Senin (1/12/2025).

FIFPro menyebut telah mencermati putusan yang dikeluarkan Komite Banding FIFA atas permohonan kelayakan tujuh pemain tersebut. Mereka menilai keputusan itu menjadi dasar pemberlakuan sanksi terhadap para pemain.

Ketujuh pemain itu yaitu Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel.

Putusan itu menetapkan larangan 12 bulan dari seluruh aktivitas yang berkaitan dengan sepak bola bagi ketujuh pemain. FIFPro menegaskan bahwa hukuman tersebut tidak mempertimbangkan kondisi khusus yang menyertai kasus ini.

1 dari 3 halaman

Pemain Menjadi Korban

Pemain Menjadi Korban

Timnas Malaysia saat melawan Cape Verde di laga uji coba. (c) dok.instagram/famalaysia

FIFPro menyampaikan bahwa para pemain berada dalam posisi terdampak atas proses administrasi yang mereka jalani. Mereka menekankan bahwa para pemain tersebut tidak melakukan pemalsuan dokumen untuk memenuhi persyaratan kelayakan.

"Jelas bahwa para pemain tersebut sebenarnya adalah korban dalam persoalan ini. Keputusan itu sendiri menegaskan bahwa mereka tidak memalsukan dokumen apa pun untuk memperoleh kelayakan, sekaligus mengakui bahwa dokumen yang mereka serahkan adalah autentik," ujar FIFPro.

"Ketika tidak kurang dari tujuh pemain berada dalam situasi yang sama persis, jelas bahwa jika terdapat dokumen palsu, hal tersebut bukan merupakan tindakan individu," katanya menambahkan.

2 dari 3 halaman

Pemain Tidak Mendapatkan Konfirmasi dari FIFA

Pemain Tidak Mendapatkan Konfirmasi dari FIFA

Facundo Garces pada sesi latihan Timnas Malaysia (c) Ofisial X Timnas Malaysia/@malaysia_nt

Lebih lanjut, FIFPro juga memaparkan bahwa para pemain tidak memiliki mekanisme untuk memperoleh konfirmasi resmi dari FIFA. Mereka menyebut bahwa prosedur seperti itu bahkan tidak terdapat dalam regulasi yang berlaku saat ini.

"Para pemain juga tidak memiliki cara untuk secara mandiri memperoleh konfirmasi resmi dari FIFA mengenai kelayakan mereka, sebuah prosedur yang bahkan tidak diwajibkan dalam peraturan saat ini. Karena itu, sangat mengkhawatirkan bahwa mereka justru dianggap bertanggung jawab atas dokumen yang diajukan oleh asosiasi sepak bola nasional kepada FIFA, serta kewajiban yang dibebankan kepada mereka untuk memverifikasi dokumen yang bukan mereka buat atau ajukan," tulis FIFPro.

FIFPro menyatakan bahwa seluruh pemain telah menempuh prosedur resmi sesuai arahan otoritas terkait. Mereka menyerahkan dokumen pribadi, hadir dalam proses pemeriksaan, menjalani pengambilan sumpah, menerima paspor resmi, dan menunggu persetujuan dari FAM.

"Ketujuh pemain tersebut telah mengikuti seluruh prosedur resmi: mereka menyerahkan dokumen pribadi, hadir di hadapan otoritas Malaysia, menjalani pengambilan sumpah, menerima paspor yang diterbitkan pemerintah, dan menunggu persetujuan kelayakan dari Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM)," bunyi pernyataan itu.

3 dari 3 halaman

Memberikan Dukungan

FIFPro menjelaskan bahwa seluruh proses administratif ditangani lembaga yang berada di luar kendali pemain. Mereka menyatakan bahwa para pemain kini menghadapi skorsing klub dan konsekuensi lain tanpa kesalahan individu.

"Seluruh langkah tersebut ditangani oleh lembaga-lembaga di luar kendali mereka, namun kini mereka menghadapi skorsing dari klub masing-masing dan konsekuensi serius lainnya tanpa kesalahan pribadi," imbuh FIFPro.

FIFPro mendukung penuh kepada tujuh pemain yang terdampak. Mereka menyampaikan keyakinan bahwa jalur banding akan memberikan hasil berbeda.

"FIFPro menyatakan dukungan penuh kepada para pemain dan percaya bahwa Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) akan membatalkan ketidakadilan ini," tutup pernyataan tersebut.

(Bola.net/Fitri Apriani)