7 Manajer yang Berhasil Bangkit dari Keterpurukan

7 Manajer yang Berhasil Bangkit dari Keterpurukan
Ole Gunnar Solskjaer ketika memimpin Besiktas pada laga melawan Athletic Bilbao di Liga Europa 2024/2025 (c) AP Photo

Bola.net - Beberapa manajer top pernah mengalami masa sulit dalam karier mereka. Namun, ada yang berhasil bangkit dan membuktikan kualitasnya.

Beberapa nama besar dari Arsenal, Chelsea, dan Manchester United pernah menghadapi krisis. Mereka sempat diragukan sebelum kembali meraih kesuksesan di tempat lain.

Banyak pelatih yang gagal dan tak bisa kembali ke level tertinggi. Namun, ada juga yang menunjukkan ketahanan luar biasa dan membungkam kritik.

Kisah mereka membuktikan bahwa kegagalan bukan akhir segalanya. Berikut tujuh manajer yang berhasil membangun kembali reputasi mereka.

1 dari 7 halaman

1. Frank Lampard

1. Frank Lampard

Pelatih interim Chelsea musim 2022/2023, Frank Lampard (c) AP Photo/Dave Thompson

Frank Lampard sempat dianggap gagal total setelah beberapa pengalaman buruk sebagai manajer. Dari Derby County, Chelsea, hingga Everton, kritik terus mengiringinya.

Namun, kepindahannya ke Coventry City mulai mengubah pandangan banyak orang. Lampard sukses membawa timnya meraih sembilan kemenangan dalam 10 laga terakhir.

Jika tren positif ini terus berlanjut, banyak pihak harus mengakui bahwa Lampard masih punya potensi sebagai manajer top.

2 dari 7 halaman

2. Ole Gunnar Solskjaer

2. Ole Gunnar Solskjaer

Ole Gunnar Solskjaer ketika melatih Besiktas di laga Liga Europa 2024/2025 (c) AP Photo/Peter Dejong

Solskjaer butuh waktu lama sebelum kembali ke dunia manajerial. Ia menolak 40 tawaran sebelum akhirnya menerima pekerjaan di Besiktas.

Ia tertarik dengan visi klub yang ingin mengembalikan kejayaan dengan nilai-nilai respek dan kerja keras. Filosofi sepak bola menyerang juga menjadi alasan utamanya bergabung.

Di Turki, ia langsung memberikan dampak positif dengan tujuh kemenangan dari sembilan laga. Kini, tantangannya adalah mempertahankan momentum dan membuktikan kualitasnya.

3 dari 7 halaman

3. David Moyes

3. David Moyes

Pelatih Everton, David Moyes. (c) AP Photo/Dave Thompson

Di akhir 2010-an, reputasi Moyes seolah lenyap begitu saja. Kegagalannya di Manchester United, Sunderland, dan Real Sociedad membuat banyak orang meragukannya.

Namun, West Ham berjudi dengan menunjuknya kembali pada 2019. Hasilnya, mereka menikmati tiga musim Eropa dan satu trofi UEFA Conference League.

Kini, ia kembali ke Everton pada 2025 dan langsung membawa dampak positif. Semua orang akhirnya mengakui kualitas Moyes sebagai manajer top.

4 dari 7 halaman

4. Unai Emery

4. Unai Emery

Pelatih Aston Villa, Unai Emery. (c) AP Photo/Geert Vanden Wijngaert

Emery sempat diremehkan usai gagal di Arsenal. Gelar-gelar Europa League yang ia menangkan pun tak cukup mengangkat namanya di Inggris.

Namun, Aston Villa memberinya kesempatan pada November 2022. Ia membangkitkan tim dari mediokrasi dan membawa mereka ke Liga Champions.

Kini, Emery kembali dihormati sebagai manajer top. Tidak ada lagi yang mengejek aksennya.

5 dari 7 halaman

5. Nuno Espirito Santo

5. Nuno Espirito Santo

Nuno Espirito Santo menjadi manajer baru Nottingham Forest. (c) Nottingham Forest FC Official

Nuno sempat jatuh usai gagal di Tottenham. Pekerjaan apiknya di Wolverhampton pun menjadi terlupakan.

Namun, Nuno bangkit bersama Al-Ittihad sebelum menyelamatkan Nottingham Forest dari degradasi. Kini, ia memimpin tim dalam perjuangan mengejutkan menuju Liga Champions.

Reputasi Nuno kembali bersinar di Inggris. Spurs justru terpuruk di papan bawah Premier League.

6 dari 7 halaman

6. Marco Silva

6. Marco Silva

Manajer Fulham Marco Silva. (c) AP Photo/Ian Walton

Silva gagal di Everton dan dipecat setelah tim terperosok ke zona degradasi. Kekalahan 2-5 di derby Merseyside jadi pukulan terakhir.

Namun, Silva berhasil membangun kembali reputasinya bersama Fulham. Klub itu kini dikenal sebagai tim papan tengah yang bermain atraktif.

Silva menemukan level yang tepat untuknya. Ia kembali dihormati sebagai pelatih berkualitas.

7 dari 7 halaman

7. Claudio Ranieri

7. Claudio Ranieri

Ekspresi Claudio Ranieri ketika melatih AS Roma di Liga Europa 2024/2025 (c) AP Photo/Luis Vieira

Ranieri tiba di Leicester City dengan banyak keraguan. Bahkan Gary Lineker menyebutnya sebagai pilihan yang tidak menginspirasi.

Saat itu, Ranieri baru saja gagal total bersama timnas Yunani, bahkan kalah dari Kepulauan Faroe. Tapi Leicester justru menulis sejarah di bawah arahannya.

Ranieri membawa Leicester menjuarai Premier League 2015/2016. Salah satu kisah paling ajaib dalam sejarah sepak bola.

Sumber: Planet Football