Chelsea dan Barisan Juara Bertahan Terburuk di Eropa

Chelsea dan Barisan Juara Bertahan Terburuk di Eropa
John Terry (c) AFP

Bola.net - Bola.net - Entah apa yang sedang terjadi dengan Chelsea saat ini. Berstatus sebagai juara bertahan, penampilan The Blues justru merosot drastis sepanjang awal musim 2015-16.

Pasukan Jose Mourinho kembali menelan kekalahan saat berkunjung ke markas Stoke City (08/11). Dengan demikian, Chelsea sudah menderita tujuh kekalahan dari 12 pertandingan di Premier League sehingga terpuruk di peringkat 16.

Selain Chelsea, beberapa klub di Eropa lainnya juga pernah mengalami periode antiklimaks hanya semusim setelah menjadi juara. Klub mana sajakah yang dimaksud? Berikut Bolanet sajikan beberapa klub Eropa yang tampil melempem semusim setelah menjuarai liga di negaranya masing-masing.

1 dari 10 halaman

AC Milan 1996-97

AC Milan 1996-97

Fabio Capello mengantarkan AC Milan meraih juara Serie A pada tahun 1996 dengan catatan menang 21, seri 10 dan hanya kalah tiga kali. Saat itu Rossoneri yang diperkuat pemain legenda seperti Franco Baresi, Paolo Maldini dan Marcel Desailly cuma kebobolan 24 gol dan unggul 8 poin dari pesaing terdekatnya.

Namun Capello meninggalkan San Siro di musim panas untuk bergabung dengan Real Madrid. Oscar Tabrez yang menggantikan Capello tidak mampu mengangkat performa Milan dan dipecat setelah tiga bulan menangani klub. Di akhir musim Rossoneri harus puas finis di peringkat 11.
2 dari 10 halaman

AS Monaco 2000-01

AS Monaco 2000-01

Musim 1999-00 merupakan musim yang sukses bagi Monaco. Dipimpin oleh pemain Seperti David Trezeguet, Ludovic Giuly dan Fabian Barthez, mereka meraih gelar Liga Prancis ke-7.

Setelah kehilangan Trezeguet, Barthez dan Willy Sagnol di musim panas, Monaco menjadi tim yang lemah dan kesulitan mempertahankan gelarnya. Monaco menyelesaikan musim di urutan ke-11 dan akibatnya manajer Claude Puel meninggalkan klub di akhir musim.
3 dari 10 halaman

Nantes 2001-02

Nantes 2001-02

Nantes meraih gelar Liga Prancis ke-8 pada musim 2000/01. Les Canaris mampu mencetak 58 gol sepanjang musim, mengemas 21 kemenangan dari 34 pertandingan dan unggul empat poin dari posisi runner up.

Namun kesuksesan Nantes hanya berlangsung sekejab. Sebagai juara bertahan penampilan Nantes mengecewakan dan akibatnya manajer Raynal Denoueix harus kehilangan pekerjaannya di bulan Desember. Nantes hanya bisa menutup musim di peringkat 10.
4 dari 10 halaman

Standard Liege 2009-10

Standard Liege 2009-10

Standard Liege meraih juara Liga Belgia lewat babak play-off setelah mengemas poin yang sama dengan Anderlecht di musim 2009/10. Kala itu Standard dilatih oleh Laszlo Boloni yang bermaterikan pemain seperti Dante, Axel Witsel, Steven Defour.

Masih menggunakan skuat mayoritas musim lalu, penampilan Standard justru melempem di musim selanjutnya. Standard hanya mampu meraih enam kemenangan dalam 15 pertandingan pembuka sehingga manajer Boloni mengundurkan diri di bulan Februari.
5 dari 10 halaman

Montpellier 2012-13

Montpellier 2012-13

Montpellier berhasil meraih gelar Liga Prancis untuk pertama kalinya pada tahun 2011-12. La Paillade unggul tiga poin dari klub kaya raya baru PSG dan Olivier Giroud tampil sebagai pencetak gol terbanyak dengan 21 gol.

Berkat penampilan cemerlangnya itu Giroud diboyong oleh Arsenal dan hal tersebut tentunya berpengaruh pada performa Montpellier. Mereka memulai musim berikutnya dengan buruk dengan hanya meraih empat kemenangan dalam 15 pertandingan pembuka. Setelah membawa Montpellier ke peringkat sembilan, manajer Rene Girard meninggalkan klub di akhir musim.
6 dari 10 halaman

Blackburn Rovers 1995-96

Blackburn Rovers 1995-96

Blackburn meraih gelar juara di edisi 1995 secara dramatis dengan hanya unggul satu poin atas pesaing terdekat, Manchester United. Rovers kalah dalam laga terakhir di kandang Liverpool, namun di saat yang sama MU hanya mampu bermain imbang melawan West Ham. Gelar ini menjadi raihan pertama bagi Blackburn dalam 81 tahun terakhir.

Manajer Kenny Dalglish naik menjadi direktur olahraga di musim selanjutnya, menyerahkan posisi manajer kepada Ray Harford. Masih mengandalkan duet Alan Shearer dan Chris Sutton, Blackburn ternyata tampil melempem di musim selanjutnya. Sang juara bertahan mengakhiri musim di urutan ketujuh klasemen akhir, berselisih 21 poin dari MU yang menjadi juara. Usai kegagalan ini, Harford, Dalglish, dan Shearer sama-sama meninggalkan klub di akhir musim.
7 dari 10 halaman

Wolfsburg 2009-10

Wolfsburg 2009-10

Musim 2008/09 adalah musim bersejarah bagi Wolfsburg karena mereka mengangkat gelar Bundesliga pertama mereka dalam sejarah mereka. Dipimpin striker produktif Eden Dzeko dan Grafite, Wolfsburg mencetak gol tertinggi di liga dengan catatan 80 gol sepanjang musim. Namun, musim berikutnya tidak cukup bersejarah bagi mereka karena hanya mampu finis di posisi 8, unggul 20 poin dari peringkat pertama Bayern Munchen.

Meskipun memenangkan liga, manajer Felix Magath justru meninggalkan Wolfsburg dan bergabung dengan Schalke. Armin Veh yang dipercaya sebagai penggantinya tidak bisa memberikan kesuksesan yang sama dan dipecat pada Januari 2010. Kendali tim kemudian diambil alih caretaker Lorenz-Gunther Kostner tapi Wolfsburg hanya bisa finis di posisi 8 dengan meraup 50 poin dan 14 kemenangan sepanjang musim.
8 dari 10 halaman

Manchester United 2013-14

Manchester United 2013-14

Pensiunnya manajer legendaris Alex Ferguson akhir musim 2012-13 sempat dikhawatirkan akan menjadi awal dari periode kemunduran bagi Manchester United. Hal tersebut terbukti benar, setelah David Moyes yang menjadi penerus Fergie gagal membawa MU mempertahankan gelar juara.

Rekor demi rekor negatif dicatatkan eks manajer Everton ini dalam kepemimpinannya di Old Trafford. Pada akhirnya Moyes didepak pada 22 April 2014 menyusul dipastikannya MU kehilangan hak ke Liga Champions musim depan. Di bawah asuhan Ryan Giggs yang menjadi manajer interim, prestasi United tak membaik dan hanya mampu finish di urutan ketujuh klasemen akhir, tanpa mampu lolos ke Eropa musim berikutnya.
9 dari 10 halaman

Valencia 2004-05

Valencia 2004-05

Musim 2003/04 adalah salah satu musim paling sukses dalam sejarah Valencia. Dipimpin oleh Rafael Benitez, mereka memenangkan La Liga Spanyol dan Piala UEFA. Setelah kepergian manajer Rafael Benitez ke Liverpool pada akhir musim, Valencia tidak mampu mempertahankan gelar pada musim berikutnya.

Mantan manajer Chelsea Claudio Ranieri dibawa untuk mengisi posisi ditinggalkan oleh Benitez, tetapi tak berjalan sesuai ekspektasi yang diharapkan klub. Ranieri pun tidak bertahan sampai akhir musim lantaran dipecat pada bulan Februari dan Valencia akhirnya hanya mampu menyelesaikan musim di posisi 7.
10 dari 10 halaman

Stuttgart 1992-93

Stuttgart 1992-93

Pada musim 1991/92 Stuttgart kembali menjuarai Bundesliga, berkat unggul selisih gol atas Borussia Dortmund. Stuttgart dan Dortmund sama-sama mengkoleksi nilai 52, tapi Stuttgart memiliki selisih gol 30 (62-32) sedangkan Dortmund hanya 19 (66-47). Gelar juara mereka semakin lengkap setelah striker Fritz Walter menjadi top skor dengan mencetak 22 gol.

Meskipun tim Bundesliga berkurang dari 20 menjadi 18, Stuttgart tak mampu mengulangi prestasi mereka seperti musim lalu. Stuttgart menyelesaikan musim di posisi tujuh, hanya memenangkan 12 dari 34 pertandingan dan mengumpulkan 36 poin. Faktor utama di balik menurunya performa tim karena pertahanan mereka yang rapuh setelah kebobolan 50 gol sepanjang musim.