5 Pelajaran dari Derby Milan: Ada Pulisic Rossoneri tak Butuh Striker Baru, Amankan Maignan, Hingga PR Besar Allegri

5 Pelajaran dari Derby Milan: Ada Pulisic Rossoneri tak Butuh Striker Baru, Amankan Maignan, Hingga PR Besar Allegri
Selebrasi skuad AC Milan usai mengalahkan Inter Milan, Senin (24/11/2025). (c) AP Photo/Antonio Calanni

Bola.net - Derby della Madonnina di pekan ke-13 Serie A 2025/2026 menghadirkan kejutan besar untuk para pendukung di Giuseppe Meazza, Senin (24/11/2025). AC Milan berhasil memetik kemenangan 1-0 atas Inter Milan dalam laga yang berjalan alot. Rossoneri tampil lebih efektif saat mereka kalah dalam penguasaan bola.

Gol tunggal Milan dicetak Christian Pulisic di awal babak kedua. Winger Amerika Serikat itu sigap menyambar bola muntah hasil tembakan Alexis Saelemaekers yang ditepis Yann Sommer, namun justru mengarah tepat ke jalur tendangannya. Penyelesaian sederhana itu menjadi pembeda dalam laga sarat tensi ini.

Selain Pulisic, Mike Maignan tampil sebagai pahlawan. Kiper Prancis tersebut menggagalkan sejumlah peluang emas Inter, termasuk penalti Hakan Calhanoglu dan tembakan berbahaya Lautaro Martinez. Berkat performa tersebut, Milan meraih clean sheet keenam mereka musim ini.

Kemenangan ini membuat Milan mempertahankan tren impresif di laga besar. Mereka kini mengoleksi empat kemenangan dari enam derby terakhir tanpa kekalahan, sekaligus menyalip Inter untuk naik ke posisi kedua klasemen sementara.

Berikut beberapa pelajaran yang bisa dipetik Milan dari laga tersebut.

1 dari 6 halaman

Sudah Ada Pulisic, Milan Tak Butuh Striker Baru?

Sudah Ada Pulisic, Milan Tak Butuh Striker Baru?

Christian Pulisic merayakan golnya untuk AC Milan pada laga Serie A melawan Inter Milan di Milan, Italia, Minggu, 23 November 2025 (c) AP Photo/Antonio Calanni

Gol Christian Pulisic kembali memunculkan pertanyaan lama: benarkah Milan perlu mendatangkan striker baru? Musim panas lalu dan sampai saat ini, wacana itu mengemuka karena kebutuhan pemain nomor 9 dengan naluri predator di kotak penalti dianggap mendesak. Namun, performa Pulisic dalam beberapa laga terakhir menghadirkan perspektif baru.

Gerakan Pulisic sebelum mencetak gol ke gawang Inter memperlihatkan insting yang biasanya dimiliki striker alami. Ia bergerak cepat mengincar ruang di belakang bek, terus mengikuti bola, dan langsung mengeksekusi peluang sekecil apa pun. Pergerakan itu memunculkan kesan bahwa Milan sebenarnya sudah memiliki “penyerang” yang mampu mengisi ruang kotak penalti secara ideal.

Duetnya dengan Rafael Leao juga semakin cair. Keduanya saling mengisi ruang dan memaksa pertahanan Inter bekerja ekstra keras. Kombinasi ini membuat Milan tampil lebih fleksibel dalam menyerang, tanpa selalu bergantung pada striker murni. Dengan pola ini, kebutuhan akan striker baru bisa saja tidak lagi mendesak.

Jika konsistensinya berlanjut, Pulisic dapat berubah dari seorang winger kreatif menjadi solusi dalam hal ketajaman di area berbahaya. Sejauh ini, jawabannya tampak jelas: Pulisic mulai menunjukkan dirinya sebagai “pemain nomor 9” yang selama ini dicari Milan.

Pertandingan Selanjutnya
Serie A Serie A | 30 November 2025
AC Milan AC Milan
02:45 WIB
Lazio Lazio
UEFA Champions League UEFA Champions League | 27 November 2025
Atletico Madrid Atletico Madrid
03:00 WIB
Inter Milan Inter Milan
2 dari 6 halaman

Milan Wajib Segera Beri Kontrak Baru pada Maignan

Milan Wajib Segera Beri Kontrak Baru pada Maignan

Selebrasi Mike Maignan bersama rekan setim setelah laga Serie A antara AC Milan vs AS Roma di San Siro, 3 November 2025 (c) AP Photo/Antonio Calanni

Performa Mike Maignan melawan Inter Milan bukan hanya penampilan bagus — itu bisa dibilang salah satu yang terbaik sejak ia tiba di Italia. Enam penyelamatan penting, satu di antaranya dari tendangan penalti, membuatnya menjadi pemain paling menentukan dalam pertandingan. Ia menjadi tembok yang tak bisa ditembus Inter.

Penampilan ini menegaskan bahwa Maignan tengah berada di puncak kariernya bersama Milan. Konsistensinya musim ini menunjukkan perkembangan signifikan, bahkan lebih stabil dibanding musim-musim sebelumnya. Setiap laga besar, ia selalu muncul sebagai pembeda, dan kualitas itu sangat sulit ditemui pada kiper modern.

Namun, ada sisi lain yang harus diperhatikan: Maignan kini menjadi salah satu aset paling menarik di Eropa. Penampilan yang kian gemilang berarti semakin banyak klub yang bersiap mengajukan tawaran. Milan tak boleh terlambat dalam memperpanjang kontraknya, karena kehilangan Maignan akan menjadi pukulan berat dalam jangka panjang.

Manajemen perlu bertindak cepat untuk mengamankan masa depannya di klub. Dengan performa kaliber kapten seperti ini, kehadiran Maignan menjadi fondasi penting bagi stabilitas tim ke depan. Keterlambatan bisa berujung penyesalan besar bagi Milan.

3 dari 6 halaman

Bartesaghi dan Saelemaekers Jadi Pilihan Utama di Bek Sayap?

Bartesaghi dan Saelemaekers Jadi Pilihan Utama di Bek Sayap?

Pemain AC Milan, Alexis Saelemaekers (kanan), mencetak gol dalam pertandingan Serie A antara Parma dan AC Milan di Parma, Italia, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Musim panas lalu, posisi bek sayap menjadi salah satu titik yang penuh tanda tanya. Namun setelah derby, dua jawaban penting mulai terlihat jelas: Bartesaghi di kiri dan Alexis Saelemaekers di kanan menunjukkan performa yang membuat keduanya layak masuk daftar starter utama.

Bartesaghi memanfaatkan peluang yang muncul setelah inkonsistensi Pervis Estupinan. Penampilannya melawan Inter menunjukkan ketenangan dan kematangan di luar usianya. Ia tampil disiplin, kuat dalam duel, dan berani melakukan overlap saat dibutuhkan. Setiap menit bermain membuatnya terlihat semakin siap mengambil peran besar di tim senior.

Di sisi lain, Saelemaekers menunjukkan bahwa transformasinya menjadi wing-back adalah keputusan tepat. Pergerakannya dinamis, kontribusinya dalam bertahan dan menyerang seimbang, dan keterlibatannya dalam proses gol Pulisic menjadi bukti efektivitasnya. Keputusannya membuat unit bek sayap Milan lebih stabil.

Keduanya kini menjadi bagian penting dari struktur pertahanan yang solid. Kepercayaan pelatih terbayar lunas, dan pilihan ini bisa menjadi fondasi jangka panjang di lini belakang. Jika performa mereka terus meningkat, duo bek sayap ini bisa menjadi paket masa depan Milan.

4 dari 6 halaman

PR Milan: Fofana dan Nkunku Belum Menjawab Harapan

PR Milan: Fofana dan Nkunku Belum Menjawab Harapan

Gelandang AC Milan, Youssouf Fofana, saat berlaga lawan Venezia, Minggu (27/04/2025). (c) Dok. AC Milan X

Kemenangan derby tak menutup beberapa pekerjaan rumah Milan, terutama di lini tengah dan lini depan. Youssouf Fofana menjadi salah satu pemain yang kembali disorot. Meski bekerja keras, ia masih menunjukkan beberapa masalah klasik: ceroboh, kurang konsisten, dan sering membuat kesalahan pada momen krusial. Ini bukan persoalan baru dan terus menghambat stabilitas lini tengah Milan.

Kondisi ini membuat posisinya rawan tergeser, apalagi dengan kembalinya Ardon Jashari dan Ruben Loftus-Cheek yang menawarkan alternatif lebih stabil. Samuele Ricci pun tampil solid setiap mendapat kesempatan, memberi tekanan tambahan bagi Fofana untuk segera memperbaiki performanya.

Christopher Nkunku juga menjadi perhatian. Dimainkan selama 10 menit, ia hanya menyentuh bola tiga kali dan gagal memberi dampak berarti. Meski waktunya terlalu singkat untuk dinilai secara penuh, performanya sejauh ini belum sepadan dengan investasi besar Milan pada musim panas.

Dua pemain ini masih memiliki potensi besar, namun Milan tak bisa menunggu terlalu lama. Di tengah persaingan ketat Serie A, kontribusi segera dibutuhkan agar beban tak hanya bertumpu pada para pemain inti yang lain.

5 dari 6 halaman

PR Melawan Tim Kecil, Penyakit Lama Milan

PR Melawan Tim Kecil, Penyakit Lama Milan

Pemain Parma, Enrico Del Prato (nomor 15), merayakan gol yang dicetaknya dalam pertandingan Serie A antara Parma vs AC Milan, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Catatan impresif Milan melawan tim besar musim ini semakin kontras ketika melihat performa mereka melawan tim kecil. Kemenangan atas Inter menambah daftar hasil positif melawan sesama pesaing papan atas setelah sebelumnya menaklukkan AS Roma dan Napoli serta menahan Juventus.

Namun di sisi lain, Milan justru kehilangan poin berharga dari tim-tim yang seharusnya bisa mereka kalahkan. Kekalahan dari Cremonese menjadi salah satu yang paling mengejutkan, diikuti hasil imbang melawan Pisa dan Parma. Tren ini membuat peluang mendekati puncak klasemen terhambat secara signifikan.

Masalah utamanya tampak pada mentalitas. Milan tampil dominan melawan tim besar karena tingkat fokus yang lebih tinggi dan situasi pertandingan yang menuntut intensitas maksimal. Tetapi ketika menghadapi lawan yang lebih lemah, ritme dan konsentrasi mereka mudah turun, membuat situasi berbahaya muncul.

Massimiliano Allegri perlu menangani masalah ini sesegera mungkin. Jika Milan ingin bersaing memperebutkan Scudetto, konsistensi melawan tim kecil adalah syarat mutlak. Tanpa itu, kemenangan derby hanya akan menjadi momen besar yang tidak berdampak pada perjalanan panjang musim.