Pesan buat AC Milan: Lengah, Kalah!

Pesan buat AC Milan: Lengah, Kalah!
Theo Hernandez mengontrol bola dalam laga Serie A 2024/2025 antara AC Milan vs Bologna, Sabtu (10/5/2025) dini hari WIB. (c) Spada/LaPresse via AP

Bola.net - AC Milan akan menghadapi Bologna di final Coppa Italia 2024/2025. Duel ini akan digelar di Stadio Olimpico pada Kamis, 15 Mei 2025, pukul 02.00 WIB. Di tengah hilangnya harapan ke Liga Champions, gelar ini jadi jalan terbaik untuk tetap tampil di kancah Eropa melalui tiket Liga Europa.

Satu pertandingan ini jadi penentu, bukan hanya untuk trofi, tetapi juga untuk menjaga harga diri klub. Serginho, legenda Rossoneri, turut memberi peringatan kepada Milan agar tak lengah di momen penting ini. “Kalau Milan tidur di beberapa bagian laga, mereka akan kalah di final Coppa Italia,” tegasnya, seperti dikutip SempreMilan.

Serginho tahu betul betapa pentingnya final ini. Sebab, dia adalah bagian dari tim terakhir yang membawa pulang Coppa Italia. Kenangan itu masih membekas kuat dalam ingatannya.

1 dari 7 halaman

Kenangan Emas 2003 dan Peran Serginho

Kenangan Emas 2003 dan Peran Serginho

Aksi para suporter AC Milan (c) AP Photo/Antonio Calanni

Serginho menjadi aktor utama saat Milan terakhir kali juara Coppa Italia pada 2003. Dia mencetak dua gol dalam kemenangan 4-1 atas AS Roma di leg pertama, lalu memberi assist untuk gol Rivaldo di leg kedua. Semua itu terjadi hanya beberapa hari setelah Milan menaklukkan Juventus di final Liga Champions di Manchester.

“Leg pertama itu berat karena kami memikirkan final Liga Champions. Namun, kami punya grup hebat dan Carlo Ancelotti pandai mengelola energi,” kenang Serginho. “Kami menang 4-1 di Olimpico. Itu membuat kami lebih rileks di leg kedua.”

Salah satu golnya lahir dari kerja sama apik dengan Brocchi. “Assist bagus dari Brocchi, saya melewati Zago dan Cafu, lalu cetak gol dengan kaki kiri bagian luar. Seperti seorang striker sejati,” katanya sambil tertawa.

2 dari 7 halaman

Dua Hari Pesta, lalu Final Lagi

Dua Hari Pesta, lalu Final Lagi

Para suporter AC Milan di Liga Champions 2023/2024 (c) AP Photo/Martin Meissner

Tiga hari setelah mengangkat trofi Liga Champions, Milan bermain di leg kedua final Coppa Italia. Waktu istirahat nyaris tak ada, tapi mental juara membuat mereka tetap melangkah. “Kami hanya punya dua hari pesta dan dua sesi latihan,” kata Serginho.

Pada leg kedua, Milan sempat tertinggal 0-2 dari Roma. “Secara mental dan psikologis, kami kelelahan setelah melawan Juve,” ungkapnya. Namun, kualitas individu tetap berbicara. “Rivaldo dan Inzaghi menuntaskan semuanya.”

Kini, pengalaman itu dijadikan cermin untuk skuad Milan saat ini. Mereka butuh performa tanpa celah agar tak mengulangi sejarah buruk.

3 dari 7 halaman

Pesan Serginho: Milan Harus 100 Persen

Pesan Serginho: Milan Harus 100 Persen

Pertandingan AC Milan vs Bologna di San Siro pada pekan 36 Serie A 2024/25 (c) Spada/LaPresse via AP

Serginho melihat Milan musim ini masih kerap kehilangan fokus di tengah pertandingan. “Selama 90 menit, mereka naik-turun. Blackout yang tak bisa dibiarkan,” ujarnya. Jika hal itu terulang, Milan bisa saja celaka.

Meski begitu, dia masih menyimpan optimisme. “Saya masih berharap Milan bisa kembali ke Liga Champions, tapi itu tidak mudah,” ucapnya. Maka, final Coppa Italia ini harus dimaksimalkan.

“Milan harus tampil 100 persen. 80 persen saja tak cukup untuk menang,” tegasnya. “Kami butuh performa seperti hari Jumat saat mereka membalikkan keadaan.”

4 dari 7 halaman

Ancaman yang Bisa Dihadirkan Bologna

Ancaman yang Bisa Dihadirkan Bologna

Selebrasi Riccardo Orsolini dalam laga Serie A antara AC Milan vs Bologna, Sabtu (10/5/2025). (c) Bologna FC Official

Serginho tak lupa memberi perhatian kepada Bologna yang tampil impresif musim ini. “Mereka tim berbahaya dan terorganisir. Mentalitas mereka menyerang dan itu terlihat saat lawan Milan Jumat lalu,” ujarnya.

Bologna memang belum pernah juara Coppa Italia dalam waktu lama dan datang dengan motivasi tinggi. Mereka juga memiliki sejumlah pemain yang bisa merepotkan lini belakang Milan. “Castro kuat, tapi saya juga suka Orsolini,” tambahnya.

Satu hal yang tak boleh dilakukan Rossoneri: lengah. “Lini depan mereka berbahaya. Kalau lengah, mereka akan menghukum Anda.”

5 dari 7 halaman

Dari Pulisic ke Leao: Penentu Laga Final

Dari Pulisic ke Leao: Penentu Laga Final

Rafael Leao menguasai bola dalam laga AC Milan vs Como di Serie A, Minggu (16/3/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Antonio Calanni

Serginho menyoroti dua nama penting untuk Milan di final: Christian Pulisic dan Rafael Leao. “Pulisic memang sempat menurun antara Februari dan Maret, tapi sekarang dia kembali bugar,” katanya. “Leao, bagi saya, dia pemain paling menentukan di skuad. Statistiknya berbicara.”

Dia juga menyoroti perubahan taktik yang mulai menunjukkan hasil. “Dengan 3-4-3, Milan terlihat lebih percaya diri. Conceicao sudah bekerja keras sejak Januari dengan waktu yang terbatas.”

Menutup musim dengan dua trofi, menurut Serginho, bukanlah hasil buruk. Tekanan memang besar, tapi Milan harus menikmatinya dan tidak terbebani.

6 dari 7 halaman

Final Adalah Soal Mentalitas

Final Adalah Soal Mentalitas

Selebrasi Santiago Gimenez di laga AC Milan vs Bologna pada pekan 36 Serie A 2024/25 (c) Spada/LaPresse via AP

Menurut Serginho, kunci final bukan hanya taktik, tapi mental. “Motivasi itu mudah dicari. Namun, mengelola ketegangan jauh lebih sulit,” katanya. “Kalau terlalu tegang, energi terkuras dan malah jadi musuh diri sendiri.”

Dia memuji cara Ancelotti mempersiapkan Milan untuk pertandingan besar. “Ancelotti sangat hebat menciptakan ketenangan. Di Manchester dan Athena, dia melakukannya dengan sempurna,” kenangnya.

“Gattuso, Pirlo, dan Nesta sulit tidur sebelum final. Kami orang Brasil, lebih santai. Ronaldo, misalnya, sebelum final pun tenangnya seperti mau main di laga persahabatan.”

7 dari 7 halaman

Harapan dari Sang Legenda

Harapan dari Sang Legenda

Selebrasi Christian Pulisic di laga AC Milan vs Bologna pada pekan 36 Serie A 2024/25 (c) Spada/LaPresse via AP

Menjelang laga penting ini, Serginho memberikan pesan sederhana, tapi kuat kepada para penerusnya di Milan.

“Lakukan seperti kami dan bawa kembali Coppa Italia ke Milan setelah 22 tahun,” ujarnya.

Dia tak mau memberi prediksi, tapi yakin pada semangat tim. “Tak ada prediksi, tapi saya percaya pada Rossoneri.”

Sumber: SempreMilan