Indonesia Kecam Serangan Israel ke Doha: Pelanggaran Keras, Ancaman Besar Terhadap Keamanan dan Perdamaian

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Doha: Pelanggaran Keras, Ancaman Besar Terhadap Keamanan dan Perdamaian
Qatar menyambut Piala Dunia 2022 (c) AP Photo

Bola.net - Pemerintah Republik Indonesia menyampaikan kecaman keras atas serangan Israel yang menyasar pimpinan Hamas di Doha, Qatar, pada Selasa (9/9/2025).

"Serangan Israel ke Doha, Qatar, pada 9 September 2025 merupakan pelanggaran keras terhadap hukum internasional, termasuk Piagam PBB, pelanggaran terhadap kedaulatan Qatar, dan ancaman besar terhadap keamanan dan perdamaian kawasan," tegas Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) melalui akun resmi X, Selasa.

Kemlu RI menambahkan, "Serangan ini berisiko mengeskalasi dan memperluas konflik di kawasan. Indonesia mengecam agresi ini dan kembali mengulangi seruannya kepada Dewan Keamanan PBB untuk memenuhi mandatnya dengan mengambil langkah segera dan secara tegas menghentikan tindakan Israel dan menjamin akuntabilitas."

Indonesia juga menegaskan posisinya untuk berdiri bersama Qatar. "Indonesia menegaskan kembali solidaritasnya terhadap pemerintah dan rakyat Qatar dan menekankan komitmennya untuk mendukung semua upaya diplomatis untuk mencapai penyelesaian adil, komprehensif, dan perdamaian berkelanjutan di Timur Tengah di bawah solusi dua negara," lanjut pernyataan Kemlu RI.

1 dari 2 halaman

Reaksi Hamas

Pimpinan Hamas dilaporkan selamat dari serangan Israel di ibu kota Qatar tersebut. Namun, sedikitnya enam orang tewas dalam peristiwa itu, sebagaimana disampaikan Hamas dalam pernyataan resmi pada Selasa malam.

Menurut kelompok Palestina itu, serangan Israel bertujuan menggagalkan pembicaraan pertukaran tahanan serta negosiasi gencatan senjata terkait perang di Gaza, yang oleh Hamas disebut sebagai tindakan genosida. Hingga kini, lebih dari 64.000 warga Palestina dilaporkan meninggal akibat agresi Israel di Gaza.

"Hal ini sekali lagi mengungkapkan sifat kriminal pendudukan (Israel) dan keinginannya untuk merusak setiap peluang tercapainya kesepakatan," tegas Hamas seperti dikutip Al Jazeera.

Hamas menilai serangan Israel tersebut sebagai kejahatan keji, agresi terang-terangan, dan pelanggaran mencolok terhadap semua norma dan hukum internasional.

Kelompok itu menyebut enam orang tewas, termasuk putra dan salah satu ajudan pemimpin Hamas, Khalil al-Hayya. Kementerian Dalam Negeri Qatar juga mengonfirmasi seorang petugas keamanan termasuk di antara korban.

Anggota biro politik Hamas, Suhail al-Hindi, menuding Amerika Serikat ikut bertanggung jawab atas serangan itu. Ia menyebut, saat insiden terjadi, para pemimpin Hamas tengah membahas proposal gencatan senjata terbaru dari AS dengan sikap positif.

2 dari 2 halaman

Qatar Siapkan Respons

Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, melalui percakapan telepon dengan Presiden AS Donald Trump, mengecam serangan Israel yang disebutnya sebagai aksi kriminal dan sembrono. Dalam pernyataan resmi, ia menegaskan serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap kedaulatan serta keamanan Qatar.

Sementara itu, Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menyebut serangan Israel sebagai bentuk terorisme negara. Ia menekankan Qatar tidak akan tinggal diam dan akan mengambil langkah nyata, termasuk membentuk tim hukum untuk menuntut Israel bertanggung jawab atas tindakannya.

"Hari ini, kita telah mencapai titik balik agar ada respons dari seluruh kawasan terhadap perilaku barbar semacam ini," tegas Sheikh Mohammed.

Ia juga menyerukan persatuan negara-negara Timur Tengah dalam menghadapi agresi Israel.

Sebagai catatan, keberadaan kantor Hamas di Doha sendiri awalnya dibuka atas permintaan Amerika Serikat untuk memfasilitasi proses perdamaian.

Disadur dari Liputan6: Khairisa Ferida, 10 September 2025