
Bola.net - Kasus keracunan yang dialami pelajar setelah mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) terus bertambah. Menyikapi situasi ini, muncul usulan agar pemerintah menghentikan sementara program MBG dan melakukan evaluasi menyeluruh. Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyatakan sependapat dengan langkah tersebut.
"Ya harus selalu dilakukan evaluasi untuk bisa ditindaklanjuti, untuk bisa pelaksanaannya di lapangan bisa menjadi lebih baik dan jangan sampai kemudian anak-anak yang kemudian dirugikan," kata Puan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (22/9/2025).
Puan mengakui, evaluasi atas banyaknya kasus keracunan MBG bukanlah hal mudah. Namun, menurutnya, langkah tersebut tetap harus dilakukan secara komprehensif.
"Memang tidak mudah untuk melaksanakan hal tersebut karenanya memang pihak-pihak yang terkait harus bisa melakukan evaluasi total," pungkasnya.
KPAI Desak Penghentian Sementara MBG
Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah untuk menghentikan sementara program MBG. Desakan itu disampaikan menyusul meningkatnya kasus keracunan yang menimpa anak-anak. KPAI menilai Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pelaksana program perlu melakukan evaluasi menyeluruh agar kasus serupa tidak kembali terjadi.
"KPAI menyoroti berbagai peristiwa keracunan makanan yang terus meningkat, kejadiannya bukan menurun ya. Satu kasus anak yang mengalami keracunan bagi KPAI sudah cukup banyak," ujar Wakil Ketua KPAI Jasra Pustra dalam keterangan pers, Minggu (21/9/2025).
Menurut KPAI, evaluasi total sangat diperlukan sebelum program kembali dijalankan. Program MBG baru bisa dilanjutkan jika panduan dan instrumen pengawasan yang disusun BGN benar-benar diterapkan secara efektif.
Kasus Keracunan Sudah Mengkhawatirkan
Jasra menilai kasus keracunan makanan yang terjadi dalam program MBG sudah berada pada titik yang tidak bisa ditolerir. Bahkan, peristiwa serupa juga menimpa anak-anak usia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
"Keracunan makanan yang dialami anak Indonesia dalam program MBG, seperti sudah tidak bisa ditolerir. Saya kira pertahanan anak sekecil itu, sangat berbeda dengan orang dewasa. Apalagi kita tahu, kebijakan negara yang mengetahui kondisi dari dalam keluarga (masih sulit di tembus)," ujarnya.
Disadur dari Liputan6: Delvira Hutabarat, 22 Setember 2025
Baca Ini Juga:
- Ancaman Dolar AS Mengintai, Mampukah Harga Emas Tembus Level Psikologis USD 3.700?
- Terpilih Aklamasi, Moreno Soeprapto Jadi Ketua Umum IMI 2025-2030
- Jadwal Prabowo Subianto Berpidato di Sidang Umum PBB
- KPAI Usulkan Program MBG Dihentikan Sementara untuk Evaluasi Menyeluruh
- RUU Perampasan Aset Masuk Prolegnas Prioritas 2025 dan 2026
- Istana Minta Maaf, Kasus Keracunan MBG Kembali Terjadi
Advertisement
Berita Terkait
-
News 22 September 2025 16:28
Kasus Keracunan MBG Meningkat, Puan Maharani Dorong Evaluasi Menyeluruh
-
News 22 September 2025 16:26
Libur Nasional Oktober 2025: Jadwal Lengkap Tanggal Merah dan Cuti Bersama
-
News 22 September 2025 11:33
Ancaman Dolar AS Mengintai, Mampukah Harga Emas Tembus Level Psikologis USD 3.700?
-
News 21 September 2025 18:06
Terpilih Aklamasi, Moreno Soeprapto Jadi Ketua Umum IMI 2025-2030
-
News 21 September 2025 15:55
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 22 September 2025 18:32
-
Tim Nasional 22 September 2025 18:19
-
Liga Champions 22 September 2025 18:15
-
Liga Champions 22 September 2025 17:55
-
Bola Indonesia 22 September 2025 17:33
-
Liga Champions 22 September 2025 17:18
HIGHLIGHT
- 3 Kandidat Pengganti Robert Lewandowski di Barcelo...
- 5 Target Manchester United yang Gagal Direkrut pad...
- 5 Transfer Termahal Manchester United Era Erik Ten...
- Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Am...
- 6 Pemain Top yang Gabung Klub Liga Arab Saudi Musi...
- Deretan Pemain dengan Gaji Fantastis di La Liga 20...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...