
Bola.net - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti perbandingan kinerja pertumbuhan ekonomi nasional antara masa pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Dikutip dari Antara, Jumat (17/10/2025), Purbaya menjelaskan bahwa di era SBY, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai sekitar 6 persen meski pembangunan infrastruktur tidak seagresif masa pemerintahan Jokowi. Sementara itu, pada era Jokowi, rata-rata pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5 persen.
Menurut Purbaya, perbedaan tersebut disebabkan oleh fokus kebijakan ekonomi masing-masing pemerintahan. Jokowi lebih menitikberatkan pada belanja pemerintah sebagai motor penggerak ekonomi, sedangkan SBY cenderung mendorong sektor swasta.
Melalui posisinya sebagai Menteri Keuangan saat ini, Purbaya berkomitmen untuk menggabungkan kedua pendekatan tersebut secara seimbang, dengan target pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 6 persen.
Purbaya juga mengamati adanya tekanan ekonomi yang meningkat sejak April hingga Agustus 2025, terutama pada sektor riil. Ia menilai demonstrasi besar yang terjadi pada akhir Agustus lalu lebih disebabkan oleh tekanan ekonomi dibandingkan faktor politik.
“Rakyat langsung merasakan tekanan di perekonomian. Kalau sudah kesal, mereka turun ke jalan. Jadi itu bukan protes karena politiknya kacau, tetapi karena ekonomi mereka susah. Kalau nggak cepat diperbaiki, nggak akan berhenti demonya dan kita akan susah terus ke depan,” ujar Menkeu Purbaya.
Keputusan Purbaya Soal Penempatan Saldo Anggaran Lebih
Pengamatannya tersebut menjadi dasar bagi keputusan Purbaya untuk menempatkan dana pemerintah atau Saldo Anggaran Lebih (SAL) senilai Rp200 triliun di bank-bank Himpunan Milik Negara (Himbara). Melalui kebijakan itu, ia menargetkan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat melalui peningkatan kredit bagi sektor riil.
Purbaya mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut telah menunjukkan hasil positif. Hal itu terlihat dari pertumbuhan uang beredar—atau base money (M0)—yang meningkat hingga 13,2 persen.
“Artinya apa? Gelontoran uang saya (pemerintah) sudah menambah likuiditas di sistem finansial kita secara signifikan. Saya akan monitor itu dari bulan ke bulan seperti apa. Kalau kurang, saya tambah lagi,” tuturnya.
Prabowo Kumpulkan Menteri dan Beri Tugas Khusus untuk Purbaya
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menteri di kediaman pribadinya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025). Dalam pertemuan itu, Prabowo memberikan instruksi khusus kepada Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa agar meningkatkan penerimaan pajak negara.
"Tadi dibahas mengenai progres peningkatan pajak yang kita harapkan di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan yang baru kita berharap terjadi peningkatan pendapatan pajak kita," kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi kepada wartawan usai mengikuti rapat, Kamis (16/10/2025).
Selain itu, Prabowo juga memerintahkan agar regulasi terkait devisa hasil ekspor (DHE) ditinjau ulang dan disempurnakan. Tujuannya agar kebijakan tersebut dapat berjalan optimal serta memberikan manfaat yang maksimal bagi perekonomian nasional.
"Bapak Presiden menghendaki untuk kita terus-menerus melakukan review terhadap peraturan-peraturan yang berkenaan dengan masalah keuangan kita," ujarnya.
"Termasuk di dalamnya tentang aturan devisa hasil ekspor, untuk sekali lagi terus dilakukan penyempurnaan supaya apa yang diharapkan dari diberlakukannya aturan ini dapat berjalan dengan optimal," sambung Prasetyo.
Selain itu, Presiden juga menugaskan Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk mencari solusi terkait ketersediaan pupuk nasional agar pasokan tetap aman. Prabowo bahkan menyarankan agar pabrik-pabrik pupuk direvitalisasi guna meningkatkan kualitas dengan biaya produksi yang lebih efisien.
"Sehingga jauh lebih efisien dengan harapan akan dapat menurunkan harga pupuk yang ini harapannya tentu akan meringankan para petani kita," tutur Prasetyo.
Sumber: Liputan6, Septian Deny
Baca Ini Juga:
- Jangan Asal Sarapan! Tiga Menu Ini Sebaiknya Tidak Dikonsumsi di Pagi Hari
- Liputan6.com Connect Ajak Mahasiswa Paramadina Jadi Generasi Cerdas Digital
- Ini Profil Lengkap Glenny Kairupan, Dirut Baru Garuda Indonesia
- Harga Perak Melonjak Tajam, Terimbas Rekor Emas dan Spekulasi Kebijakan The Fed
- Rupiah Perkasa Rabu 15 Oktober Pagi Ini, Ternyata Ini Dua Faktor Pendorong Utamanya
Advertisement
Berita Terkait
-
News 18 Oktober 2025 12:02
Target Listrik 5.700 Desa 2030: Menanti Realisasi Janji Swasembada Energi
-
News 17 Oktober 2025 16:53
Mensos Gus Ipul: Anugerah Liputan6 Adalah Cerminan Nurani Bangsa.
-
News 17 Oktober 2025 16:29
Pesan dari Panggung Anugerah Liputan6: AI Tanpa Manusia Takkan Pernah Punya Makna
-
News 17 Oktober 2025 16:16
Raih Anugerah Liputan6, Ini Rahasia BRI Sukses Gerakkan Ekonomi Hijau
LATEST UPDATE
-
Liga Inggris 18 Oktober 2025 22:38
-
Liga Inggris 18 Oktober 2025 22:30
-
Liga Inggris 18 Oktober 2025 22:26
-
Liga Inggris 18 Oktober 2025 22:03
-
Liga Italia 18 Oktober 2025 22:00
-
Liga Inggris 18 Oktober 2025 21:42
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 3 Alasan Kuat Manchester United Harus Lepas Ruben ...
- 5 Pelatih yang Berpeluang Besar Gantikan Ruben Amo...
- Carvajal dan Trent Cedera, Ini 5 Pemain yang Bisa ...
- 5 Pemain Super yang Pernah Bermain untuk Barcelona...
- Ruben Amorim di Ujung Tanduk, 5 Pemain MU yang Bis...
- 5 Manajer yang Paling Sering Tampil di Premier Lea...
- 5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe M...