Revolusi Agraria 4.0: Ini Peta Jalan Lengkap Transformasi Digital BPN Hingga 2028

Revolusi Agraria 4.0: Ini Peta Jalan Lengkap Transformasi Digital BPN Hingga 2028
Gen Y dan Z Punya Peran Strategis dalam Transformasi Digital Layanan Pertanahan. (c) dok.atrbpn

Bola.net - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) tengah menjalankan sebuah transformasi besar. Era baru layanan pertanahan berbasis digital penuh kini sedang dipersiapkan.

Pemerintah menargetkan pada tahun 2028, semua layanan akan beralih ke sistem digital. Sertifikat tanah dalam bentuk cetak secara bertahap akan digantikan oleh sertifikat elektronik.

Langkah strategis ini tidak hanya berhenti pada digitalisasi dokumen semata. Teknologi canggih seperti blockchain dan smart contract akan menjadi tulang punggung sistem yang baru.

Selain itu, Kementerian ATR/BPN juga sedang menyiapkan dukungan Generative Artificial Intelligence (AI). Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan potensi penerimaan negara.

Transformasi ambisius ini menandai babak baru dalam upaya pemerintah memberikan kepastian hukum. Tujuannya jelas, yaitu menciptakan sistem yang lebih aman, transparan, dan efisien.

Lantas, bagaimana peta jalan yang disiapkan pemerintah untuk mencapai target ini dan apa peran teknologi di dalamnya? Berikut adalah rincian dari rencana revolusioner tersebut.

1 dari 3 halaman

Peta Jalan Menuju Era Digital Penuh

Transformasi digital di Kementerian ATR/BPN sejatinya telah dimulai sejak tahun 2024. Implementasi Sertifikat Elektronik di seluruh Kantor Pertanahan menjadi tonggak awalnya.

Inovasi ini kemudian berlanjut pada tahun 2025. Layanan Peralihan Hak Atas Tanah Elektronik mulai diterapkan di hampir seluruh provinsi di Indonesia.

Selanjutnya, mulai tahun 2026, akan terjadi pergeseran fundamental. Sertifikat digital akan menjadi standar utama, sedangkan sertifikat cetak hanya akan menjadi opsi tambahan.

Puncaknya, pada tahun 2028, seluruh layanan pertanahan ditargetkan sudah sepenuhnya digital. Sistem ini akan berjalan di atas platform yang aman dan terdesentralisasi.

2 dari 3 halaman

Blockchain dan AI sebagai Tulang Punggung Sistem

Untuk menjamin keamanan dan transparansi, pemerintah akan mengandalkan teknologi blockchain. Sistem ini diyakini mampu mengurangi risiko pemalsuan sertifikat secara signifikan.

Direktur Jenderal PHPT ATR/BPN, Asnaedi, menegaskan visi jangka panjang tersebut. Ia menyebut blockchain dan smart contract akan menjadi standar operasional di masa depan.

“Mulai 2028, layanan pertanahan diharapkan sudah fully digital dengan penerapan blockchain pertanahan dan smart contract,” ujar Asnaedi, dikutip dari Antara, Senin (6/10/2025).

Di sisi lain, pemerintah juga menyiapkan Generative AI Pertanahan. Sistem cerdas ini akan mengintegrasikan seluruh peraturan untuk membantu pengambilan keputusan dan berpotensi menambah PNBP.

3 dari 3 halaman

Peran Sentral Generasi Muda dan Transformasi SDM

Di balik kecanggihan teknologi, faktor sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci. Asnaedi menekankan peran penting Generasi Milenial (Y) dan Z dalam transformasi ini.

Menurutnya, generasi muda yang memiliki keseimbangan hard skill dan soft skill akan menjadi motor penggerak. Mereka diharapkan mampu melahirkan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan zaman.

“Kita berharap Gen Y dan Z yang matang secara ilmu, keterampilan, kepercayaan diri, dan kemauan kuat bisa menjadi motor penggerak transformasi digital ATR/BPN. Taruna dan Taruni STPN merupakan bagian dari generasi tersebut,” kata Asnaedi.

Sejalan dengan itu, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) juga tengah bertransformasi. Institusi ini akan menjadi Politeknik agar lulusannya lebih siap menghadapi tantangan industri.