
Bola.net - - Eks rider MotoGP, Max Biaggi mengaku prihatin melihat konflik di antara para pabrikan peserta usai Ducati dinilai menyalahi regulasi teknis dengan memasangkan winglet pada swingarm ketiga motor Desmosedici GP19 di Losail, Qatar dua pekan lalu. Menurut Biaggi, regulasi teknis mengenai aerodinamika MotoGP masih sangat tertinggal dibanding Formula 1.
Meski Ducati menegaskan winglet tersebut hanya berfungsi mendinginkan ban belakang, empat pabrikan lawan meyakini perangkat itu punya fungsi lebih. Aprilia, Honda, KTM dan Suzuki menilai winglet itu menghasilkan tambahan downforce. Atas penilaian ini, keempat pabrikan tersebut pun melayangkan protes kepada FIM Stewards Panel dan Court of Appeal.
"Masalahnya, aerodinamika selalu menjadi bahasan penting dalam regulasi, karena batasan legal dan ilegalnya sangat tipis. Kita tahu benar bahwa di F1, para ahli aerodinamika selalu mencari celah pada regulasi demi keuntungan tim. Sementara itu, selama beberapa tahun terakhir aerodinamika sangat berkembang pesat di MotoGP," ungkap Biaggi lewat unggahannya di Facebook.
Berkaca pada Insiden Iannone-Bagnaia
Empat kali juara dunia GP250 dan dua kali juara WorldSBK ini juga yakin MotoGP harus berkaca pada insiden lepasnya winglet pada fairing Ducati milik Andrea Iannone pada 2016, begitu juga Francesco Bagnaia di Qatar dua pekan lalu. Usai insiden ini, keduanya kembali ke pit dan disebut Biaggi menyatakan ada penurunan performa yang drastis tanpa winglet.
"Sebelumnya, hal macam ini tak pernah terpikirkan! Insiden ini merupakan jawaban besar pada semua keraguan soal kegunaan perangkat aerodinamika. Saya rasa, dengan tenaga yang begitu besar, kita tak bisa lagi tampil tanpa winglet demi memastikan ban depan tetap menempel pada aspal. Winglet membuktikan adanya keuntungan pada tingkat keselamatan dan performa," ungkapnya.
Belajar dari Formula 1
The Roman Emperor juga yakin bahwa biaya pengembangan aerodinamika harus dikendalikan, salah satu caranya adalah dengan sigap menentukan regulasi teknis dan memberikan kejelasan batas legalitas setiap perangkat. Soal ini, ia menyebut MotoGP masih harus belajar banyak dari sektor aerodinamika F1.
"Cara terbaik untuk menghindari pembengkakan biaya pengembangan aerodinamika adalah adaptasi cepat pada regulasi. Regulasi harus diputuskan dengan cepat, dan harus jelas apa yang diperbolehkan dan dilarang. MotoGP butuh aturan yang tegas demi menghindari perdebatan dan pembengkakan biaya balap. Dalam hal ini seharusnya kita bisa belajar dari F1," tutupnya.
Advertisement
Berita Terkait
-
Otomotif 5 September 2025 16:42
Hasil FP1 MotoGP Catalunya 2025: Pedro Acosta dan Johann Zarco Memimpin
-
Otomotif 4 September 2025 16:12
Daftar Pembalap MotoGP 2026: Yamaha Pertahankan Jack Miller di Pramac Racing
LATEST UPDATE
-
Piala Dunia 6 September 2025 11:10
-
Liga Inggris 6 September 2025 11:05
-
Liga Inggris 6 September 2025 10:52
-
Liga Inggris 6 September 2025 10:49
-
Tim Nasional 6 September 2025 10:24
-
Tim Nasional 6 September 2025 10:18
HIGHLIGHT
- Eberechi Eze
- 7 Pemain yang Pernah Disejajarkan dengan Lionel Me...
- 9 Transfer yang Direbut Klub Lain: Eze, Willian, H...
- Eberechi Eze Menyusul? 5 Pemain yang Lebih Memilih...
- 5 Manajer Premier League yang Paling Berisiko Dipe...
- 4 Pemain Bebas Transfer yang Bisa Direkrut Real Ma...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...