
Bola.net - MotoGP merupakan kejuaraan balap motor paling akbar di dunia, dan juga merupakan salah satu cabang olahraga paling berbahaya pula di muka bumi. Alhasil, keselamatannya juga wajib berstandar tinggi, baik sirkuit penyelenggaranya maupun perlengkapan para pembalapnya, termasuk baju balap.
Grand Prix balap motor digelar pertama kali pada 1949, dan baju balap mulai digunakan pada era 1950-an. Kualitas dan standar keselamatannya terus dikembangkan lebih jauh. Pada 2024, tercatat ada lima pabrikan baju balap yang berpartisipasi, yakni Alpinestars, Furygan, Dainese, Ixon, dan Rev'it.
Tak hanya menghindari cedera, baju balap juga bertujuan menyelamatkan nyawa. Alhasil, desain baju balap tak main-main. Riset dilakukan bertahun-tahun dan selalu mengalami perkembangan. Bahkan, MotoGP menjadi 'laboratorium' untuk mengembangkan perlengkapan pengendara motor di jalanan umum.
Ada beberapa fakta unik di balik baju balap yang dikenakan para rider MotoGP. Dari cara pembuatannya, bahan yang dipakai, sampai kelengkapan apa yang harus dipenuhi sebuah pabrikan. Mau tahu apa saja? Berikut ulasannya. Simak yuk, Bolaneters!
Bahan dan Ketebalan
Baju balap para rider MotoGP terbuat dari kulit kangguru, meski Alpinestars juga menyajikan opsi kulit sapi, yang biasanya dipakai oleh juara dunia MotoGP 2007 dan 2012, Casey Stoner. Kulit kangguru sendiri memiliki ketahanan gesek yang baik, kurang lebih sampai 27 meter.
Sebagai perbandingan, bahan kevlar memiliki ketahanan gesek kurang lebih 7 meter, sementara nilon 2 meter. Baju balap MotoGP juga harus memiliki ketebalan 1,2-1,4 cm. Sebagai perbandingan, jaket pengendara motor di jalanan umum biasanya memiliki ketebalan 0,9 cm.
Airbag
Sejak 2018, seluruh pembalap Grand Prix wajib mengenakan airbag di dalam baju balap mereka, tak peduli apa mereknya. Airbag wajib melindungi bahu dan tulang selangka rider, begitu juga pinggul. Sejauh ini, hanya Dainese dan Alpinestars yang memiliki teknologi airbag.
Namun, para rider yang tak mengenakan kedua merek baju balap ini masih bisa menggunakan airbag. Pasalnya, dua pabrikan asal Italia ini juga memproduksi rompi airbag yang bisa dipakai oleh rider non-Dainese dan non-Alpinestars.
Pelindung Dada dan Punggung
Selain airbag, pembalap juga wajib menggunakan pelindung dada dan punggung di dalam baju balap mereka. Biasanya, kedua perlengkapan ini sudah satu paket disediakan oleh pabrikan baju balap masing-masing.
Para rider diizinkan memilih pelindung punggung yang hanya menutupi bagian tengah atau seluruh permukaan kulit. Yang terpenting, wajib menutupi area tulang belakang. Pelindung ini dicetuskan oleh dua kali juara GP500, Barry Sheene, yang berkolaborasi dengan Dainese pada era 1970an.
Berat Baju Balap
Kulit kangguru sebagai bahan utama baju balap MotoGP dinilai lebih tahan lama dan lentur dibanding kulit sapi. Selain itu, MotoGP.com juga menyatakan bahwa kulit kangguru juga bisa membuat baju balap lebih ringan. Ini krusial untuk kenyamanan pembalap saat berkendara.
Berat baju balap MotoGP juga bervariasi, menyesuaikan postur tubuh si pemakai. Contohnya, Dani Pedrosa yang merupakan test rider KTM, menggunakan Alpinestars dan baju balapnya seberat 3 kg. Valentino Rossi yang merupakan ikon Dainese, memiliki baju balap seberat 3,5 kg.
Lewat situs resmi Red Bull, Alpinestars mengaku mencatat rata-rata baju balap mereka memiliki berat sampai 4,5 kg. Namun, berat baju balap ini juga bisa berubah-ubah ketika menyerap keringat pembalap atau terguyur hujan.
Tempat Minum
Pada baju balap MotoGP terlihat jelas terdapat sebuah 'punuk' di bagian atas punggung pembalap. Selain bisa melindungi bagian leher dan punggung, 'punuk' tersebut juga merupakan tempat minum pembalap.
Menurut Alpinestars, volumenya hanya berkisar 200-300 ml. Para pembalap MotoGP sendiri jarang memakai fitur ini, meski kadang-kadang mereka menggunakannya dalam cuaca panas seperti saat di Thailand atau Malaysia.
Handmade dan Jumlah per Musim
Menurut Box Repsol, baju balap para rider MotoGP dibuat secara handmade sesuai dengan ukuran tubuh mereka. Kain dan perangkat pelindung harus benar-benar pas dengan tubuh pembalap, tak boleh terlalu longgar dan tak boleh terlalu ketat.
Semua pembalap yang dinaungi Alpinestars total memiliki 13 baju pembalap per musim. Meski begitu, biasanya para rider hanya membawa empat baju balap di tiap pekan balap. Setiap baju balap butuh lebih dari tujuh jam untuk dijahit.
Sumber: Box Repsol, Red Bull, MotoGP
Baca juga:
- Jorge Martin Sempat Siapkan Baju Balap Ducati Lenovo Team Sebelum Gagal Juarai MotoGP 2023
- Daftar Pembalap MotoE 2024: 3 Tim Pergi, 3 Tim Baru Datang
- Daftar Pembalap Honda di MotoGP 2024: Kedatangan 2 Eks Rider Ducati, Bakal Bangkit?
- Casey Stoner: Marc Marquez Masih Rider Terbaik, Tapi Juara Bareng Ducati Nggak Semudah Itu!
- Casey Stoner Dukung Marc Marquez ke Ducati: Tapi Mungkin Dia Lebih Senang di Honda
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:25
Mees Hilgers Hubungi Erick Thohir, Minta Maaf Gara-gara Absen Bela Timnas Indonesia
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:14
Hasil Ukraina vs Prancis: Mbappe Pastikan Les Blues Petik Tiga Poin
-
Piala Dunia 6 September 2025 04:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 03:31
Rapor Pemain Timnas Indonesia Usai Libas Chinese Taipei 6-0: Menyala Timnasku!
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 6 September 2025 07:08
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:25
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:14
-
Piala Dunia 6 September 2025 04:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 03:31
HIGHLIGHT
- Eberechi Eze
- 7 Pemain yang Pernah Disejajarkan dengan Lionel Me...
- 9 Transfer yang Direbut Klub Lain: Eze, Willian, H...
- Eberechi Eze Menyusul? 5 Pemain yang Lebih Memilih...
- 5 Manajer Premier League yang Paling Berisiko Dipe...
- 4 Pemain Bebas Transfer yang Bisa Direkrut Real Ma...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...