
Bola.net - - Hasil finis ketiga dan podium di MotoGP Argentina akhir pekan lalu diyakini Andrea Dovizioso sebagai bukti adanya peningkatan besar pada performa motor Desmosedici GP19 bila dibanding dengan GP18. Hal ini dinyatakan Dovizioso kepada Crash.net, mengingat Sirkuit Termas de Rio Hondo dikenal tak bersahabat dengan Ducati.
Dalam balapan kali ini, Dovizioso memang gagal meraih kemenangan usai Marc Marquez langsung melenggang bebas di depan, namun ia mampu bertarung sengit dengan rider lain untuk memperebutkan kemenangan. Mengingat Termas bersahabat dengan Honda, Dovizioso sendiri dapat memaklumi kemenangan Marquez, yang finis nyaris 10 detik di depannya.
"Jika Marc sudah begini, ia sangat sulit dikalahkan. Sayangnya, ini bukan hal baru lagi! Di beberapa trek, dalam beberapa momen, dengan Marc kami harus melihat gambaran besarnya dan mencoba untuk meraih poin maksimal," ungkap Dovizioso, yang dikalahkan Valentino Rossi tepat di lap terakhir.
Tak Puas Performa Ban
Berkendara dengan ban depan keras dan ban belakang lunak, Dovizioso mengaku tak puas atas performanya. Ia mengaku kesulitan menghemat ban demi bertahan dari Rossi, yang terus membuntutinya sejak lap pertama. Buruknya performa ban pun membuat Dovizioso tak bisa berbuat banyak saat Rossi berusaha menyalipnya di Tikungan 7 dan menduduki posisi kedua.
"Kami senang dapat poin penting di trek yang buruk, tapi saya tak puas cara kerja ban kami. Saya tak bisa cepat selama 10 lap terakhir, demi memperlebar margin dari Vale. Jadi Vale bisa mempelajari cara saya berkendara dan menyalip saya di lap terakhir. Saya tak bisa membalas, tapi finis ketiga oke-oke saja. Kami akan menganalisa apa yang terjadi dan mencoba paham apa yang harus kami perbaiki," ungkapnya.
Buah Kerja Keras Ducati
Ducati dan Dovizioso memang tak pernah menang di Termas. Pada 2014, Dovizioso hanya mampu finis kesembilan, meski sempat finis kedua pada 2015. Pada 2016, ia bertabrakan dengan Andrea Iannone di tikungan terakhir dan harus mendorong motornya sendiri ke garis finis demi duduk di posisi 13. Pada 2017, ia gagal finis dan hanya finis keenam tahun lalu. Jadi finis ketiga tahun ini ia yakini adalah buah dari kerja keras Ducati.
"Tahun lalu, saya satu detik lebih lambat dari tahun ini. Saya rasa perbaikan kami sungguh besar, hingga bisa menargetkan podium. Ini tak cukup, karena kami bertarung dengan para rider hebat. Tapi saya rasa kecepatan kami konstan dan sejatinya layak untuk finis kedua. Tahun lalu saya finis keenam berkat banyak rider melakukan hal gila dan terjatuh. Jadi saya rasa tahun ini peningkatan kami cukup besar," tutupnya.
Advertisement
Berita Terkait
-
Otomotif 5 September 2025 16:42
Hasil FP1 MotoGP Catalunya 2025: Pedro Acosta dan Johann Zarco Memimpin
-
Otomotif 4 September 2025 16:12
Daftar Pembalap MotoGP 2026: Yamaha Pertahankan Jack Miller di Pramac Racing
LATEST UPDATE
-
Piala Dunia 6 September 2025 11:10
-
Liga Inggris 6 September 2025 11:05
-
Liga Inggris 6 September 2025 10:52
-
Liga Inggris 6 September 2025 10:49
-
Tim Nasional 6 September 2025 10:24
-
Tim Nasional 6 September 2025 10:18
HIGHLIGHT
- Eberechi Eze
- 7 Pemain yang Pernah Disejajarkan dengan Lionel Me...
- 9 Transfer yang Direbut Klub Lain: Eze, Willian, H...
- Eberechi Eze Menyusul? 5 Pemain yang Lebih Memilih...
- 5 Manajer Premier League yang Paling Berisiko Dipe...
- 4 Pemain Bebas Transfer yang Bisa Direkrut Real Ma...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...