Karier Menanjak, Marc Marquez 'Menderita' Harus Hidup Glamor

Karier Menanjak, Marc Marquez 'Menderita' Harus Hidup Glamor
Marc Marquez (c) HRC

Bola.net - - Masih berusia 25 tahun, Marc Marquez telah mengoleksi tujuh gelar dunia dan kerap disebut sebagai rider terbaik selama satu dekade terakhir. Selain prestasinya yang kian menanjak, Marquez pun semakin dikenali orang dan punya banyak penggemar. Atas alasan ini, gaya hidupnya pun ikut berubah. Lewat Speedweek, ia 'curhat' dan mengaku tak menginginkan situasi ini.

Menurut Marquez, popularitas merupakan bagian terburuk dari kariernya, hingga membuatnya tak lagi bisa hidup normal. Hal inilah yang membuatnya memutuskan tetap tinggal di Cervera, kota kecil di Spanyol yang berjarak 110 km dari Barcelona. Bahkan ia dan sang adik, Alex Marquez, sampai saat ini masih tinggal bersama orang tuanya.

"Saya suka Spanyol dan Italia. Tak ada tempat lain bagi saya. Saya paling suka makanannya, iklimnya dan gaya hidupnya. Menurut saya sempurna. Saya bisa masak pasta dan ayam bakar, tapi jangan minta saya masak risotto. Itulah alasan saya masih suka pulang ke rumah ibu. Saya juga suka main ski atau sepak bola. Saya tak punya hobi yang tak melibatkan olahraga," ujarnya.

1 dari 2 halaman

Jengkel Terpaksa Naik Jet Pribadi

Jengkel Terpaksa Naik Jet Pribadi

Marc Marquez (c) HRC

Dengan tujuh gelar dunia, 116 podium, 70 kemenangan dan banyak rekor hebat dalam genggaman, Marquez pun menjadi sensasi global. Wajahnya kerap dikenali di berbagai belahan bumi, dan ada harga mahal yang harus dibayar, yakni hilangnya privasi yang membuatnya harus mengubah gaya hidup. Marquez pun mengaku tak menyukai keterpaksaan ini.

"Lima tahun lalu, saya pikir gaya hidup saya takkan pernah berubah. Saya tak percaya bakal butuh rumah besar, jet pribadi atau area VIP di klub malam. Saya tak menginginkan keistimewaan ini. Kehidupan menggiring saya ke arah itu. Saat ini saya sedang membangun rumah baru, besar, karena saya butuh privasi," ungkapnya.

Ia bahkan benci harus mengendarai jet pribadi ketika bepergian. "Saya lebih suka pergi dengan cara normal, tapi bayangkan saja kehebohan yang terjadi di bandara Barcelona saat masa liburan. Saya nyaris ketinggalan pesawat tahun lalu, karena saya butuh waktu lama melepaskan diri dari kerumunan orang," lanjutnya.

2 dari 2 halaman

Rindu Jadi Anak Normal

Meski baru 11 tahun turun di ajang Grand Prix, Marquez mengaku rindu menjalani kehidupan yang sewajarnya, di mana ia bisa nongkrong dengan kawan-kawannya seperti orang biasa. Ia menyatakan bahwa menutup diri dari dunia luar bukanlah karakter aslinya, namun ia menyadari bahwa kehidupannya takkan bisa kembali seperti sedia kala.

"Saya tak suka duduk di meja VIP klub malam, karena saya lebih suka berdansa di lantai dengan teman-teman saya, tapi tak bisa. Kehidupan saya mengarah ke sana. Saya tak suka dan saya tak mau begini. Saya merindukan masa-masa normal. Saya juga masih mencoba tetap normal dan tinggal di kota saya. Tapi saya tak bisa jadi anak normal. Padahal saya suka bersosialisasi, tapi saya menyadari ini mustahil," tutupnya.