
Bola.net - - Musim ini, publik Prancis memiliki dua rider jagoan di ajang MotoGP, yakni Johann Zarco dan Fabio Quartararo. Sebagai juara dunia Moto2 2015-2016 dan pendobrak stereotipe rider berstatus 'satelit' selama dua tahun belakangan, Zarco pun dielu-elukan penggemar tuan rumah. Meski begitu, kini ia justru yakin bahwa Quartararo lah yang akan lebih dielu-elukan.
Usai merebut dua gelar di kelas intermediate, Zarco naik ke MotoGP pada 2017 bersama Monster Yamaha Tech 3. Meski mengendarai YZR-M1 yang ala kadarnya, ia malah berkali-kali mengasapi para rider pabrikan dan tampil sangat kompetitif. Tahun lalu, ia bahkan start dari pole di Le Mans, seri kandangnya. Sayang, ia malah gagal finis akibat terjatuh pada Lap 7.
"Itu adalah pelajaran yang sangat sulit saya telan, tapi saya bisa berkembang darinya. Memang benar ada 'Zarco Mania' tahun lalu. Saat itu saya jadi favorit pemenang dan start dari pole. Saya yakin bisa menang, tapi dengan proyek yang sekarang tidaklah memungkinkan. Tapi toh saya sudah pernah memberi penggemar Prancis sensasi menang," ujarnya via Tutto Motori.
Bukan Podium, Bidik 10 Besar
Zarco yakin dirinya masih punya talenta dan kemampuan untuk tampil kompetitif, namun ia memilih bersikap realistis usai bergabung dengan Red Bull KTM Factory Racing. Motor RC16 diketahui masih dalam tahap pengembangan, dan ia menyebut bahwa podium merupakan hasil masih sangat sulit diraih.
"Ini akan jadi balapan yang seperti seri lainnya, di mana saya hanya membidik 10 besar. Saya rasa pengembangan motor kami pada bulan Mei akan bisa membantu kami meraihnya, tapi tentu saya tak bisa menargetkan podium. Kami tak bisa memimpikannya karena saya merupakan bagian dari proyek pengembangan," ungkapnya.
Jagokan Quartararo Podium
Rider 28 tahun ini justru menjagokan Quatararo, yang saat ini masih berusia 19 tahun namun sudah naik ke MotoGP bersama Petronas Yamaha SRT. El Diablo diketahui menduduki posisi kedua dalam uji coba Qatar pada Februari, dan start di posisi kelima dalam seri pembuka di tempat yang sama dua pekan lalu, meski harus puas finis ke-16 usai mesinnya mati sesaat sebelum start.
"Kita belum tahu apa yang akan terjadi dalam tiga balapan ke depan, tapi mungkin Fabio akan bertarung di depan dan disambut seperti seorang bintang di Le Mans. Saat tiba di sana nanti, ia sudah mengantongi tiga balapan di luar Eropa ditambah Jerez, jadi ia bakal mengenal MotoGP lebih baik. Fabio sudah jadi bintang sejak di Moto3, karena semua orang memperhatikannya sejak balapan pertama pada 2015. Menurut saya, ia sudah punya cukup banyak pengalaman meski masih sangat muda," pungkas Zarco.
Advertisement
Berita Terkait
-
Otomotif 21 Oktober 2025 16:08
Mengenal Diogo Moreira, Rider Muda Asal Brasil yang Jadi Rookie Honda di MotoGP 2026
-
Otomotif 21 Oktober 2025 09:22
Jadwal Live Streaming MotoGP Malaysia 2025 di Vidio, 24-26 Oktober 2025
-
Otomotif 21 Oktober 2025 09:22
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 13:12
-
Liga Spanyol 22 Oktober 2025 12:29
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 11:59
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 11:49
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 11:43
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 11:28
MOST VIEWED
- Klasemen Sementara MotoGP 2025 Usai Seri Australia di Phillip Island
- Profil Raul Fernandez, Pemenang Terbaru MotoGP yang Terlambat Berkarier dan Sempat Benci Balap Motor
- Sejarah Baru MotoGP! Kini Semua Tim Peserta Sudah Pernah Cicipi Kemenangan, Siapa Saja Penyumbangnya?
- Jadwal Lengkap Balapan MotoGP 2025
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...